Blue Mosque, Destinasi Wisata Religi yang Memesona di Istanbul Turki

Selain Hagia Sophia, Istanbul yang merupakan kota terbesar Turki juga memiliki Masjid Biru atau Blue Mosque atau Masjid Sultan Ahmed. Peninggalan Turki yang bersejarah ini menjadi destinasi wisata yang begitu populer bagi wisatawan mancanegara. Kali ini aku mau bercerita pengalaman menikmati keindahan Masjid Biru di tahun 2019 lalu bersama suami tercinta dalam city tour Istambul, Turki. 

Tahun 2019 lalu, aku dan Aa Rahmad serta rombongan travel umroh plus city tour Istanbul, Turki mengunjungi Masjid Biru. Rasa penasaran menghinggapi, “Benarkah masjid ini serba biru? Seperti apa sih interiornya yang kabarnya sangat indah itu?”. Kami sangat antusias melangkahkan kaki dari Hagia Sophia menuju Masjid Biru. 

Rombongan Travel Umroh Plus City Tour Istanbul Turkey

Pemandangan Hagia Sophia dari Kejauhan

Bersantai di Taman Depan Hagia Sophia

Jajan Jagung Bakar

Berpose di Samping Big Bus Istanbul

Bersiap Menuju Masjid Biru

Memang, kami lihat dari sekitar Hagia Sophia sih, warna biru pada masjid tersebut kelihatan pudar, jadi ga biru sekali. Siang hari kami tiba di masjid, kurang lebih saat zuhur tiba. Alhamdulillah, aku sangat bersyukur bisa menunaikan salat sunah masjid dan zuhur serta berdoa di Blue Mosque. 

Bahagia dan bangga bisa merasakan berada di dalam masjid yang bersejarah ini, meskipun masjid ini sedang dalam proses renovasi. Waktu itu, siang begitu terik, rasanya matahari tepat berada di atas kepala. Kami memang ga masuk ke dalaam Hagia Sophia, mungkin ga masuk dalam daftar tur. 

Setidaknya suamiku bisa jajan jagung bakar dan menikmatinya sambil duduk santai di bangku taman. Dari sini bakalan makan kebab enak dan besar lho. Pepotoan juga sedikit nyengir karena saking panasnya sinar matahari menerpa wajah-wajah kami 😂 Aku juga sempat difoto di bus yang lewat dan kebetulan sedang berhenti mengangkut penumpang.

Sejarah Singkat Masjid Biru

Masjid Biru dibangun antara tahun 1609 dan 1616 atas perintah Sultan Ahmed I yang kemudian namanya dijadikan nama masjid tersebut. Masjid ini berada di kota tua Istanbul, dekat dengan Hagia Sophia. Saking dekatnya sekitar satu blok, kita tinggal menyeberang jalan aja dari Hagia Sophia menuju Blue Mosque.  

Masjid Biru (Foto: travel okezone)

Masjid ini juga cukup dekat dengan Istana Tokopi, kediaman para Sultan Utsmaniyah sampai tahun 1853 dan ga jauh dari Selat Bosphorus. Disebut Masjid Biru karena konon interiornya berwana biru seperti kaca jendela. Kubah dan cat bagian dalam yang terdapat lafal pun didominasi warna biru.

Mozaik Masjid Biru (Foto: sekolahumroh.com)

Masjid Biru dibangun Sultan Ahmed I untuk menandingi bangunan Hagia Sophia (Kebijaksanaan Suci) buatan kaisar Byzantine yaitu Constantinople. Dahulu bangunan ini merupakan gereja Byzantine sebelum jatuh ke daulah Turki Ottoman pada tahun 1453 M. 

Blue Mosque seperti memiliki magnet istimewa, banyak wisatawan yang berkunjung ke masjid ini. Ada yang sekadar melihat dan mengabadikan dengan kamera. Ada juga yang benar-benar memanfaatkan momen untuk beribadah salat dan mengaji. 

Tak Sembarangan Orang Bisa Masuk ke Masjid Biru

Untuk bisa memasuki Masjid Biru, terdapat beberapa peraturan yang wajib dipatuhi para pengunjungnya. Ternyata ga sembarangan orang bisa masuk ke Masjid Biru. Bagi wanita yang ga pakai kerudung atau hijab, terlebih dahulu mengenakan hijab sebelum masuk ke masjid. 

