Daftar Isi [Tampilkan]
Mendengar kata ‘sunat’ atau ‘khitan’,
apa yang ada di benak kita? Takut, khawatir, anak-anak, dewasa, manfaat, proses
atau apa? Nah, kali ini saya akan membahas sedikit tentang khitan. Tidak banyak
yang akan saya uraikan di sini karena saya bukan orang yang tepat baik secara
medis maupun agama untuk menjelaskannya.
Saya hanya ingin berbagi/ sharing pengalaman ketika Fakhri, anak
laki-laki saya yang ganteng, kini duduk di bangku kelas 3 SD, dikhitan pada
Hari Minggu…’kuturut ayah ke kota…naik delman istimewa ku duduk di muka. Ku duduk
samping pak kusir yang sedang bekerja..mengendali kuda supaya baik jalannya..hei…’
Hehehe…Yang benar,pada Hari Minggu tanggal 25 Desember 2016 lalu.
“Mah, Fakhri kapan disunat?”. “Pah,
Fakhri mau disunat”. Kata-kata itu berulang kali diucapkan anak lelaki kami
itu. “Teman-teman Fakhri banyak yang sudah disunat lho. Fakhri kapan?”,
tanyanya lagi.
Oooww….rupanya gantengnya mamah dan papah sudah ada keinginan dikhitan. Memang ada
benarnya juga sih, setelah saya bertanya kepada para mama teman sekelasnya,
rata-rata anak lelaki mereka sudah disunat.
Kami menunggu liburan sekolah tiba saja, dengan pertimbangan agar tidak mengganggu kegiatan belajar di sekolah yang memang cukup padat itu. Anak saya setuju dan tiga bulan kemudian yaitu di Bulan Desember 2016 akhirnya terlaksana juga proses khitannya. Alhamdulillaah.
Kami menunggu liburan sekolah tiba saja, dengan pertimbangan agar tidak mengganggu kegiatan belajar di sekolah yang memang cukup padat itu. Anak saya setuju dan tiga bulan kemudian yaitu di Bulan Desember 2016 akhirnya terlaksana juga proses khitannya. Alhamdulillaah.
Sesuai dengan lirik ‘Lagu Naik
Delman’ di atas, yang benar sih Fakhri naik mobil kakeknya, duduk di kursi
terdepan, papanya yang menyetir. Saya, nenek, kakek dan kakak Fakhri biasa
dipanggil teteh Rafa, duduk di kursi tengah mobil. Spesial dijemput nenek dan
kakeknya nih, gak pakai mobil kami.
Kok rame-rame? Iya lah, sebelumnya kan sudah bertanya kepada dokter. Boleh kah kalau anggota keluarga ikut menemani dan melihat proses khitan? Jawab sang dokter,
”Tentu saja. Kakek dan neneknya juga boleh ikut kok”. Asiiiikkk..
Kok rame-rame? Iya lah, sebelumnya kan sudah bertanya kepada dokter. Boleh kah kalau anggota keluarga ikut menemani dan melihat proses khitan? Jawab sang dokter,
”Tentu saja. Kakek dan neneknya juga boleh ikut kok”. Asiiiikkk..
Enin dan engki (bahasa Sunda) sejak
awal memang sangat ingin turut menemani salah satu cucu kesayangannya ini untuk
disunat. Apalagi mereka juga lah yang mendorong kami untuk segera mengkhitankan
anak. Katanya sih,”Mumpung mau lho, nanti kalau Fakhri berubah pikiran gimana?
Gak gampang menyuruh anak untuk mau disunat. Cari waktu yang tepat saja lah.
Pokoknya cucu enin dan engki harus buru-buru disunat. Nanti enin dan engki ikut nemenin Fakhri ya”, begitu ucap kedua orangtua saya. Fakhri pun tambah semangat. Sayang sekali enin dan engki dari pihak papahnya sudah lama meninggal dunia, jadi gak bisa ikut seperti ini. Tapi kami yakin, mereka melihat dari kejauhan sana.
Pokoknya cucu enin dan engki harus buru-buru disunat. Nanti enin dan engki ikut nemenin Fakhri ya”, begitu ucap kedua orangtua saya. Fakhri pun tambah semangat. Sayang sekali enin dan engki dari pihak papahnya sudah lama meninggal dunia, jadi gak bisa ikut seperti ini. Tapi kami yakin, mereka melihat dari kejauhan sana.
Saya browsing dan bertanya-tanya
kepada beberapa teman yang sudah mengkhitankan anak laki-lakinya. Akhirnya kami
memutuskan tempat khitan in sya Allah terbaik menurut kami yaitu di Rumah
Sunatan Margonda, Depok. Tepatnya di Jalan Margonda Raya No. 1 depan Bank Jabar
Banten. Kebetulan tidak begitu jauh dari
tempat tinggal kami di bilangan Jagakarsa.
