Berkunjung ke Kota Tua, belum lengkap rasanya jika tak mampir ke Pelabuhan Sunda Kelapa. Banyak destinasi wisata populer dan bersejarah yang bisa kita temui di wilayah Jakarta Utara lho. Salah satu daya tarik pelabuhan ini bagi penyuka peninggalan masa lampau adalah kapal-kapan pinisi langka yang masih ada.
Wisata Sejarah Pelabuhan Sunda Kelapa |
Hari Sabtu, 28 Agustus 2021 lalu aku dan suamiku ga sengaja mampir ke Pelabuhan Sunda Kelapa. Dari rumah kami di Jagakarsa, aku dibonceng Aa Rahmad naik vespa sampai tujuan. Awalnya hanya ingin ‘cari angin’entah ke mana. Bukan cari gara-gara karena sumpek kelamaan di rumah lho ya hehehe.
Ternyata sinar matahari sudah cukup terik, padahal waktu masih menunjukkan pukul 09.20 WIB. Sempat ragu-ragu untuk foto-foto karena panas terasa menyengat. Namun akhirnya jadi suga berpose seadanya, sambil ditonton oleh para pekerja kapal yang sebagian sedang beristirahat duduk di tepi jalan.
Sebenarnya ini yang kedua kalinya aku mampir ke pelabuhan. Beberapa tahun lalu aku dan suami membawa serta anak-anakku ke sini. Di lain kesempatan aku sekeluarga ingin mencoba naik perahu bermesin menyusuri Pelabuhan Sunda Kelapa hingga mencapai mercusuar, ah.
Sayangnya, kawasan wisata ini belum bisa dinikmati dengan nyaman. Terlihat kondisi maupun fasilitas yang kurang memadai seperti toilet yang entah di mana berada dan fasilitas lainnya. Semoga nantinya kita bisa semakin betah berada di Pelabuhan Sunda Kelapa sebagai tempat hangout sekaligus menambah wawasan peninggalan di masa lampau.
Lokasi dan Fungsi
Sunda Kelapa adalah sebuah pelabuhan yang terletak di Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan persinggahan pelayaran antarbangsa yang dibangun pada tahun 1527 semasa pemerintahan Portugis.
Dahulu kala, pintu masuk perdagangan di Pulau Jawa dikenal dengan pelabuhan lada yang sibuk. Banyak kapal asing berlabuh di Pelabuhan Sunda Kelapa membawa barang-barang kelontong, rempah-rempah, kebutuhan pokok, bahan bangunan dan sebagainya.
Kini Pelabuhan Sunda Kelapa berfungsi sebagai pelabuhan pelayaran rakyat dan kawasan wisata. Kegiatan bongkar muat barang secara tradisional dan penggunaan kapal pinisi menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Jika kapal sudah penuh muatan, kapal siap berlayar ke tempat yang dituju. Untuk bongkar muat barang rata-rata menghabiskan waktu 2-3 minggu. Nah, pemandangan seperti ini cukup menarik perhatian, termasuk aku yang sudah sangat jarang melihat momen seperti ini.
Bongkar Muat Barang di Kapal |
Sejarah Singkat
Sunda Kelapa merupakan pelabuhan tua bersejarah yang terletak di Jakarta Utara. Pelabuhan ini menjadi cikal bakal kota Jakarta dengan beragam kisah yang sangat menarik. Melalui dermaga ini Jakarta bisa dikenal dunia sejak dulu kala. Hal inilah yang menjadi magnet wisatawan berkunjung ke tempat ini.
Sunda Kelapa berasal dari gabungan kata Sunda dan Kalapa. Dengan demikian, Sunda Kelapa berarti pelabuhan Kalapa milik kerajaan Sunda. Pelabuhan ini telah dipakai sejak zaman Tarumanegara dan diperkirakan sudah ada sejak abad ke-5 dan saat itu disebut Sundapura.
Jalur Perdagangan
Betapa ramainya lalu-lintas perdagangan di Pelabuhan Sunda Kelapa. Pada abad ke-12 banyak pedagang dari Cina dan Jepang berkunjung ke Jakarta melalui pelabuhan ini. Mereka menjual barang dagangan seperti kain sutra, keramik, kopi, anggur dan sebagainya untuk ditukar dengan rempah-rempah asli Indonesia.