Informasi dan Tata Tertib Memasuki Blue Mosque

Halaman Masjid Biru Dekat Taman dan Tempat Wudhu

Blue Mosque Saat Direnovasi

 

Ada seorang bapak yang melanggar peraturan nih. Tau-tau ikutan wudhu di tempat perempuan. Sudah ditegur baik-baik, eeeh tetap aja dia wudhu di situ 😅 Sebenarnya aku paling ga tahan sih kalau kaki basah lalu mesti bersepatu keds. Tapi khusus kala itu sih oke aja hehehe.

Aku, suami dan teman-teman rombongan bergegas menuju masjid dan menunaikan salah zuhur serta berdoa yang kenceng. Semoga Allah SWT mengabulkan semua doa yang kupanjatkan sekaligus yang ada dalam hati aamiin yra. Setelah itu baru deh menikmati keindahan interior Masjid Biru meskipun hanya sedikit karena masih dalam proses renovasi.

Tempat Wudhu di Blue Mosque

Bagi wisatawan yang ingin menunaikan ibadah salat maupun mengaji, bisa mengambil wudhu di bagian luar bawah masjid. Memang ga disediakan sandal jepit seperti di Indonesia. Selesai berwudhu, kita tetap mengenakan alas kaki yang dimiliki dan berjalan hingga sampai ke masjid.  

Tempat Donasi

Usai berkeliling dan menikmati keindahan Blue Mosque, pengunjung diminta memberikan sumbangan sebesar ketika keluar masjid. Sebagai ganti donasi, travelers akan mendapatkan sobekan kertas semacam tiket. Kalau ga salah waktu itu aku berikan 5TL deh 😄

Fakta Menarik Seputar Masjid Biru 

Asal Mula Nama Masjid Biru 

Masjid ini dikenal dengan nama Masjid Biru karena dahulu interiornya didominasi dengan warna biru. Kaca jendela, kubah dan sebagainya pun demikian. Maka masjid ini dikenal dengan dengan nama Blue Mosque. 

Arsitektur Masjid 

Masjid Biru dirancang oleh seorang arsitek bernama Sedefhar Mehmet Aga. Sedefhar diminta Sultan Ahmed untuk ga perlu berhemat biaya dalam pembangunan tempat ibadah umat Islam yang besar dan indah ini. Rancangan masjid ini mirip bentuk kubus dengan ukuran 53 x 51 meter. 

Blue Mosque (Foto: travel.kompas.com)

Desain masjid ini menggabungkan beberapa seni arsitektur Byzantium dan Hagia Sophia dengan arsitektur tradisional Islam. Masjid Biru memiliki 6 menara yang menjulang tinggi, diameter kubah 23,5 meter dengan tinggi kubah 43 meter yang dilengkapi dengan 4 setengah lingkaran kubah dari 4 arah yang berbeda dan kolom beton berdiameter 5 meter. 

Interior Masjid dengan 20 Ribu Keramik 

Ada sekitar 20.000 keping keramik berwarna biru mendominasi interior masjid ini. Ada keramik hasil kerajinan dari Iznik Turki berwarna biru, hijau, ungu dan putih. Motif keramik ini adaah daun, bunga tulip, mawar, anggur, bunga delima atau motif-motif geometris. Keramik yang ada di lantai bawah dibuat dengan desain tradisional Turki, sedangkan lantai atasnya desain bunga dan buah-buahan. 

Interior Blue Mosque (Foto: 233rf.com)

Interior Masjid Biru Saat Direnovasi

Di Dalam Masjid Biru

Di masjid terdapat pilar-pilar marmer. Jendela-jendela masjid dibuat menggunakan lebih dari 200 kaca hias/ patri. dengan berbagai desain yang memancarkan cahaya dari luar dengan dibantu chandeliers. Dalam chandeliers (lampu gantung) diletakkan telur burung unta untuk mencegah laba-laba membuat sarang di situ. 

