Daftar Isi [Tampilkan]
Tahun 2020 baru saja dimulai dan kita harus bertekad kuat menjadi pribadi yang lebih baik, menggapai cita-cita dan impian, berbuat nyata terhadap kehidupan berkelanjutan dengan semangat membara. Saudara-saudara kita sempat mengalami musibah banjir, tanah longsor dan sebagainya baik di Jakarta maupun beberapa kota lain di Indonesia. Salah satu faktor penyebab terjadinya bencana adalah ulah manusia yang masih membuang sampah sembarangan dan pengelolaannya yang kurang maksimal.
Kali ini aku akan membahas tentang SCG Indonesia yang percaya bahwa konsep Ekonomi Sirkular bisa diterapkan dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari. SCG Indonesia mengusung pentingnya kolaborasi dan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dalam mewujudkan kehidupan yang berkelanjutan. Hal utama dalam penanggulangan sampah ini adalah dengan cara daur ulang yang dapat menghasilkan barang yang bermanfaat dan memiliki nilai tinggi. Sedikit demi sedikit direalisasikan untuk mengurangi limbah sekaligus meningkatkan perekonomian keluarga maupun masyarakat.
Alhamdulillah pada Hari Rabu, 22 Januari 2020 lalu aku berkesempatan menghadiri acara ‘SCG Welcoming Circular 2020’ membahas ‘Circular Economy Collaboration for Action’ yang dipersembahkan oleh SCG (Siam Cement Group) Indonesia di Curacao Room – The Kasablanka, Jakarta. Aku juga mengikuti workshop DIY (Do It Youself) membuat tassel tote bag cantik dari bahan limbah konveksi oleh LivingLoving. Adapun para narasumber yang hadir di acara tersebut di antaranya adalah:
- Ibu Pathama Sirikul selaku Presiden Direktur PT. SCG Indonesia
- Ibu Delicia Aprianne selaku Environmental Consultant PT. SCG Indonesia
- Ibu Dewi Kusmianti selaku founder Komunitas My Darling (Masyarakat Sadar Lingkungan) sekaligus pelatih Project Niracle di Desa Padasuka, Soreang, Bandung.
- Afyan Cholil Asy’ari selaku penerima beasiswa SCG Sharing the Dream serta tergabung dalam Niracle Team.
- Mbak Nike Prima dan Miranti selaku founder LivingLoving
Acara ini diselenggarakan sebagai pembuka untuk menyambut pelaksanaan SCG Sustainable Development Symposium bertema 'Circular Economy Collaboration for Action' di mana Indonesia untuk pertama kalinya akan menjadi tuan rumah pada 22 Februari mendatang. Sebagai negara dengan populasi terbesar di ASEAN dan merupakan salah satu negara terkuat dari sisi ekonomi dan politik, posisi Indonesia sangat strategis untuk menjadi negara pendorong praktek Ekonomi Sirkular, menurut Wiroat Rattanachaisit, Country Director SCG Indonesia.
Ibu Pathama Sirikul Memaparkan Ekonomi Sirkular (Foto: Nurul Sufitri) |
Ibu Pathama Sirikul selaku Presiden Direktur PT. SCG Indonesia memaparkan bahwa Ekonomi Sirkular sudah berlangsung di Bangkok selama 10 tahun. “Make something valuable from waste. From non value to be valuable” dengan circle ‘Make-Use-Return’. Penjelasan beliau selengkapnya ada di bagian selanjutnya di tulisan ini ya, teman-teman 😊
Ibu Delicia Aprianne berbagi visi dan misi SCG dalam menyebarkan semangat gaya hidup Ekonomi Sirkular yang mana ini menjadi tanggung jawab semua pihak. Afyan Cholil Asy’ari merupakan salah satu penerima beasiswa SCG Sharing the Dream membuat bunga dari kain perca berukuran kecil bersama sekelompok masyarakat. Hal seperti ini bisa meningkatkan taraf perekonomian warga setempat.