Banyak pedagang dari Arab dan India yang datang membawa kulit, kain dan minyak wangi. Lagi-lagi mereka bertujuan untuk menukar barang bawaannya dengan rempah-rempah. Kegiatan dagang di Pelabuhan Sunda Kelapa ini berjalan hingga ratusan tahun.
Ternyata sejarah perdagangan yang ada di Pelabuhan Sunda Kelapa ini juga pernah ditulis oleh seorang pelaut dari Portugis. Ia adalah Tome Pires, orang yang sedang melakukan ekspedisi pejalanan menuju Utara Jawa di tahun 1500-an. Dalam artikelnya, Tome Pires menulis bahwa Pelabuhan Sunda Kelapa adalah dermaga yang ramai dengan aktivitas perdagangan seperti sayuran, hewan potong, beras, lada dan rempah-rempah lainnya.
Pertempuran dan Pergantian Nama Sunda Kelapa
Pada abad ke-16, bangsa Portugis datang dan ingin menjajah Sunda Kelapa. Akibatnya, terjadilah pertempuran di pelabuhan ini di mana rakyat Indonesia mempertahankan miliknya dari serangan bangsa Portugis. Bersyukur, pasukan Fatahillah dapat mengalahkan pasuka Portugis dan mereka berlari ke Cilacap hingga Sulawesi. Tepat setelah kejadian tersebut atau pada tanggal 22 Juni 1527 Sunda Kelapa berganti nama menjadi Jayakarta.
Tetapi naas, di tahun 1619 Belanda berhasil merebut Pelabuhan Sunda Kelapa. Mereka membuat kantor VOC serta benteng di sekitar dermaga ini. Nama Jayakarta diubah menjadi Batavia dan kawasan ini pun menjadi pusat perdagangan international. Namun, sekitar abad ke-19 Pelabuhan Sunda Kelapa mengalami pendangkalan air laut sehingga mulai ditinggalkan oleh banyak pedagang dan pembeli, sehingga Belanda mencari alternatif pelabuhan lain.
Pesona Kapal Pinisi
Begitu memasuki kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa, mata kita dimanjakan dengan pemandangan kapal-kapal pinisi yang berjajar dan bersandar rapi di dermaga. Ada truk-truk berukuran kecil, sedang maupun besar yang lalu-lalang mengangkut aneka barang. Terlihat para pekerja membongkar muat drum-drum, peti kayu dan lain-lain.
Kapal-kapal itu rata-rata memiliki warna cat tiga sampai empat warna dari atas ke bawah misalnya putih dengan garis kuning. Setelah itu ada warna hijau dan paling bawah warna merah. Ada pula kapal dengan merah sebagai warna teratas, kemudian putih dan terbawah hijau. Catnya yang memudar dimakan waktu, membuat kapal semakin terlihat klasik nan estetik dipandang.
Ada pula kapal berbahan kayu lain yang bercat cokelat tua, atau entahlah apakah memang warna asli kayunya ya? Hhmm…. Kapal kayu diparkir di sini. Biasanya kapal ini digunakan untuk membawa barang atau bahan bangunan ke Kalimantan dan tempat lain.
Di sela-sela kapal yang berlabuh, muncul semacam kayak atau perahu mungil dengan mesin motor yang bisa disewa wisatawan. Rasanya kepengen coba naik, tetapi masih ragu-ragu sih. Mungkin di lain kesempatan, mengumpulkan nyali dulu.
Spot Foto Instagramable
Banyak orang bilang, kalau ingin hunting foto kapal-kapal legendaries, datang saja ke Pelabuhan Sunda Kelapa. Deretan kapal yang bersandar adalah spot foto terbaik. Apalagi kalau kita berani naik perahunya, yakin deh hasil foto kita saat berada di antara kapal-kapal pinisi berukuran besar, akan tampak memukau.
Selain itu, tumpukan kontainer yang tertata dekat tempat bersandarnya kapal pinisi juga bisa dijadikan spot foto instagramable lho. Sepertinya kapan-kapan aku akan kembali lagi ke sini, datang pagi sekali demi foto-foto yang lebih adem kelihatannya. Yang sekarang seperti pakaian dijemur ya hehehe padahal masih jam 9.