Lokasi Rumah Sunatan Depok |
Sebelum mulai proses sunat/ khitan,
tentu kita harus tahu apa arti dan manfaatnya. Menggunakan metoda apa? Apakah
ada efek sampingnya? Bagaimana perawatan pasca khitan? Di mana hendak melakukan
tindakan khitan, di rumah sakit atau klinik atau lainnya? Masih banyak pertanyaan
lain di benak ini. Nah, beberapa hal akan saya bagikan di sini. Mari kita simak
bersama!
Secara umum pengertian sunat atau
khitan adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit
penutup depan dari penis. Dalam bahasa Inggris disebut circumcision sedangkan dalam bahasa Latin yaitu circum yang artinya memutar dan caedere artinya memotong. Secara bahasa
khitan artinya memotong atau mengkhitan. Menurut istilah, khitan adalah
memotong kulup (ujung kulit kelamin laki-laki) yang menutupi zakar.
Pada zaman dahulu yakni zaman
prasejarah tindakan sunat juga telah dilakukan sebagai persembahan dan ritual
pengorbanan kepada Tuhan. Bisa juga sebagai tanda kekalahan, perbudakan dan
tanda bahwa seseorang menuju kedewasaan.
Mengapa harus
disunat/ dikhitan? Secara medis, agar mudah membersihkan kotoran dari sisa air
seni yang menempel pada kulit, terhindar
dari penyakit serta dapat mensucikan diri dari najis. Bagi umat muslim, sunat
pada laki-laki diwajibkan sebelum baligh. Sedangkan bagi perempuan, kebanyakan
ulama berpendapat bahwa khitan sebagai anjuran dan penghormatan, sunah
hukumnya.
Untuk perempuan yang dipotong/ dihilangkan adalah kulit yang berada di ujung kemaluannya. Menurut ajaran Islam yang kami anut, khitan dilihat secara syariat yaitu sebagai fitrah. Adapun yang dimaksud fitrah adalah untuk mensucikan badan.
Untuk perempuan yang dipotong/ dihilangkan adalah kulit yang berada di ujung kemaluannya. Menurut ajaran Islam yang kami anut, khitan dilihat secara syariat yaitu sebagai fitrah. Adapun yang dimaksud fitrah adalah untuk mensucikan badan.
Jika
anak tidak dikhitan hingga usia dewasa, maka dalam tubuhnya masih mengandung
najis, belum memenuhi syarat sah shalat. Hal ini juga diutarakan oleh dokter
sunat di tengah percakapan saat
menjelaskan proses sunat. Dalam
sadba Nabi Muhammas SAW disebutkan bahwa: “Fitrah itu lima yaitu khitan,
bercukur, memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur kumis”. (H. R.
Muslim dari Abu Hurairah).
Rasulullah SAW memerintahkan orang yang masuk Islam untuk berkhitan sesuai sabdanya أَلْقِ
عَنْكَ شَعْرَ الْكُفْرِ وَاخْتَتِنْ Artinya: "Hilangkan darimu rambut kekafiran ( yang menjadi alamat orang
kafir ) dan berkhitanlah." (HR. Abu
Dawud, dan dihasankan oleh Syeikh Al-Albany).
Umumnya sunat yang aman dilakukan
oleh para dokter yang sudah berpengalaman serta prosedur yang steril. Beberapa
efek samping sunat adalah pendarahan, infeksi, kulup yang dihilangkan terlalu
banyak atau terlalu sedikit. Dengan menggunakan cara yang paling modern dan
tepat, komplikasi yang sering terjadi bisa diperkecil.
Dari beberapa metoda sunat yang
saya ketahui, seperti metoda konvensional, laser, cincin, dan lainnya, ternyata
kini sudah berkembang metoda terbaru dan terbaik yaitu Smart Klamp. Metoda
Klamp sudah diperkenalkan di Jerman pada tahun 2001. Sudah banyak rumah sakit
menggunakan metoda klamp.
Metoda ini dikenal praktis, cepat, aman, tanpa
dijahit, meminimalisasi pendarahan dan pasien dapat beraktifitas seperti biasa.
Namun tentu dianjurkan untuk tidak melakukan kegiatan yang berlebihan seperti
lompat-lompat, berlari-lari dan sebagainya.
Flyer Rumah Sunatan |
Di brosur tertulis ada beberapa kategori sunat seperti sunat
premium, sunat anak, sunat dewasa, sunat gemuk, sunat autis dan sunat
massal.
Cabangnya banyak juga, selain di Jabodetabek, banyak juga di
luar kota. Silakan buka websitenya atau hubungi hotline Rumah Sunatan saja.