Ki-Ka: Ibu Dewi-Berbaju Kuning, Afyan dengan Bunga Hasil Daur Ulang, Ibu Delicia (Foto: Nurul Sufitri) |
Kisah inspiratif bisa kita ambil hikmahnya dan dipelajari bersama dari Ibu Dewi Kusmianti. Ibu yang bicaranya kental dengan logat sunda ini dan memanggil kami dengan sebutan ‘Neng’ begitu ramah. Beliau awalnya turut membantu sang suami memungut sampah sebagai pemulung. Sebagai founder Komunitas My Darling (Masyarakat Sadar Lingkungan) sekaligus pelatih Project Niracle di Desa Padasuka, Soreang, Bandung, kini beliau dicari-cari orang untuk berbagi cara penanganan sampah.
Kata Ibu Dewi, “ Lebih baik hidup dari sampah daripada hidup menjadi sampah. “Alhamdulillaah berkah dari sampah, saya bisa hadir di acara ini bersama teman-teman hebat begini. Boleh kan saya panggil ‘neng’ saja?”, ujarnya terkekeh sambil tersenyum. Hasil pengolahan sampah bisa menjadi kerajinan tangan dan beliau bisa membiayai anaknya yang menderita diabetes dan radang otak.
Baca: Peran Perempuan di Era Digital Meuju Indonesia Maju
Baca: Peran Perempuan di Era Digital Meuju Indonesia Maju
Ibu Delicia Menjelaskan Ekonomi Sirkular (Foto: Nurul Sufitri) |
Teman-teman mungkin ada yang masih mengernyitkan dahi, apa sih SCG Indonesia? Tak kenal maka tak sayang. Jadi, mari kita berkenalan terlebih dahulu.
Tentang SCG Indonesia
Perusahaan dan Karyawan SCG
SCG merupakan salah satu grup konglomerasi terkemuka di kawasan ASEAN. Bisnis utamanya ada 3 yaitu Cement-Building Materials, Chemicals dan Packaging. Melalui lebih dari 200 perusahaan dan sekitar 57.000 karyawan, SCG menciptakan dan mendistribusikan produk dan layanan inovatif yang menjawab kebutuhan konsumen saat ini dan masa depan. Di Indonesia, SCG memulai kegiatan operasional sejak tahun 1995 dengan jumlah karyawan sekitar 83.000 orang dan memiliki total 29 perusahaan.
Gedung Kantor SCG Indonesia |
Tiga Unit Bisnis SCG Indonesia |
Website: www.scg.com
Instagram: scg_indonesia
Facebook: SCG Indonesia
Produk SCG
SCG (Siam Cement Group) menawarkan variasi produk dan layanan premium. Produk yang ditawarkan SCG adalah produk struktural di bawah merek “SCG” termasuk semen SCG, bata ringan SCG Smartblock, SCG pipe dan precast, beton siap pakai ‘Jayamix by SCG’, dinding keramik, lantai dan keramik atap di bawah merek ‘KIA’. SCG juga menawarkan produk PVC resin, corrugated containers dan kemasan offset printing.
Material SCG Indonesia |
Material SCG Indonesia |
Ada pula produk gypsum, semen fiber dan produk kimia upstream-downstream dari bisnis joint-venture dengan mitra industri Indonesia ternama. SCG juga mempunyai usaha distribusi bahan bangunan dan layanan terminal dermaga yang mendukung penjualan dan logistik untuk bisnis di seluruh Indonesia. Gambar di atas mewakili produk SCG Indonesia, yang tentu masih banyak sekali material/ bahan bangunan produk-produk SCG.
Kontribusi SCG Indonesia
SCG Indonesia telah membuktikan bahwa pengolahan limbah tekstil menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi sangat mungkin dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari beasiswa tingkat SMU dan universitas yang mengusung tema Ekonomi Sirkular hingga pembinaan terhadap kelompok warga di Soreang, Bandung. Melalui kelompok mahasiswa penerima beasiswa SCG Sharing the Dream.
Di level regional, SCG menjadi pelopor konsep Ekonomi Sirkular. Selama 10 terakhir di Thailand, SCG telah menyelenggarakan forum pertemuan para pemimpin global bertajuk Sustainable Developmet (SD) Symposium SCG meyakini bahwa kolaborasi dari semua pemangku kepentingan diperlukan dalam menerapkan Ekonomi Sirkular.