Teman-teman yang memiliki hobi fotografi maupun sedang belajar memotret, bolehlah menyempatkan diri berkunjung ke Pelabuhan Sunda Kelapa. Banyak kok para fotografer yang hunting spot foto sebagai koleksi atau untuk tuntutan pekerjaan.
Berpose Sejenak |
Pemandangan Kapal Pinisi yang Memesona |
Harga Tiket Masuk
Harga tiket masuk Pelabuhan Sunda Kelapa terbilang sangat bersahabat yakni:
- Pejalan kaki dan pesepeda : Rp 2.500,- per orang.
- Sepeda motor : Rp 3.000,-
- Mobil pribadi : Rp 4.000,-
- Kendaraan pick up atau mini bus : Rp 7.000,-
- Segala jenis truk : Rp. 11.000,- hingga Rp. 17.000,-
Untuk melengkapi berwisata di Pelabuhan Sunda Kelapa, kita bisa berkeliling di sekitar pelabuhan dengan menyusuri air menggunakan ojek perahu. Kabarnya sih tarif yang ditawarkan mulai dari Rp. 50.000 hingga Rp. 100.000 per perahu. Mungkin bisa ditawar harganya, kurang tau juga sih karena aku belum mencobanya hehehe.
Pemandangan Kapal di Pelabuhan Sunda Kelapa |
Jika teman-teman ingin menikmati sensasi berlayar dan melihat kapal-kapal berjejer dari sudut pandang mana saja, kalian bisa naik perahu bermotor. Kita juga bisa melihat mercusuar ada di perbatasan pelabuhan. Ada baiknya berkunjung ke Pelabuhan Sunda Kelapa di pagi hari atau sore agar ga kepanasan dan dapat view yang lebih indah.
Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Sunda_Kelapa
https://www.indonesiaport.co.id/sunda-kelapa
Waah menarik banget. Rumahku termasuk dekat dengan jakarta, tapi sayangnya ke jakarta bisa dihitung dengan jari hihi. Semoga kapan-kapan ada kesempatan eksplor jakarta XD
ReplyDeleteHalo mbak Vida, thanks udah mampir ke blogku :) Wah, agendakan mbak kapan2 berkunjung ke Pelabuhan Sunda Kelapa pagiiiii atau sore, seruuuu deh lihat pemandangan kapal-kapalnya.
DeleteAku penasaran dengan naik kapal dan liat dalamnya seperti apa hahahaha. Seru loh jadinya
ReplyDeleteAKu juga kepo. Entahkah, boleh ga ya masuk ke dalam kapal pinisinya? Wkwkwkwkkw :D
DeleteInstagramable banget dengan spot-spot klasik. Mungkin cukup atur pewarnaan jadi epik kalau foto di sini ya Kak. Kira-kira ada yang prewed di sini ga ya. ☺️
ReplyDeleteKudu dateng lebih pagi biar ga kepanasan gini ahahahhahaha :) Adaaaaaa kok kayaknya.
DeleteBau anyir yang sangat kuat masih tercoum gak sih di sekitar pelabuhan itu?
ReplyDeleteDulu
Dulu nih ya, selain bau anyir, bau amis juga bau Pesing lho di sekitar pelabuhan itu. Makanya ga berani jalan jalan apalagi lihat-lihat. Udah mabuk duluan dengan suasananya soalnya, hehehe...
Apa karena pakai masker ya, jadi aku dan suami ga nyium bau anyir hihihihi :) Ga bau pesing juga sih.
DeleteSeruuuu banget sihh main2 di Pelabuhan Sunda Kelapa. AKu duluuuu waktu masih jamannya sekolah suka diajak main kesini, udah lama banget.
ReplyDeleteGa kuku itu naik Vespa keliling2, btw HTMnya pun masih murmer yaa, ah ikuut mo lihat kapal lauut atuh.
Iya, HTM super murah. Mandangin kapal2 yang parkir gitu dan aktivitas para pekerja, seruuuuu deh.
Deleteudah lama pingin ke sini tapi belum sempat juga. Auranya itu lo historik banget, ya
ReplyDeleteIya , yuk mbak mampir dong ke sini kapan2.