Hiasan Lampu-Lampu Gantung (Foto: pinterest)

Adapun lampu-lampunya yang ada di bagian depan menggunakan emas dan batu berharga. Kusen dan bingkai jendela dirangkai dengan beberapa potongan material membentuk pola seperti mozaik. Untuk karpetnya menggunakan bahan sutera dan lampu-lampu minyak berasal dari produk impor. 

Interior Masjid Biru yang Sangat Menakjubkan

Mihrab terbuat dari marmer yang dipahat dengan hiasan stalaktit dan panel incritive dobel di atasnya. Dengan demikian semua jamaah yang ada di masjid dapat melihat dan mendengar imam. Ada juga dekorasi kaligrafi ayat-ayat Al Qur’an yang sebagian besar dibuat oleh kaligrafer terbaik pada masa itu yakni Seyyid Kasim Gubari. 

Masjid Biru Kala Proses Renovasi

Kemegahan Masjid Biru Saat Renovasi

Fasilitas di Sekitar Masjid Biru

Masjid Biru terbagi atas dua bagian. Yang pertama adalah area bangunan utama dan kedua adalah area pelataran tengah yang dikelilingi oleh koridor yang menyatu dengan bangunan utama. Konsep ini mengartikan bahwa jika ruang utama masjid ga bisa menampung jamaah, maka pelataran tengah bisa digunakan. 

Hingga kini, Masjid Biru tetap digunakan sebagai tempat ibadah. Setiap Jumat atau Idulfitri dan Iduladha, masjid ini bisa menampung hingga 10 ribu jamaah. Di sekitar masjid terdapat gedung sekolah, istana peristirahatan bagi sultan, tempat pemandian air mancur, rumah sakit dan beberapa kamar yang saat itu disewakan. 

Rahasia di Balik Rantai Besi Pintu Gerbang Masjid Biru 

Menurut cerita masa lampau, terdapat rantai besi yang sengaja dipasang menjulur ke bawah di atas pintu gerbang masjid. Pintu ini hanya boleh dimasuki oleh sang sultan. Maksudnya, ketika Sultan Ahmed memasuki masjid dengan menunggangi kuda, beliau akan menundukkan kepalanya. 

Rantai Besi Pintu Gerbang Blue Mosque (Foto: sekolahumroh.com)

Hal itu sebagai simbol kerendahan hati seorang raja kala itu, meskipun kekuasaan ada di genggaman. Sultan Ahmed I wafat saat berumur 27 tahun, atau 1 tahun setelah selesainya pembangunan masjid ini. Kemudian dia dimakamkan di halaman masjid ini, termasuk isteri dan ketiga puteranya. 

Tips Berkunjung ke Masjid Biru 

Blue Mosque

Masjid Biru merupakan tempat wisata yang masih aktif digunakan sebagai tempat beribadah. Selama berada di dalam masjid, wisatawan wajib menggunakan pakaian tertutup. Buat teman-teman yang hendak masuk ke Masjid Biru, perhatikan cara atau tips masuk ke masjid yakni: 

• Waktu yang tepat untuk berkunjung ke Masjid Biru adalah saat pagi menjelang siang. Hindari berkunjung ke Masjid Biru saat waktu beribadah, atau 30 menit sebelum adzan. Masjid akan ditutup selama 90 menit bagi wisatawan. 
• Sebelum masuk ke masjid, pastikan sudah melepas alas kaki dan taruh di dalam kantung plastik yang sudah disediakan secara gratis. Bawa sendiri/ ditenteng, ga ada tempat penitipan. 
• Memasuki masjid ga dikenakan biaya (gratis). 
• Wanita wajib menggunakan hijab/ penutup kepala, pakaian lengan panjang, serta celana atau rok panjang. Jilbab/ penutup kepala sudah disediakan di pintu masuk masjid secara gratis. 
• Pria wajib menggunakan celana panjang. Saat berada di dalam masjid, wisatawan dilarang berisik dan menggunakan flash jika ingin berfoto. Saat berfoto, wisatawan dianjurkan untuk ga membidik kamera ke arah orang-orang yang sedang shalat. 
• Selesai berkunjung, plastik pembungkus alas kaki dibuang ke tempat sampah yang telah disediakan. Penutup kepala dikembalikan ke staf. 
• Wisatawan bisa memberi donasi secara sukarela untuk membantu masjid.