Sharing The Dream |
Pembuatan Keripik Pisang Kartini |
Baca: Rakornas KADIN Fokus Pada Produktivitas, Daya Saing Pertanian dan Industri Pangan
Ekonomi Sirkular
Pada umumnya pengelolaan sampah masih terbatas dalam pengumpulan, pengangkutan dan penimbunan. Permodelan linier seperti ini dapat berdampak dalam penumpukan sampah yang signifikan dan menyebabkan banyak permasalahan di berbagai bidang. Kini, mari kita mulai mengatasinya dengan ekonomi sirkular!
Teman-teman, sampah bukanlah sekadar sampah, tetapi merupakan sumber daya bagi yang lain. Konsep Ekonomi Sirkular artinya melakukan resirkulasi sumber daya dalam rantai nilai untuk meminimalkan penggunaan dan memaksimalkan manfaat sumber daya.
Tujuan Ekonomi Sirkular
Tujuan Ekonomi Sirkular adalah mempertahankan nilai sebanyak mungkin dari sumber daya, produk, suku cadang dan material untuk menciptakan sistem yang memungkinkan untuk masa pakai yang lama, penggunaan kembali yang optimal, perbaikan dan remanufaktur dan daur ulang.
Prinsip 5R
‘Prinsip 5R’ dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia yakni dapat dilakukan dengan cara mengurangi penggunaan bahan baku dari alam (reduce) melalui optimalisasi penggunaan bahan yang dapat digunakan kembali (reuse) dan menggunakan hasil dari proses daur ulang (recycle) atau dari proses pemulihan (recovery) atau dengan melakukan perbaikan (repair/refurbished).
Konsep Ekonomi Sirkular ‘Make – Use – Return’
SCG ingin menggugah kesadaran masyarakat agar berperilaku sirkular. Maksudnya bagaimana ya? Jadi, mulai dari mengedukasi hingga memberi contoh untuk menggunakan sebesar-besarnya manfaat dari sumber daya dan menekan semaksimal mungkin jumlah sampah atau limbah. Konsep ‘Make – Use – Return’ bisa menjadi solusi yang paling tepat dalam mencapai kehidupan berkelanjutan.
Konsep Ekonomi Sirkular 'Make-Use-Return' SCG |
Sampah yang bisa dikelola di negara kita baru mencapai sekitar 67%. Ternyata PR kita masih banyak sekali ya. Yuk, teman-teman kita meminimalisasi sampah! Perlu dilakukan sosialisasi dan terjun langsung bersama masyarakat di berbagai daerah seperti kampanye mengenai barang-barang yang bisa digunakan kembali, bukan langsung dibuang.
SCG Indonesia dan Ekonomi Sirkular
SCG menyadari pentingnya Ekonomi Sirkular sebagai solusi dan kunci untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang mencakup dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan. SCG berusaha untuk menerapkan Ekonomi Sirkular ke dalam praktik di sektor bisnis dan mendorong industri lain untuk bersama-sama melakukannya dengan memberi contoh-contoh Ekonomi Sirkular yang diterapkan.
Para Narasumber Acara (Foto: Nurul Sufitri) |
Workshop DIY Membuat Tassel Tote Bag
Nah, teman-teman, ini dia bagian seru acaranya yaitu membuat tassel dari bahan limbah pinggiran kaos, benang woll, gantungan kunci dan manik-manik. Awalnya aku agak kikuk karena sudah lama sekali ga melatih tangan untuk terampil. Kami dipandu oleh founder dari LivingLoving yaitu Mbak Nike Prima dan Miranti. Lihat deh, keren ya? 😍
Workshop Kit DIY (Foto: Nurul Sufitri) |
Bersama Teman Blogger dan Influencer Membuat Tassel Tote Bag (Foto: Nurul Sufitri) |
Belajar Membuat Tassel Tote Bag (Foto: Nurul Sufitri) |
Tassel Tote Bag Buatan Saya (Foto: Nurul Sufitri) |
Baca: Kriyanusa 2019 Hadirkan Pameran Kerajinan Lokal Indonesia Berkualitas Internasional
Gaya Hidup dengan Konsep Ekonomi Sirkular
SCG mulai membentuk pola pikir/ mindset karyawannya sesuai dengan Ekonomi Sirkular. SCG mendorong karyawan untuk mengadopsi gaya hidup sirkular melalui SCG Circular Way yang berfokus pada peningkatan kesadaran tentang pemanfaatan maksimum sumber daya, mengurangi jumlah penggunaan plastik sekali pakai dan mendorong utnuk menggunakan profuk yang tahan lama. Selain itu, di SCG juga dibiasakan budaya pengelolaan limbah/ sampah di mana beberapa limbah yang disortir dapat diubah menjadi sesuatu yang bernilai dan menciptakan lebih banyak manfaat.