DeleteDuh aku jadi pingin jalan-jalan juga ke Pelabuhan Sunda Kelapa mbak, naik motor sama suami seru ya.
ReplyDeletePas banget aku baca postingan ini, soalnya ga ngerti kalau ke sana itu gimana caranya, parkir di mana dll.
Sebagai jalur perdagangam Sunda Kelapa cukup terkenal ya di kalangan pedagang dulunya
Seru banget pastinya. Ternyata enak nyari angin sampai ke Pelabuhan Sunda Kelapa hahahaha :D Parkir kalau motor ya kayak aku gini gpp si vespa ikutan mejeng dalam foto wkwkwkwk :D
DeleteJujurnya kenapa aku belum pernah kesini, padahal ga jauh2 amat dari rumah, ya karena panasnya ituuu mbaaa hahahaha. Ga kuaaat, bisa migren aku di sana 😅.
ReplyDeleteTapi pernah ngeliat IG nya temen yg foto2 di sini, dan keren2 hasilnya. Cuma tetep aja, buatku yg ga suka foto, dan ga suka panas, ke pelabuhan ini agak sia-sia. Beda cerita bagi yang memang suka dengan spot2 kapal dan mencari yg unik2 ;).
Jam 6 pagi coba deh mbak Fanny atau sore sekalian. Jam 9 udah terik bener dan gelap jadinya hasil foto wkwkwkwk :D
DeleteAku udah lamaa sekali tak ke pelabuhan Sunda Kelapa, mba. Padahal aku suka berkunjung ke tempat yang penuh sejarah seperti ini. Btw, jauh sekali mba Nurul ama suami motoran ke sana, mba :)
ReplyDeleteHehehe iya mbak iseng aja kepo soalnya, ga sengaja jadi mampir ke sini :D Yuk!
DeleteKeren banget! Pengen juga jadinya ke Pelabuhan Sunda Kelapa. Kalo aku suka tipe wisata yg kaya gini nih. Edukatif dan gak perlu tantangan fisik heheh. Moga kesampean nih ke pelabuhan tersebut apalagi htm-nya pun juga terjangkau.
ReplyDeleteEnak mbak wisata seru begini. Mana murah tiketnya, jadi tau kapal2 dari dekat.
Deleteaku baru satu kali main ke Kota Tua.
ReplyDeletetapi waktu itu bareng rombongan netizen MPR, jadinya ga bisa terlalu lama.
Kayaknya suatu hari nanti aku mau main ke sini lagiii.
Mau explore Pelabuhan Sunda Kelapa, yeayyy
Iya mbak, sip2 kapan2 main ya ke pelabuhan ini rame2 bakalan seruuuu :D
DeleteKota tua Jakarta, salah satu tujuan wisata yang pengin saya kunjungi. Ingin liat dari dekat gambaran kehidupan seputar Sunda Kelapa tempo dulu.
ReplyDeleteTerakhir kali ke Jakarta, ke kota tua cuma lewat doang karena nggak cukup waktu. Sementara jadwal kereta udah dekat. Makanya klo udah kondusif pengin main ke kota tua.
Iya mbak, abis dari Kota Tua, geser dikit main ke Palabuhan Sunda Kelapa. Ga jauh kok hehehe.
DeleteBAru tau, masuk sunda kelapa dikenakan biaya. Ada gerbangnya gitu ya mbak?seru banget mbak naik vespa berdua ujuk ujuk dapet tempat kece gini untuk dikunjungi. Aku kira tadi bongkar muatan 2-3 jam, ternyata berminggu minggu ya..gede ya mbak kapalnya?
ReplyDeleteIya, ada pos pintu masuk dijaga sama petugas dan ada karcis parkirnya. Iya segede ini kayak di foto aku hihihihi :)
Deletewah udah lama saya juga pengen mampir ke pelabuhan sunda kalapa. pengen melihat pelabuhan dari dekat dan merasakan keramaiannya di pelabuhan. Kayaknya aura zaman dahulunya masih terasa ya mbak. menyenangkan kayaknya ke sana, apalagi tiket masuknya juga murah yaa.
ReplyDeleteIya, berasa main melewati lorong waktu bak Doraemon hahahah :D
DeleteAiiih, Pak Rahmad dan Bu Rahmad boncengan berdua naik vespa... Serasa pacalan lagi ya, Mak, so swiiiit, hihi...