Ada beberapa manfaat
khitan di antaranya adalah:
- Secara higienis, pria yang disunat lebih baik dan
bersih. Pada masa tua akan lebih mudah merawat bagian tersebut. Sedangkan
secara seksualitas akan lebih menguntungkan seperti lebih bersih dan tidak
mudah lecet atau iritasi.
- Khitan dapat mencegah penumpukan smegma yaitu
kotoran yang lengket, berwarna putih yang sering berbau tidak sedap yang
berasal dari lemak yang diproduksi tubuh yang bercampur bakteri dan sisa-sisa
urine.
- Dapat mengurangi sisa-sisa kotoran yang ada di
sekitar kepala penis dan lipatan kulit yang agak sempit.
Kini kembali ke cerita saya tentang
khitan di Rumah Sunatan disingkat saja RS. Beberapa hari sebelum hari H, yaitu
pada tanggal 18 Desember 2016, kami berempat (Fakhri, teteh Rafa, saya dan
suami) langsung menuju RS untuk bertanya secara langsung.
Sebelumnya kami juga pernah
menelepon customer service nya sih
tapi rasanya beda, jadi langsung cuuuuzzz ke sana. Mereka menjelaskan lumayan
lengkap, mengenai biaya, proses dan lain-lainnya. Kami ditawari untuk
berkonsultasi terlebih dahulu.
Oh ya, untuk konsultasi pra khitan dikenakan biaya sebesar Rp 75.000,- Sedangkan biaya paket sunat klamp biasa untuk anak saya adalah Rp 1.400.000,-
Oh ya, untuk konsultasi pra khitan dikenakan biaya sebesar Rp 75.000,- Sedangkan biaya paket sunat klamp biasa untuk anak saya adalah Rp 1.400.000,-
Fakhri langsung kami temani ke
lantai atas, masuk ke sebuah ruangan yang menarik khas anak-anak. Dokter khitan
yang khusus bertugas di Rumah Sunatan Margonda ini adalah Dr. Komarudin
Tabrani.
“Assalaamu’alaikum. Apa kabar,
bang?”, sapa Dr. Komarudin pada kami dan Fakhri. “Toss dulu dong!”. Perawakannya
kecil, ramah, ceria, membuat lebih hangat. “Om dokter mau cerita dulu ya”,
katanya lagi. Ia menjelaskan proses sunat dan berapa lama tindakannya. Ada
seorang asisten yang membantu dokter. Penis anak saya diukur dan lain
sebagainya. Singkatnya, anak saya bisa dimasukkan ke dalam kategori sunat anak
bisa dengan metoda klamp.
Awalnya sempat khawatir dengan
berat badan Fakhri yang mencapai 42 kg dengan tinggi normal tapi ya termsuk
ndut lah hehehe kelihatan pipinya cubby,
tangan, perut, paha dan lainnya gempal begitu. Ternyata ada juga lho sunat
gemuk khusus bagi anak yang berat badannya berlebihan dan hanya bisa dilakukan
di cabang utama yaitu di Jati ASih. Penanganan dan biayanya juga berbeda dengan
klamp anak normal.
Kami memilih Rumah Sunatan ini
dengan penilaian baik, di antaranya:
- Ruang tindakan cukup nyaman, dinding berstiker dan wallpaper khas anak-anak yang menarik,
ipad, tempat tidur.
- Ruang tunggu dilengkapi AC, televisi, permainan
bola-bola kecil, lego, mobil-mobilan.
- Ada paket perawatan lengkap terdiri dari obat-obatan
paten, souvenir dalam goody bag, KKPK (Kit Perawatan Pasca
Khitan), celana sunat dan celana mandi.
Ada pula hal-hal yang harus
dilakukan sebelum tindakan khitan yaitu:
- Pasien diharapkan melakukan perjanjian terlebih
dahulu dengan customer service. Terutama
pada masa liburan sekolah, seluruh pasien anak-anak antri lumayan cukup
panjang.
- Lama proses khitan kurang lebih 25 menit. Itu pun
tergantung tiap anak kondisi mental yang paling utama. Anak yang mudah
kooperatif tentu lebih mulus proses khitannya. Ada juga anak yang baru masuk ruang
tindakan sudah menjerit dan ternyata tidak bisa kooperatif juga, akhirnya batal
disunat.
- Obat bius bertahan kurang lebih delapan jam dan
dianjurkan minum obat pereda nyeri yang diberikan oleh dokter.
- Metoda klamp ini tidak menggunakan perban dan
jahitan.
- Kontrol kembali lima hari kemudian untuk melepas
alat klamp tersebut. Oh ya, pada hari akan kontrol, anak diharuskan berendam di
air hangat selama satu jam.
Bersambung ke judul berikutnya yaitu "Proses Khitan
Metoda Klamp di Rumah Sunatan dan Perawatan Pasca Khitan".
Terima kasih atas kunjungan teman-teman ke blog saya dan
membacanya. Semoga bermanfaat ya. Wassalam.