Tips Gaya Hidup Ekonomi Sirkular
1. Kurangi sampah/ limbah
- Membeli barang sesuai kebutuhan, bukan keinginan. Benda-benda yang tak terpakai sekadar pajangan lama-kelamaan menumpuk, berdebu dan menjadi sarang nyamuk, akhirnya dibuang.
- Habiskan makanan tanpa sisa dan masak secukupnya. Kalau orang zaman dulu bilang, kasihan nanti nasinya nangis 😄
- Bawa wadah bekal untuk makanan dan tumbler untuk isi air minum sehingga tak perlu sterofoam, plastik kiloan maupun kemasan botol air mineral.
- Tidak menggunakan sedotan plastik, melainkan menggantinya dengan bahan bambo atau kayu.
- Tas belanja supermarket disiapkan ketika belanja bulanan, jadi plastik keresek tak diperlukan lagi.
- Properti kantor gunakan row materials, efisiensi sumber daya dengan inovasi. Masih banyak hal-hal lain yang jika kita niat, kita pasti bisa melakukannya.
2. Pisahkan sampah organik dan non organik
Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa mahkluk hidup yang mudah terurai secara alami tanpa proses campur tangan manusia untuk dapat terurai. Contohnya yakni sisa makanan, kulit biji dari buah dan sayur, tulang ikan, kotoran hewan dan manusia, kayu, dedaunan, bangkai hewan, limbah pabrik kulit dan lainnya.
Sampah non organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati baik berupa produk sinterik maupun hasil prosses teknologi pengelolahan bahan tambang atau sumber daya alam dan tidak dapat diuraikan oleh alam. Contohnya yakni botol plastik, tas plastik, kaleng, pecahan kaca, ban bekas, pecahan keramik, laptop rusak, sisa cat dinding, plastik bekas bungkus makanan dan sebagainya.
Sampah organik dapat dibudidayakan menjadi pupuk kompos yang siap untuk dijual sebagai pupuk tanaman. Adapun sampah anorganik dikumpulkan untuk dibudidayakan menjadi barang barang cantik, unik, memiliki daya guna tinggi serta bernilai jual seperti tas, keranjang, tempat sabun, dompet, dan masih banyak lagi.
SCG Indonesia - Circular Way (Foto: Nurul Sufitri) |
Yuk, mari cintai bumi kita dengan menerapkan konsep Ekonomi Sirkular sehari-hari! 😀 Ekonomi Sirkular harus dimulai dari diri sendiri, keluarga, sekolah hingga masyarakat. Kita mau, kita niat, kita pasti bisa! Tingkatkan rasa peduli dengan sampah di sekitar kita dengan konsep ‘Make – Use – Return’.
alhamdulilah sy sudah memilah2 sampah di rumah trus disetor ke bank sampah, yg bisa aku buat craft aku buat craft bersama anak2 asuhku.Jadi yg terbuang ke sampah sudah sedikit yg tak bisa ditabung di bank sampah. kalau sampah organik, halaman belakang rumah yg sengaja tak disemen, ditanam beraneka ragam tanaman yg pupuknya dari sampah organik
ReplyDeleteALhamdulillaah, keren amat, bun :) Kreatif ya bunda Tira, bersama anak2 asuh membuat prakarya macam2 dan ini udah sering dilakukan. Salut banget! Lingkungan asri dan cantik, berkat daur ulang sampah :)
DeleteHalo Mbak Nulur, kalau saya sih belum menerapkan ini.
