Perjuangan Indonesia merebut kembali Jogja dari tangan Belanda tergambarkan di Monjali. Bentuk bangunannya cukup unik, kerucut seperti gunung setinggi 31,8 meter, merepresentasikan Yogyakarta yang memiliki Gunung Merapi. Mengingat saat ini masih di bulan November menyambut Hari Pahlawan di tanggal 10, kali ini aku mau bercerita singkat tentang Monjali.
Ada yang belum 'ngeh' Monjali? Monumen Jogja Kembali didirikan untuk
memperingati sebuah peristiwa kembali berfungsinya Ibu Kota Yogyakarta
setelah berhasil direbut dari penjajah Belanda, peristiwa ini terjadi
pada 29 Juni 1949. Monjali dibangun pada 29 Juni 1985 kemudian
diresmikan pada 6 Juli 1989 oleh Presiden Soeharto.
Baru sekali aku berkunjung ke Monjali pada bulan Februari 2019 lalu. Bersama teteh Rafa rombongan seluruh murid kelas 8 dan para guru MTs Negeri 4 Jakarta, aku yang tergabung korlas 8.1 ikut serta mendampingi PLS atau semacam study tour tersebut.
Sekilas Tentang Monumen Jogja Kembali
Monjali merupakan satu tempat yang akan memuaskan segala keingintahuan tentang perjalanan Bangsa Indonesia meraih kemerdekaan. Di Museum Jogja Kembali ini kita bisa melihat berbagai diorama, relief yang terukir atau koleksi pakaian hingga senjata yang pernah dipakai oleh para pejuang kemerdekaan.
Monjali
didirikan pada 29 Juni 1985 di atas lahan seluas 5,6 hektar. Ditandai
dengan upacara tradisional penanaman kepala kerbau dan peletakan batu
pertama oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Paku Alam
VIII. Berbagai
macam benda bersejarah yang pernah dikenakan pejuang pada masa lalu
dipajang di sini. Mulai dari pakaian, senjata, serta benda lainnya.
Bahkan, kereta kuda yang membawa Jenderal Soedirman pun turut
dipamerkan.
Pengunjung
bisa melihat tandu yang digunakan untuk menggotong Panglima Besar
Jenderal Soedirman selama perang gerilya, seragam tentara dan dokar yang
juga pernah digunakan oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman. Konon
total koleksi barang-barang dalam museum tersebut mencapai ribuan.
Lokasi Monjali
Monumen Jogja Kembali terletak di ring road utara tepatnya di Kelurahan Jongkang, Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta 55581. Pengunjung dapat mengakses lokasi dengan kendaraan pribadi maupun umum. Nomor telepon yang bisa dihubungi yakni +62 274 868225 dan email: myk@monjali-jogja.com
Tiket Masuk dan Jam Operasional
Objek wisata bersejarah Monumen Jogja Kembali ini dibuka setiap hari. Waktu buka mulai dari pagi hari hingga sore. Monumen ini dibuka setiap hari Selasa hingga Minggu pada pukul 08.00–16.00 WIB. Pada masa liburan sekolah monumen ini juga tetap buka pada hari Senin seperti hari biasa.
HTM per orang : Rp 10.000,-
Jam buka : Senin – Minggu pukul 08.00 – 16.30 WIB (khusus saat pandemi corona tutup 14.00)
Tiket parkir motor/ mobil: Rp 2.000,-/ Rp 5.000,-
Beberapa pentas seni seperti keroncong dan campur sari sering diselenggarakan di taman monumen ini terutama dalam perayaan-perayaan seperti Hari Raya Idul Fitri. Ada juga fasilitas area bermain anak-anak, kafetaria, toilet, telepon umum dan area parkir.
Bangunan Unik Monjali
Bangunan ini tampak gagah, didesain dengan empat pintu masuk sesuai dengan arah mata angin. Pintu barat dan timur menuju lantai satu, sementara utara dan selatan menuju lantai dua. Ada keunikan dari Monjali yang apabila ditarik garis lurus dari udara. Monjali berada satu garis lurus dengan Keraton Yogyakarta, Tugu, dan Gunung Merapi.