ReplyDeleteOmong-omong, sejarah Sunda Kelapa cukup panjang ya, Mak... Suamiku nih, suka banget sama wisata yang berbau sejarah kayak gini. Awal tahun lalu pas kami lewat ke Pekalongan, kami sempat mampir ke tempat pembuatan kapal di sana. Trus, doi langsung mendongeng, hihi...
Btw, tiket masuknya murah bangeeett... Lebih murah daripada biaya parkir. Hohoho...
Hahahaha iya mbak Arin, mumpung lagi ada waktu santai kan sesekali berduaan jalan jauh wkwkwkwk :) Kapan2 bawa anak2 ke sini mbak, biar ngerasain aura kapal2 zaman dulu dan sejarahnya :)
DeleteSunda Kelapa memang bagus dan unik maka tidak heran kawasan ini jadi tempat foto prewedding.
ReplyDeleteIya, bener banget. Instagramable deh :)
DeleteSeumur-umur aku belum pernah dateng Pelabuhan Sunda Kelapa, dengar namanya doang pas pelajaran sejarah. Btw aku suka deh dengan cerita sejarah sunda kelapa di artikel ini, runut tapi ringan jadi gampang dipahami..
ReplyDeleteHihihihi...ayuk mbak ajak keluarga mampir kapan2 ke sini. Seruuuuu, biar pada tau kapal2nya. Thanks mbak.
DeleteSurabaya juga ada pelabuhan, kak Nurul.
ReplyDeleteTapi aku belum pernah melihat kapal-kapal untuk perdagangan seperti di Sunda Kelapa begini. Unik sekali..
Apakah sampai sekarang masih aktif bongkat muat barang?
Kagum sama teknologi kapal yang bisa mengarungi lautan luas dengan beban yang dibawanya.
Iya, ada di Surabaya tuh. Kudu dimampirin lah kalau santai, biar anak2 seneng lihat pemandangan unik hehehe :D
DeleteAku kemarin gak bayar mba masuk... Pas penjaga nanya mau apa aku bilang cuma foto2, Pak... Terus langsung boleh masuk...
ReplyDeleteAda background sejarah ya dibalik nama Pelabuhan Sunda kelapa ini, kemarin Juga sempet nyaksiin bongkar muat di salah satu kapalnya
Oh gitu hehehe asyik ya. Kayak di film2 gitu rasanya ngeliat aksi para pekerja kapal angkut barang :D
DeleteDari dulu aku tuh selalu kepo dan tertarik kalo ngomongin sunda kelapa. Magnet banget ih tempat buat diekspor. Terima kasih ya sudah mengulasnya
ReplyDeleteSama2. Semoga mbak Milda bisa berkunjung ke sini kapan2.
DeleteIngat banget dari dulu zaman SMA Pelabuhan ini sudah jadi spot foto-foto para fotografer profesional karena memang tempatnya yang bersejarah dan juga banyak objek foto yang menarik.
ReplyDeleteIya mbak. Memang seperti ada magnetnya ya bikin kita kepengen datang dan menikmati pemandangan pelabuhan dengan kapal2nya yang unik.
Deletetahun 2007 dulu sering diajak sama kakak dan kakak ipar karena jadi pengawal mereka yang pacaran wkwk destinasinya adalah ke sini duh jadi kangen entah kemana dulu foto2nya di sini..seru banget ya mba bisa ke sini
ReplyDeleteOh yach? Wkwkwkwkwkwk :D Kalau ke Jakarta, mampir sebentar pagi2 ke sini deh.
Deletecantik banget kapal-kapal yang lagi istirahat merapat daratan kebayang lelahnya terombang-ambing di lautan *eaaa
ReplyDeleteaku selama di Jakarta belum pernnah ke sini mak
belum pernah jalan-jalan duh secara anak-anak masih kecil-kceil wkwk
padahal sesekali wisata sejarah begini perlu ya mak
Perlu :) Ga apa2 ajak anak2 kecil. Yang penting berhati2 aja lah jalan2nya di kawasan pelabuhan hehehe.