ReplyDeleteOh iya mbak saya lagi pindah dulu ke froteast sekarang nulisnya
Halo, Mas Zaki :) Semoga sedikit2 kita mulai menerapkan Ekonomi Sirkular ya, demi bumi kita tercinta :) Okay :D
DeleteHai Mbak Nurul. Bahasan kali ini cukup serius ya, tapi menurutku sangat bagus karena menyadarkan pembaca untuk bisa berdamai dengan sampah. Ya dengan mengurangi limbahnya dan bisa memanfaatkan sampah untuk kehidupan.
ReplyDeleteHai mb Mei 😊 Serius tapi bisa santai hehehe.... iya tentu kita semua harus langsung gercep menerapkan Ekonomi Sirkular sekarang juga supaya sampah ga semuanya terbuang tapi bisa didaur ulang. Bisa meningkatkan perekonomian masyatakat dan meminimalisasi sampah 😀
DeleteBaru denger ttg ekonomi sirkular ini
ReplyDeleteSemoga masayarakat makin aware akan recycle sampah dan bermanfaat buat ekonomi kita
Sukses yaa
Iya, mas. Memang seperti baru digaungkan. Padahal seharusnya negara kita sudah meneraphakn ini sejak lama ya. Tapi belum terlambat, mari sama2 lakukan konsep Ekonomi Sirkular demi bumi kita :D
DeleteJujur aku jg blm konsisten soal sampah ini. Terutama sampah plastik. Memang sih udh mulai pake tas kain kalo belanja, ato LBH minta pake kardus drpd plastik. Tp utk lain2nya, kayak produk sabun detergen aja aku msh plastik kan.. juga sabun mandi, semua bungkus refillnya msh plastik. Dan itu biasanya aku buang GT aja. Susah memang ya.. hrs bnr2 disiplin supaya terbiasa
ReplyDeleteSama, aku juga belum sih :) Sampah rumah tangga yg rempong abiiizzzz. Apalagi kalau warga RT RW juga belum pada sadar beginian duuuuuhhh..pengen cubit deh. Iya, dari pabrik produk2 pun rata2 masih menggunakan plastik dsb. Memang harus serempak kompak gitu ya, mb Fanny.
DeleteAlhamdulillah ketemu sama blogger dan influecer lain ya mbak, jadi bisa berbagi pengalaman dan juga nambah ilmu.😃
ReplyDeleteAlhamdulillaah, berbagi cerita dan nambah wawasan juga :D
DeletePengetahuan tentang pemilahan sampah, minimal organik dan anorganik dulu deh, itu dasar banget dan harusnya sudah diterapkan di level rumah tangga. Saya juga berusaha mengajarkan anak saya sedini mungkin memilah sampah.
ReplyDeleteIya satu per satu kita mulai lakukan secara optimal agar tercapai :) Susah sih banyak warga yg belum punya niat memilah2 sampah rumah tangga. Dimulai dari diri sendiri dan keluarga aja dulu deh hehehe.
DeleteMakjleb banget kata-katanya mba..
ReplyDeleteLebih baik hidup dari sampah daripada hidup jadi sampah ya.. ♥️
Nah, pasti asyik banget ya buat Tote bag DIY. Enak banget hadir di acara ini..
Pulang-pulang dapet ilmu agar memberdayakan sampah jadi pendapatan rumah tangga.
Iya, menggugah rasa kita ya. Ga menyangka kan yg tadinya membantu suami memungut sampah kini beliau jadi penutan untuk proses daur ulangnya.
DeleteSetuju 😆 lebih baik hidup dari sampah daripada hidup menjadi sampah. Mendaur ulang sampah2 plastik di jadi kan Tote bag lalu di jual jd bisa tambah2 pemasukan ye kan.
ReplyDeleteIyaaa dong, tentu bisa banget produk daur ulang sampah menjadi pemasukan warga setempat. Bangga sekali memakai tasnya dll.
DeleteSuka dengan quote "lebih baik hidup dari Sampah drpd hidup menjadi sampah". Aah bener banget. Memang kita saat ini harus berusaha mengelola barang2 disekitar kita menjadi sesuatu yg bermanfaat. Jangan hanya cuma beli dan beli baru terus. Kalau bisa malah menghasilkan uang ya. Btw SGC tuh produknya material bangunan ya. Baru tau deh.
ReplyDeleteIYa, Mbak Ade. Dimulai dari sampah2 di sekitar kita dikelola dengan baik, dipilah2 dulu. Bener jangan jadi pemborosan belanja2 barang yg ga diperlukan. Iyaa SCG produk2nya bahan bangunan.