Monjali (Jogja Tribunnews) |
Aku di Monjali |
Rafa dkk di Monjali |
Memasuki halaman museum terdapat dinding yang memenuhi satu sisi selatan monumen yang berisi Rana Daftar Nama Pahlawan di mana pengunjung bisa melihat 422 nama pahlawan yang gugur di daerah Wehrkreise III antara tanggal 19 Desember 1948 sampai dengan 29 Juni 1949 dan puisi ‘Karawang-Bekasi’ karangan Khairil Anwar.
Di bagian luar museum terdapat sekitar 40 relief di dinding Monjali yang merupakan perjuangan fisik dan diplomasi perjuangan bangsa Indonesia. Semuanya adalah peristiwa sejak 17 Agustus 1945 hingga 28 Desember 1949. Di taman depan terdapat Meriam PSU Kaliber 60 mm buatan Rusia, sedangkan di halaman paling depan ada replika Pesawat Guntai dan Pesawat Cureng yang dipakai dalam peristiwa perjuangan ini.
Ada Apa di Monjali?
Monumen Jogja Kembali memiliki tiga lantai. Di lantai pertama terdapat empat ruang museum. Ada koleksi dipajang diantaranya replika, foto, dokumen, evokatif dapur umum dan berbagai senjata. Kita bisa membaca keterangan tentang informasi objek tersebut di setiap benda bersejarahnya.
Benda Koleksi di Monjali
Tak kurang dari 1.000 koleksi diorama mengisahkan serangan umum 1 Maret 1949. Sambil menyaksikan berbagai diorama ini, kita semakin dibuat merinding mengingat masa lalu. Di sini diputarkan musik lagu-lagu kebangsaan agar kita dapat merasakan suasana pada masa penjajahan dulu.
Ruang Duduk |
Di lantai dasar Monjali terdapat auditorium, perpustakaan, dan museum. Di dalam museum pada lantai dasar terdapat banyak koleksi benda-benda yang menjadi bukti sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Selain itu, ada juga beberapa benda klasik seperti mesin ketik dan berbagai jenis senjata.
Diorama Para Pahlawan |
Pertemuan Presiden Soekarno dan Jenderal Soedirman |
Di setiap diorama yang dipamerkan, kita dapat melihat peristiwa bersejarah yang terjadi. Selain itu, terdapat suara di setiap peristiwa yang menggambarkan adegan dalam diorama. Ada juga diorama pada 17 Agustus 1949, saat bendera merah putih dikibarkan.
Penandatangan Dokumen |
Sejujurnya, aku sering merasa takut setiap berada daam ruangan diorama ketika berkunjung ke museum. Entah aku penakut atau larut dalam perasaan atau memang suasana yang mencekam turut menghadirkan berbagai rasa seram yang menghantui. Pokoknya mesti ada teman banyak kalau mau melihat-lihat diorama hehehe 😀
Perpustakaan menggunakan satu ruang di lantai satu yang merupakan perpustakaan khusus yang menyediakan bahan-bahan referensi sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dan dapat dimanfaatkan oleh umum.
Ruang Serbaguna |
Ruang Serbaguna |
Ruang serbaguna adalah ruangan yang terletak di tengah-tengah ruangan lantai satu lengkap dengan panggung terbukanya. Setiap hari Sabtu dan Minggu di ruangan ini digelar berbagai atraksi diantaranya tarian klasik, gamelan, musik electone yang memainkan lagu-lagu perjuangan. Ruangan serbaguna ini bisa digunakan oleh umum untuk acara-acara pernikahan, seminar, wisuda dan lain-lain.
Anak-anak kelas 8 MTsN 4 berkumpul bersama di ruang serbaguna ini. Mereka mendengarkan kisah perjuangan para pahlawan merebut kembali Indonesia dengan jejak peristiwa enam jam di Yogyakarta yang dituturkan oleh seorang pemandu wisata Monjali. Mencatat dan menjawab pertanyaan di buku LKS sebagai salah satu tugas mata pelajaran dalam study tour saat itu.
Di lantai dua bagian dinding paling luar yang melindungi tubuh monumen, pengunjung bisa melihat 40 buah Relief Perjuangan Phisik dan Diplomasi perjuangan Bangsa Indonesia sejak 17 Agustus 1945 hingga 28 Desember 1949. Pengunjung bisa melihat antara lain relief Jenderal Mayor Meyer yang mengancam Sri Sultan HB IX pada tanggal 3 Maret 1949, Presiden dan para pemimpin lain kembali ke Yogyakarta, pernyataan dari Sri Sultan HB IX yang menyatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta adalah bagian dari Negara Republik Indonesia, Perayaan Kemerdekaan di halaman Kraton Ngayogyakarta dan lain-lain.