DeleteAku kagum loh dengan semangat jelajah mba Nurul dan suami, mengunjungi tempat-tempat wisata yang antimainstream. Dulu sih aku pernah ke pelabuhan di kota Semarang, saat anak-anak masih kecil. Sekarang malas banget karena panasnya itu loh. Tapi aku pernah juga pengen ke pelabuhan Sunda Kelapa ini, belum terwujud karena jarang bisa punya waktu agak lama kalo berkunjung ke Jakarta
ReplyDeleteThanks, Mbak Wati :) Nanti kalau pas ke Jakarta jangan lupa sempetin main ke sini yaaa.
DeleteAiih bagaikan Romeo dan Juliet tahuuuu, samaan deh kayak aku sama suami, kalau lagi pengen jalan hiburan mata lah ya, plus kangen duaan ya keliling aja tahu-tahu sampai deh ujung bogor atau jakarta wkwkkwkw. KAu pengen nih ke sini, dulu sekali jaman SD
ReplyDeleteHihihihihihi bisa aja mamah Eni :D Buat relaksasi perlu lah sesekali berpacaran sama suami main ke pelabuhan hahaha :D
DeleteWah keren berwisata ke Pelabuhan Sunda Kelapa. Sempat bertemu dengan anak anak yang terjun dari kapal nggak Bu Nurul? Biasanya ada anak anak yang suka terjun dari atas kapal dan semakin semangat kalau difoto dan sedikit pengganti melompat mereka. Dari sini biasanya lanjut ke Museum Bahari dan Bangunan Menara Mercusuar Syahbandar dan bisa melihat Pelabuhan Sunda dari atas dan sekalian mampir ke kantor eks VOC. Terima kasih sharingnya Bu, salam sehat dan selamat beraktifitas.
ReplyDeleteMakasih, Pak Eko. Ga ketemu anak itu sih hihihi.... Ke Museum Bahari pernah tapi belum sempet ditulis. Menara Mercusuar belum pernah. Maybe next time deh :D Sama2. Sehat2 juga ya.
DeleteJadi flashback ke jaman dulu ya. Indonesia emang kaya akan rempah makanya bangsa2 lain pengen banget menduduki wilayah Indonesia. Dan pelabuhan Sunda Kelapa ini jadi saksi bisu.
ReplyDeleteFoto2 di pelabuhan emang instagramable bgt ya mbak.
Iya, keingetan zaman dulu saat kita dijajah bangsa lain hiks :(
DeleteTiga tahun yang lalu saya main ke Pelabuhan Sunda Kelapa juga. Eits, udah lama banget yak, 3 tahun yang lalu. Waktu itu saya riset untuk lomba Wonderful Indonesia. Ternyata cakep banget Kapal Phinisi di sana. Kami juga mencoba naik perahu kecil sampai garis batas mercusuar.Seru sekaligus ngeri naik kapal kecil di antara kapal Phinisi yang menjulang. Ahh, jadi pengin ke sana lagi.
ReplyDeleteOh gitu...seru yach mbak risetnya sampai ke Pelabuhan Sunda Kelapa hehehe :D Pasti deg2an deh naik perahu kecil :) Aku jadi kepengen coba kapan2 :D
DeletePonakanku super hepiii nih kalo diajak mamanya wisata kayak gini.
ReplyDeleteNtar aku infoin ke mereka, ahh
kalo dari TangSel kan yaaa masih bisa dijangkau, lah :D
Daku kapan2 kayaknya mau cuss ke sini juga.
Oke mbaaak, met jalan2 sama keponakan yaaaaaa :D
DeleteTerakhir ke Sunda Kelapa tahun 2017. Dan beneran tempat ini bagus banget viewnya kalo sore. Pengen ke sana lagi
ReplyDeleteIya mas, pagiiiii banget atau sore sekalian bagus buat pepotoan.
DeleteSelalu suka dengan tulisan tentang sejarah.. Apalagi yang tempatnya bisa dijadikan tempat wisata dan dibudidayakan dengan baik seperti sunda kelapa ini.. kisahnya jadi nggak tenggelam dan mudah tersebar ke masyarakat.
ReplyDeleteIya mbak, kita demen banget berkunjung ke sana sekaligus cari tau kisah sejarahnya.