DeleteBener sih konsep daur ulang adalah cara kita merawat bumi
ReplyDeleteIya betul :)
Deleteyap walau saya masih kudu banyak belajar. misalnya pengolahan kain perca. mama saya suka jahit2. sisa kainnya kadang terbuang. padahal sebenarnya kan masih bs dibentuk macam2
DeleteWah, kain perca keren tuh dijadikan tas, dompet dll mbak Artha :D
DeleteMasak secukupnya.. Itu kayaknya sering diremehkan juga ya. Karena nggak jarang orang zaman sekarang sering buang-buang makanan...sedih karena ujungnya jadi sampah,belum lagi proses mendapatkan makanan itu kan nggak mudah. Mulai dari petani yang menanam padi dll. Seharusnya kita lebih banyak bersyukur dan bijak soal makanan ini.
ReplyDeleteMasak kalau kebanyakan kan bosan juga misal 3 hari berturut2 makan yg sama wkwkwkwkw :D Secukupnya saja. Iya, jadi sampah dibuang2 begitu kan sayang. Ingat org2 lain yg kesusahan makanan kan.
Deleteintinya segimana mungkin kita bsa memanfaatkan barang barang menjadi reused lagi ya. keren banget nih workshop
ReplyDeleteBenar. Harus dong kita bisa memanfaatkan sampah menjadi barang berguna :)
DeleteIndonesia sungguh ketinggalan ya
ReplyDeleteSetelah banyak negara meninggalkan liner economy dan beralih ke sirkular economy, kita justru baru memulainya
Yah lumayan daripada tidak :)
Nah, iya sih. Ga apa2 lah daripada tidak sama sekali, yg penting yuk bersama2 menerapkan Ekonomi Sirkular! :)
DeleteBagus nih konsep yang diusung SCG, make -use -return. Masalah sampah ini memang patut jadi perhatian khusus. Bersyukur masih banyak orang yang peduli dan cinta lingkungan, seperti ibu Dewi ini, kisahnya inspiratif sekali ya Mbak. Saya suka kata-katanya "Lebih baik hidup dari sampah daripada hidup menjadi sampah". Faktanya sampah pun bisa menghasilkan uang ya bila dikelola dengan baik.
ReplyDeleteMake-Use-Return. bener2 harus banget sekarang juga diterapkan oleh kita semua masyarakat Indonesia. Iya dong hebat kan dari sampah kita mendaur ulangnya dan menjadi duit.
DeleteLebih baik hidup dari sampah daripada hidup menjadi sampah. Quote ini mancep banget.
ReplyDeleteBahkan hidup dari sampah malah banyak dihargai karena sedikit yang sanggup melakukan. Banyak yang sadar dan merasa bersalah karena hidup menghasilkan sampah, tapi tak mau mengolah sampahnya. Jadi sewajarnya jika menghargai yang mau melakukan tugas itu
Karena memang kudu punya niat untuk bisa benar2 menerapkaln Ekonomi SIrkular. Bukan main2 ini masalah besar bangsa Indonesia kan. Yuk, kita sama2 mulai dari sekarang.
DeleteWah, menarik banget ini konsep gerakan SCG ini, jadi lebih mengurangi limbah ke lingkungan. Bagus untuk kantong dan bagus untuk lingkungan. Nice sharingnya mba.
ReplyDeleteSangat menarik dan wajib diterapkan nih Ekonomi Sirkular oleh kita semua. Sama2.
DeleteMasyarakat makin aware dengan lingkungan ya mbak sekarang ini. Dari pemerintah pun sangat mendukung program pengolahan sampah.
ReplyDeleteLebih dari itu, setiap masing-masing individu juga mengawali habit yang baik dalam memperlakukan sampah dan lingkungan.
Masayarakat dan pemerinta saling bersinergi dalam menerapkan Ekonomi Sirkular ini. Iya, mulai dari diri sendir, keluarga dan lingkungan tempat tinggal dst.
DeleteAlhamdulillah, untuk pribadi aku sudah mengurangi sampah plastik lho. Dengan sellau bawa tumbler dan kotak makan, bisa banget ngurangi pake plastik.