Kereta Kuda dan Tandu Jenderal Soedirman (Suara Jogja) |
Kesepuluh diorama disajikan dalam kronologis waktu sehingga kita lebih mudah mengetahui urutan kejadian yang sebenarnya. Di sini kita juga semakin memahami peran perjuangan Jenderal Soedirman yang waktu itu dengan kondisi kesehatan sangat lemah dan paru-paru sebelah tetap memaksakan diri ikut berjuang dengan cara gerilya. Padahal Presiden Soekarno sudah memintanya untuk tinggal bersamanya saja.
Monumen Jogja Kembali |
Monumen Jogja Kembali sangat tepat menjadi sarana untuk memahami sejarah bangsa Indonesia. Di sini ingatan kita akan disegarkan kembali dengan perjuangan para pahlawan dan mengetahui siapa saja tokoh-tokoh di balik perjuangan itu. Biaya masuknya terjangkau untuk wisatawan nusantara maupun mancanegara. Yuk, kunjungi Monjali sebagai tempat wisata yang menyenangkan bersama keluarga! 😊
Waah lokasinya msh di Ngaklik. 1 area Ama hotel yg aku bakal inapin nanti. Aku suka kalo liburan ke museum bersejarah gini mba. Apalagi kalo ada diorama nya. Jd mudah juga utk menjelaskan ke anak2 :).
ReplyDeleteEh tapi samaaaa, akupun kdg suka merinding kalo ke museum yg dioramanya ada patung2 orang begitu. Apalagi kalo ada bloody history nya. Yg paling serem pas aku ke museum Jend nasution di Menteng. Patung2 cakrabirawanya bikin jantungan hahahahah.
Ini museum pasti spooky kalo didatangin malem2 hihihihi..
Wah, jangan2 ntar kita ketemu wkwkwkwk :) Aku juga bakalan nginep ga jauh dari Monjali hehehe :D Iya, aura museum terkadang menyimpan rasa2 mistis ya eeeaa...Apa kitanya aja yang penakut yak wkwkwkwkw :) Kalau sendirian gimana tuh :) Diorama emang suka bikin drama spooky2 gituh hahaha :D Tapi nyenengin khan main2 ke berbagai museum, aku syukaaa! Asal rame2.
DeleteAku sering lewat, tapi mampir cuma pas dulu kuliah. Sedari dulu pengen mengunjungi museum-museum di Jogja, hanya saja belum kesampaian. Semoga besok bisa ke sana lagi.
ReplyDeleteOoooh gitu... :D Siapa tau kapan2 sembari gowes Mas Sitam bisa mampir ke Monjali ya :)
DeleteDuuuh enaknya yang aktif jadi korlas, bisa dampingin anak juga sekalian yaaa Nurul.
ReplyDeleteSalut emang sama MONJALI, anak bisa belajar sejarah sekaligus wisata.
BTW ini tuh mirip MONAS tapi dengan bentukan yang lebih kecil ya, dan menurutku lebih nyaman juga.
Hehehe :) Seru lah yaw jalan2 edukatif kayak gini. Anak3 hepi bisa melihat Monjali. AKu juga perdana nih sama Rafa hehehe :) Iya, nyaman kok.
Deletewah iya, aku kmrn pas ke jogya juga ajak anak anak kesini mbak....
ReplyDeletetempat yg sangat edukatif buat anak anak, uda gitu htmnya terjangkau pula
Wah, mbak Dian udah pernah juga :) Toss!
DeleteSeru nih..wisata diaini.., apalagi bawa anak2..jalan2..juga ada nilai edukasi dan pengenalan sejarah sama anak2..
ReplyDeleteBetul :) Kita jadi nambah wawasan sejarah bangsa Indonesia dengan cara menyenangkan deh.
DeleteWah aku baru sekali bun ke Jogja. Itu juga cuma sempet ke candi prambanam aja. Jadi pengen jalan-jalan lagi ke sana terus jalan-jalan ke monumen Monjali ini. Pantesan dipakai juga untuk study tur anak sekolah ya karena museumnya kaya nilai sejarah
ReplyDeleteRemedial jalan2 ke Jogja nya, bun Yen hehehe :D Hayuk, main2 ke museum asyik loh, anak2 suka deh :) Iyaaa.