DeleteSaya belum pernah euy melihat kapal pinisi sunda kelapa ini. Padahal udah pernah bahkan sering ke kota tua tapi ngga mengunjungi ini. Kapan2 deh mau mencoba mengunjungi tempat ini
ReplyDeleteDari Kota Tua geser dikit hahaha deket kok.
DeleteMbak, aku nungguin di blog atau Ignya, hasil foto-foto yang pas pagi, sama yang pas ke mercusuar, ya. Hihihi, penasaran! Kadang lihat juga di foto beberapa teman fotografer. Kalau ke sini kayaknya kok pas remang-remang pagi apa sore gitu ya, baru ciamik fotonya.
ReplyDeleteAku belom ke mercusuranya sih, kapan2 mungkin heheheh.... Iya, kalau aku kepanasan gini ga bagus wkwkwkw.
DeleteWah aku belum pernah ke pelabuhan Sunda kelapa. Cukup pricey juga ya buat nyewa ojek kapal, tapi kalau sepadan sama jalan-jalannya nggak apa-apa sih hehehe
ReplyDeleteYang penting punya nyali berada di perahu kecil di antara kapal2 besar hehehe :D
DeleteWahh ternyata bagus juga ya kalau foto dengan background kapal-kapal besar di Pelabuhan sunda kelapa ini, apalagi kalau bersama dengan orang tercinta duh jadi semakin wah gimana gitu.. Ak belum pernah sama sekali kesini selama hidup, kudet banget yak
ReplyDeleteIya, cobain deh :D Kemon kapan2 mas kudu mampir ke siniiii yach.
DeleteDuh Kota Tua, bikin kangen deh. Kapan ya bisa ke sana lagi. Huhu, semoga bisa secepatnya. Kepengen juga ngajak anak-anak. Biar mereka belajar sejarah dengan cara seru. Mereka pasti exciting
ReplyDeleteKe sanaan dikit dari Kota Tua nih teh, pelabuhannya.
DeleteAku orang gunuuuung, belum pernah ke Pelabuhan Sunda Kelapa :( Kapal pinisinya terlihat gagah ya. Aku punya miniaturnya doang, dikasih temen dari Makassar :D Entah kapan bisa langsung lihat dari dekat begono.
ReplyDeleteHahahaha :D Oh ya? Keren.
DeleteSelalu menyenangkan untuk memgetahui sejarah siatu tempat. Dari tulisan ini sekali lagi aku bangga, gagal rendah diri terhadapa bangsa lain, sebab sejarah membuktikan kita pernah berda di posiai penting dan dikenal dengan rempah-rempah. Sekarang permasalahannya adalah pada diri kita generasi sekarang. Mampu atau tidak melestarikan kejayaan masa lampau itu. Tentu dengan cara-cata yang disesuaikan zaman now.
ReplyDeleteKita pasti bisa melestarika kejayaan masa lampau. Berkunjung ke tempat2 bersejarah dan menjaganya selalu :D
DeleteWah, beneran ini wisata unik nan cantik dnegan jejeran kapal yang artistik..menyenangkan bisa menikmatinya pas buat pepotoan juga. Noted, berarti mesti pagi-pagi ke sini ya , Mbak. Jam 9 an udah terik aja tu, mungkin karena pelabuhan jadi panasnya lebih cetar.
ReplyDeleteAku suka gaya Mbak dan suami di foto-foto ini. Keren sekali !!
Iya mbak, subuh kayaknya dari rumah hahaha :) Biar ga merem2 pas pepotoan wkwkwkwkw...Makasih mb Dian.
DeleteWah pengeeen banget berwisata ke sunda kelapa ini, Mana indah banget ya mbak Dan harga ticket masuknya tuh terjangkau banget... Suka deh...
ReplyDeleteIyaaach, mari berkunjung lagi ke Pelabuhan Sunda Kelapa!
DeleteViewnya bagus Mak, dan harga tiketnya murah bangettt
ReplyDeleteIyes 😀😀
DeleteSudah lama ga ngebolang apalgi ke Sunda Kelapa duh gimana ya suasanan sekaranga hehehe
ReplyDeleteKayak di fotoku lah kira2 😀 Itu baru sedikiiiitttt..penampakannya hahaha..
Delete