ReplyDeleteNah untuk memilah sampah nih masih blim konsisten 🙈 dengan membaca artikel ini aku jd pingin lebih konsisten me jaga bumi. Keren euy programnya!
AKu juga selalu bawa wadah minuman dan makanan. Udah ga pakai sedotan plastik lagi. Keren meamng :)
DeleteAku sudah bisa mengurangi sampah plastik, salah satunya bila belanja bawa keranjang sendiri lebih hemat 200 rupiah. Karena belanja di supermarket dikenakan biaya. Juga ga pake sedotan kalau minum
ReplyDeleteIya hemat dan mengurangi sampah plastik itu keren! Emak2 RT nih kudu gercep. Eamk2 kantoran juga dong pokoknya semuaaaaa harus kudu wajib hahaha.... :D
DeleteWow masya Allah, gak cuma untuk mengurangi sampah aja ya, tapi ternyata dari sampah pun bisa untuk menghasilkan uang biaya pengobatan. Moga menjadi berkah. Gak dipungkiri walau hidup masih berurusan dg plastik dan sampah lainnya, memang kita mesti menggunakan seminim mungkin dan perhatikan baik2 untuk membuang sampah ini. Kalau bisa memang harus diolah lagi ya jadi 1 hal yang bermanfaat.
ReplyDeleteIyaaa, Ms. Nita :) Tentu jadi berkah untuk orang2 yang berusaha memperoleh penghasilan dari sampah/ limbah menjadi barang bernilai ekonomi. Apalagi bisa mengurangi sampah2 di lingkungan sekitarnya. Harus dimulai dari diri kita sendiri sih ya.
DeleteUlasan yang sangat komplit padet berisi, patut dicontoh nih hehe. Anw bahasan mernarik tentang sampah yang semua org harus tahu ( termasuk saya hehe ) terutama mengenai pemisahan sampah organik dan non organik. Terimakasih yah mba sudah memberikan informasi yang sangat edukatif. ;)
ReplyDeleteIya, sama2 :) Karena semua harus dimulai dari diri sendir dulu, keluarga dan masyarakat setempat supaya program ini berhasil. Daur ulang bisa memajukan perekonomian loh kan lumayan banget dari sampah bisa jadi produk bernilai ekonomi.
DeleteSelama ini saya selalu memisahkan sampah plastik yg sulit terurai dan sampah organik.. Tujuannya agar memudahkan pemilahan sampah di TPS. Sampah plastik kan bisa didaur ulang kembali..
ReplyDeleteWah, hebat ya mbak Rita. Betul, sampah plastik bisa dibikin prakarya menarik ya.
DeleteCircular Economy ini menguntungkan semua pihak dan berdampak baik bagi lingkungan juga orang-orang sekitarnya Mba :)
ReplyDeleteSuka saya menyimaknya kalau udah ada yang bahas teman ini.
Iya, semua diuntungkan :) Jadi berputar begitu manfaatnya dari sampah ke orang dan sampahnya bisa didaur ulang yang penting dipilah2 dulu :)
Deleteaku malah baru abca dari mbak nurul tentang ekonomi sirkular ternyata bagus banget konsepnya ya , kalo begini pastis emua pihak diuntungkan dan lingkungan juga sehat. Anyway cakep ya craft nya
ReplyDeleteIya konsepnya matang sekali, Mb Uli :) Craftnya bagus dan ga nyangka kan kalau aslinya dari limbah sampah kaos?
DeleteSCG itu kepanjangannya apa, ya Mbak Nurul?
ReplyDeleteDi postingan ini saya menangkap pesan kuat mengenai kata KOLABORASI. Saya membaca di beberapa artikel dan mendengar kawan-kawan mengatakan bahwa KOLABORASI penting dan memang seolah sengaja digaungkan isu mengenai kerja kolaboratif ini. Supaya kita tak lagi melulu terpaku terkungkung pada kata KOMPETISI, ya, Mbak.
Siam Cement Group, Mbak Niar :) Sudah akku tambahkan di tulisan ya, makasih :D Betul sekali. Jadi semua pihak bersama2 melakukan Eonomi Sirkular ini, saling membantu meningkatkan kepedulian terhadap sampah dan membantu meningkatkan taraf perekonomian masyarakat.