DeleteAku jadi ingat foto masa kecilku di monjali ini, tapi foto tampak depan sih, gak ada foto didalamnya. Jadi kenangan banget karena masa kecilku tinggal disana. Ternyata sampe sekarang tarif masuknya masih murah ya mbak
ReplyDeleteAku mah baru sekali main ke Monjali hihihii dan baru ngeh kalau itu singkatannya.
DeleteBentuk bangunannya unik, ya. Kayak tumpeng hehehe. Saya sama kayak Mbak Nurul. Suka agak merinding kalau ada di ruang diorama. Berasa kayak ditarik ke zaman tersebut
ReplyDeleteIya ya uni banget bangunannya. Apalagi yang berdarah2 dioramanya ih cacuuutt hahahah :D
DeleteSuka banget kalau jalan mampir ke museum, banyak sejarah yang baelum kita ketahui. Gedungnya unik banget deh inget tumpeng hehe
ReplyDeleteIya, aku belum menjelajah semua lantai wkwkwkwkwk :D
DeleteWow ada 1000 koleksi dioramanya ya. Banyak banget. Ke Monjali ini, memuaskan keingintahuan mengenai sejarah bisa dilakukan. Pasti banyak yang bisa jadi bahan tulisan ya.
ReplyDeleteIYa, banyak hihihihi...
DeleteWahaaa, kayaknya saya malah belum pernah ke monjali deh. Padahal, mungkin tiap pulkam lewat. Memang gitu sih ya, kadang malah kurang antusias pada obyek2 yang di dekat tempat tinggal (ya meski monjali ke kampung saya masih 3 jam-an juga sih hehehe). Tapi kayaknya kapan2 bisa ajak anak2 ke sini kalau pas pulkam
ReplyDeleteOh yaaa? Wah, padahal kesempatan banget karena dekat rumah di Jogja ya heheheh :D Sebenernya museum itu wisata edukasi yang menarik lho, semoga mbak kapan2 bisa mampir ya.
DeleteKalau ke sini enaknya rame-rame soalnya gelap dan sepi ya atau akhir pekan. Pengen ajak bocah ke sini mereka suka museum gitu...ah kangen Jogja jadinya..
ReplyDeleteAnak2ku juga suka main2 ke museum :) IYa, mbak Dew.
DeleteWaah udah lama sekali nggak ke Monjali. Terakhir kali tahun 2010 kalau nggak salah. Ini dulu destinasi wisata saat SMP. Pernah kesana juga pas udah nikah dan punya anak tahun 2010
ReplyDeleteWow, udah mbak ternyata.... udah sering hehehe mantap deh.
DeleteSoalnya kan Jogja kan dekat dari rumah nenekku di Magelang. Jadi kalau pulkam ya sekalian main ke Jogja.
DeleteOoooh gituuuuu :) Asyik ya deket banget :)
DeleteMonjali, dalam seminggu bisa 2 sampai 3 kali lewat di ruas jalan dekat Monjali ini. Tapi belum kesampaian masuk ke monumennya. Ternyata dalammnya Monjali besar banget dan lengkap jejak rekam sejarahnya.
ReplyDeleteWah, hehehe deket rumah kayaknya ya museumnya. Semoga nanti mbak bisa main ke sini :D
DeleteEnaknyaaa teteh Rafa, ibunya jadi korlas jadi bisa ikut nemenin study tour ya xixi... Udah lama nih aku ga ajak anak-anak ke museum.
ReplyDeleteHehehe alhamdulillaah :) Yuk, berkunjung ke Monjali kalo pas ke JOgja :D
DeleteMemang suasananya membawa kita serasa kembali ke masanya yaa, kak..
ReplyDeleteJadi wajar kalau merasa merinding.
Aku belum pernah ke Monjali.
Apiknyaaa~
Iya. Jadi melompat ke masa lalu penuh perjuangan :D
DeleteWah aku baru tau nih mak tentang monumen monjali ini.. Seru sekali study tournya, buibu korlas emang biasnya kebagian repot sama hepi hepinya juga yaaaa.. Hihihihi.
ReplyDeleteSeru donk hihihi. Korlas demen motretin anak2 kelasnya trus dikirim ke wag ortu hahaha :D
DeleteMonjali, ya ampun udah tahunan aku gak ke sini. Padahal Monumen ini cuma 10 menit aja dari rumah kakakku di Jogja, hehe. Sekarang kalau malam bagus, Mbak, ada lampion-lampion gitu. Dan jujur aja saya juga takut berlama-lama di monumen ini. Berasa kayak diawasi aja sama patung-patung diorama itu. Btw, tapi perlu juga sih buat anak-anak. Kapan-kapan aku juga pengin bawa DuoNaj ke sana.
ReplyDeleteUwowwww deket amaaat hihihihi :) Oh gitu...boleh ah kapan2 ke Monjali lagi malam2 :D Oua, paling spooky diorama2 itu hihiihihiiiiiii :D Kalo cendilian mah udah kaboooorr wkwkwkw.
DeleteSemoga suatu hari nanti bisa berkunjung ke sana ajak anak-anak. Tempat sejarah wajib dikunjungin agar mereka belajar kehidupan dari sejarah.
ReplyDeleteIn sya allah bisa mbak :) WIsata edukasi bareng keluarga bakalan ga ngebosenin loh.
DeleteCuma pernah lewat, tapi nggak singgah saat dari Jogja menuju Magelang karena saat ini monumennya belum buka.
ReplyDeleteSayang banget, karena ternyata isinya menarik banget.
Kpaan2 masuk donk ke dalam museumnya hehehe siip :D
DeleteWaktu ke Jogja aku belum sempet mampir ke Monumen Jogja ini. Semoga ada kesempatan untuk bisa ke Jogja lagi jadi bisa mampir ke sini bawa anak2 :)
ReplyDeleteIn sya allah kapan2 ada kesempatan mampir mbak :D
DeleteAku udah lamaaaaa belum ke Monjali lagi ni mom. Sekarang udah makin kece aja ya. Kalo malem ada taman lampion yg cantik loh
ReplyDeleteIya, katanya juga gitu. Malam2 makin cantik pemandangan lampionnya.
DeleteMONJALI.... aku baru tau nih, ternyata singkatan dari Monumen Jogja Kembali. Asik juga ya liburan ke Museum, bisa belajar sejarah lebih dalem. Jogja emang asik buat jadi daftar wajib kunjungan wisata :)
ReplyDeleteIya, waktu itu aku juga baru ngeh nama Monjali hehehe :D
DeleteSaya udah lama banget enggak masuk ke Monjali lagi padahal setiap hari saya beraktivitas di dekat-dekat situ. Btw kalo malam hari sekitar Monjali ini cantik lhooo karena ada taman lampionnya :)
ReplyDeleteOooh yach? Kapan2 mesti masuk mbak :D
DeleteTernyata ga cuma aku yang kalau masuk ruangan museum ada diorama dan patung manusia dan sepi suasananya kok rasanya gimana gitu..kwkwkw
ReplyDeleteKayak hidup aja mereka ya
Keren banget memang Monjali, tak lekang oleh zaman museum begini. Maka pas jadi tujuan kunjungan para siwa untuk studi wisata juga tempat eduwisata bersama keluarga.
terima kasih sudah membagikan cerita ini, Mbak Nurul..Jadi ingat belum ngajak anak-anak ke Monjali duh...Semoga nezt kalau ke Jogja lagi
Hahahaha iyaks mbak Dian wkwkwkwk :D Ngeri bulu kuduk merinding ya bagian dioramanya :D Iya, bagus ternyata Monjali, bangunannya juga unik. IYa, sama2, semoga kita kapan2 bisa berkunjung ke Monjali (lagi) :D
DeleteWaa akupun sama kalau masuk museum juga takut ujung2nya jalanku kucepetin aja tiap di dalam museum padahal ya penasaran juga 😂 , tapi keren banget diorama di Monjali ini ya mba, so real gitu.. keren keren!
ReplyDeleteHhihihihihihi iya sih, makanya kudu rame2 lewatin dioramanya :D Keren.
DeleteAku seneng nih dateng ke tempat wisata sejarah gini. Harga tiketnya juga murah banget ya..
ReplyDeleteCuma kenapa jarang terekspose ya mba, aku juga baru tau nih kalau ada musium ini dijogja.
Iya HTM murce tapi wawasan sejarah nambah, seneng ya.
DeleteUnik juga ya bentuk bangunannya... Aku belum pernah berkunjung ke Monjali, kapan2 pengen kesana. Paling asyik sih berkunjung ke museum sejarah gini bareng anak2, jadi mereka bisa sambil dpt wawasan sejarah juga
ReplyDeleteIya, unik, bangunannya seperti piramida di Mesir. Anak2 bakalan suka mampir ke Monjali.