Deletesecara tidak langsung beberapa kegiatan sudah mengikuti konsep ekonomi sirkular ini ya. Cuman kita tidak menyadarinya. Kalau dijalankan dnegan benar bisa mantap
ReplyDeleteIya, sedikit demi sedikit sebenarnya kita juga sudah memulai konsep Ekonomi Sirkular kok. Makin diberi semangat untuk berkesinambungan, begitu :)
Delete"Lebih baik hidup dari sampah daripada hidup menjadi sampah" ini rasanya jleb banget ya. Persoalan sampah ini memang sangat butuh kesadaran dan perhatian yang penuh. Btw, tasnya cakep!
ReplyDeleteKEsadaran harus bersama2 dari hulu sampai hilir supaya lekas tercapai tujuan dan manfaatnya juga segera dirasakan masyarakat.
Deletenampak seperti gaya hidup yang asik dan wiwrth untuk dilakukan setiap hari
ReplyDeletePastinya dong, harus itu :)
DeleteWah bangga deh, Indonesia bakal jadi tuan rumah simposium SCG. Seemoga lancar :) btw konsep make use return menarik banget jtm diterapkan :)
ReplyDeleteBangga :D Aamiin. Yuk, kita terapkan bersama konsep Ekonomi Sirkular!
DeleteTerakhir belakangan ini aku sering denger soal konsep ekonomi sirkular dan kesimpulan nya sistemsekonomi sirkuler bergantung pada komitmen setiap orang untuk mengubah pola konsumsi menjadi lebih bijak dan mengelola limbah secara bertanggung jawab
ReplyDeleteKolaborasi yang hendak diterapkan seperti artikel ini pun terbilang cukup bagus ya
Memang harus ada kolaborasi pihak satu dengan lainnya supaya konsep Ekonomi Sirkular ini berjalan seirama berkesinambungan gitu mbak 😊😊
DeleteWah penting nih teh, kadang kita suka bingung yah sudah ngmpulin sampah tapi bingung mau disetor kemana atau mungkin dibuat apa hehe. Ternyata nggak semua sampah nggak berguna yaah, ada juga yang berguna untuk didaur ulang. Kereen hihi
ReplyDeleteBener, Ipul 😊😊 Sekarang kita jadi lebih tau kan sampah2 tsb akan diapakan dan dikemanakan? Daur ulang 😁
DeleteSaya senang kalau ada penyampaian seperti ini. Sampah bukan lagi sesuatu yang udah gak ada nilainya. Tetapi, juga sekalian dicontohkan apa aja yang bisa dimanfaatkan. Misalnya kayak gantungan kunci itu. Dulu, mana kepikiran kalau kaos bekas bisa dimanfaatkan lagi jadi sesuatu yang cantik selain buat pel
ReplyDeleteIya, bisa dijadikan berbagai macam prakarya yg cantik. Kemudian barang tbs dijual, jadi bisa meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat 😊
DeleteBicara sampah, jujur aja aku baru pada tahap bawa kantongn belanja sendiri dan mengurangi penggunaan plastik, termasuk membawa bekal saat bepergian, atau kotak bekal kosong saat akan makan di luar (just in case makanan gak habis dan harus dibungkus, jadi gak pakai plastik)
ReplyDeleteUntuk sampah organik, aku kumpulin dan jadiin pupuk kompos buat tanaman
Tertarik banget lihat pengolahan samaph menjadi barang lain yang bernilai guna dan manfaat secara ekonomi ini. Pengen deh belajar juga bikin-bikinnya
Aku juga baru sedikit2 sih sering bawa wadah bekal makanan atau minuman gitu. Jadi ga sering2 buang botol air mineral kan. Kalau belanjaan cuma seiprit ga usah pakai kantong plastik, cukup dimasukkan aja ke tas kita hehehe. Iyaaaa mb Putu...Jadi produk bernilai ekonomi bisa meningkatkan taraf perekonomian masyarakat :)
DeleteHuhuhu..saya masih belum menerapkan nih gaya hidup ekonomi sirkular. Semoga kedepannya bisa berubah deh :((
ReplyDeleteSedikit demi sedikit diusahakan pasti bisa :)
Delete