DeleteSetahun setelah Monjali diresmikan pak Harto, aku resmi menetap di Yogya. Tapi berkunjung ke Monjalinya baru sekali hehehe..lokasinya lumayan deket dari kostanku di Jalan Kaliurang.
ReplyDeleteOhhh gitu :) Kapan2 ajak anak2 mbak deh ke sini.
DeleteTerakhir ke Monjali di 2015 kalo gak salah. Jadi tahu kondisi terkininya nih.. TFS mba..
ReplyDeleteOoooohhh... 5 tahun lalu ya. Sama2.
DeleteDulu waktu kuliah lumayan sering juga pergi ke suatu tempat lewat Monjali ini Mbak... dari dulu emang udah bagus banget. One day pingin ajak anak2 masuk ah,, Januari 2020 lalu ke Jogja gak sempet ke sini.
ReplyDeleteIya mbak 😊 Disempetin mampir sebentar biar kita tau sejarah.
DeleteAku snenng banget nih mba wisata sejarah begini kita jadi bnyak tahu ya bagaimana dahulu jogja diperjuangkan, bagaimna para pejuang merebut kemerdekaan Indonesia..keren deh mba nurul sudah traveling ke banyak tempat
ReplyDeleteBener banget mbak Yanti :) Alhamdulillaah belum banyak kok hehehe.... kami senang main2 ke museum :D
DeleteAku jadi inget masa sekolah, salah satu agenda study tour main ke Monjali. Tapi pas duluu kok kurang paham Monjali ini dibangun untuk apa dan cerita di baliknya. Baca cerita mbak jadi lebih ngeh. Makasih ya.
ReplyDeleteIya, sama2 mbak Dini. Semoga kapan2 mbak bisa mampir lagi ke Monjali.
DeleteLucu ya singkatannya, jadi terkesan ada di Jakarta. Ahaha
ReplyDeleteKalau mengunjungi monumen sebesar ini, apakah ada pemandunya?
Aku tertarik banget nih belajar sejarah ketika Jogja sempat dijadikan ibu kota. Apalagi di monumen ini disediakan juga perpus untuk mencari referensi terkait peristiwa tersebut.
Beneran deh, aku baru tahu ada tempat macam begini di Jogja
Iya ya hahahah😁 Kayaknya ada deh pemandunya. Kita bosa eksplorasi nih puas di Monjali belajar sejarah 😍
DeleteBolak balik ke Jogja tapi belun pernah ke Monjali sama sekali. Taunya Monjali itu salah satu jurusan TransJogja :D
ReplyDeleteKeren banget ternyata monumennya. Sayangnya jarang terekspos bahkan di akun wisata yang ada di sosmed pun jarang banget yang menampilkan Monjali ini. Kapan-kapan kalau ke Jogja, harus mampir sini.
Hahahahaha oh gitu yak? Wkwkwkwkwk. Iya keren bentuknya unik kan... 😁 Sip, met mampir.
DeleteBaru denger nih ttg MONJALI, lokasinya bagus ya mba, mudah2an bisa lebih di ekspose biar jadi destinasi wajib para pelancong
ReplyDeleteIya mbak, semoga kapan2 mbak bisa nyempetin mampir ke Monjali ya.
DeleteKalau ke Jogja aku selalu melewati tempat ini tapi belum pernah masuk. Ternyata seru juga ya. Next time deh visit Monjali pas ke Jogja :)
ReplyDeleteNext time begitu lewat, cuuuzz masuk ke Monjali yaaa 😀
DeleteTerakhir ke Monjali kalau gak salah pas TK atau SD dan sekarang sudah lupa seperti apa, pengen nanti pas sudah aman ngajak anak berkunjung ke Monjali ini..duh semoga pagebluk segera berakhir ya mba
ReplyDeleteWow, udah lama bingits ya hahaa mantap deh 😘😘 Kpn2 ke sini lagi yuk.
DeleteJadi kangen Jogja, padahal rencananya bulan April tahun ini mau ajak keluarga besar pulang ke Jogja ehhh pandemi. Semoga segera pandemi berakhir supaya bisa pulang ke Jogja..
ReplyDeleteIya, aku juga ga bosen2 ke Jogja padahal bukan orang sana 😍
Delete