Menikmati makanan favorit bersama keluarga maupun teman tentu menyenangkan. Apalagi saat kita memanjakan perut di tempat yang menarik, rasanya lezat, harga ramah di kantong, biasanya akan jadi langganan. Tapi tahukah teman-teman, kalau jajan di luar ada kuman dan bakteri yang menghantui?
Kalian ingat lagu Slank “Makan Gak Makan Asal Kumpul”? Makan nggak makan, makan nggak makan asal kumpul. Makan nggak makan, makan nggak makan. Asal kau ada di sampingku.Hahaha jadi nostalgia 😀😂😁
Wisata Kuliner Favoritku
Kalau aku sih, demen makan dan doyan jajan sejak kecil. Namun bukan berarti aku malas masak di rumah lho. Sebagai ibu rumah tangga, aku tetap masak menu kesukaan anak-anak dan suami. Tapi entah kenapa, kok jajan di luar itu nikmatnya luar biasa? Apakah karena kita bak tamu agung yang tinggal duduk manis, pesan menu, lalu sajian berselera tiba di depan mata?
Seafood dan Ikan Bakar
By the way, aku punya tempat makan favorit yang sudah empat kali disambangi bersama keluarga yang berlokasi di Gunung Batu, Bogor. Jam 10 pagi sudah buka dan tutup tengah malam atau sehabisnya menu. Teman-teman kalau mampir ke Kota Hujan, coba deh santap siang atau malam di sana, dijamin ketagihan. Di sini kita bisa santap siang atau malam dengan kelezatan menu seafood dan ikan bakar dan sebagainya.
Seafood dan Ikan Bakar |
Mie Ayam Keriting
Penggila mie ayam, siap-siap sarapan yuk di kedai mie ayam keriting yang satu ini! 🤩 Aku
dan suami 4 kali datang ke tempat ini. Makan di tempat 3 kali, yang 1 kali batal gegara PPKM waktu itu. Kan kudu dibungkus, kurang enak dong
masa mie ayaman jadi dingin. Dipanasin di rumah, mie jadi begah tak
berdaya hahaha.
Saat ini sih kedai mie buka jam 7 pagi tutup jam 5 sore. Kata masnya, biasanya sampai maghrib
atau 18.30 WIB kira-kira. Aku dan Aa Rahmad pesen mie ayam bakso
pangsit, minumnya es teh manis dan teh tawar. Tempatnya sih sederhana,
kebersihan so-so, tapi rasanya nikmat, harga hemat. Eh, ada toilet kok.
Banyak pesepeda sarapan di sini juga.
Lokasinya di sekitar Pasar Benhil dan RS. Mintoharjo, diapit bengkel 'Sahabat Motor' dan toko fotokopi, sejajar dengan mamang penjual bubur ayam. Tepatnya, kedai ini beralamat di Jalan Bendungan Hilir No.58 G, RT 7 RW 1, Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat 10210.
Makan Mie Ayam |
Banyak orang berpendapat, makanan ala kaki lima itu paling ga bersih, beda dengan fancy restaurant, café dan sebagainya. Padahal, kuman dan bakteri bisa datang dan pergi kapan saja tanpa pandang tempat. Apalagi ketika kita lihat tempat cuci piringnya dengan ember-ember yang wow deh, ga bakalan jadi makan kalau tahu hahaha 😎
Pondok Indah Mall
Tapi apakah kita boleh yakin jika makan di restoran akan terbebas dari serangan kuman dan bakteri yang menyebabkan penyakit? Aku dan genk kampus makan siang di PIM pada Sabtu, 13 November 2021 lalu.
Ya, semacam fine dining yang tentunya jauh berbeda situasi dan kondisinya dengan kulineran ala street food. Menu pilihanku, Titi dan Pitria adalah butter chicken curry, igar bakar corn rice, duck kecombrang half, blooming season, fairy garden, lychee ice tea.
Kulineran di sini kita hanya bisa makan selama 60 menit terhitung sejak menu pesanan tersajikan di atas meja. Catettt! Hihihihi.... Bisa foto-fotoan dulu kok, restorannya instagramable deh mulai tampak samping, masuk lorong resto, tengah ruangan hingga ke belakang.
Steak Jagakarsa
Kami pesan Grilled Tenderloin yang disajikan dengan kentang goreng, sayuran (Jagung pipil, potongan wortel dan buncis) Bisa juga kalau kita ingin mashed potato. Bisa pilih saus BBQ, Mushroom, Black Pepper atau Garlic Cream.
Entah kenapa kok bisa samaan seleranya ga mau beda hahaha. Kemudian pesan 1 lagi Chicken Katsu dengan saus barbeque kesukaan Fakhri, makan berdua dengan papanya. Kalau minuman kami coba Thai Tea, Lemon Tea, Lychee Tea dan Kopi Susu Aren.
Pondok Indah Mall |
Kenapa Demen Makan dan Doyan Jajan?
Ternyata dari makanan kita bisa tertular penyakit tifoid atau biasa kita sebut tifus. Memang kita kurang sadar ya, tiba-tiba bisa sakit perut, badan terasa hangat, demam, kemudian semakin panas dan lainnya. Begitulah, menikmati sajian kesukaan itu antara keinginan dan kekhawatiran. Semakin khas semakin sulit dihindari.
Urusan jajan dan makan di luar rumah semakin menggila karena beberapa faktor, sebagai berikut:
- Pemanfaatan Teknologi. Layanan pesan antar memungkinkan semua orang bisa mengakses makanan kegemaran tanpa harus berburu ke lokasi kuliner.
- Work From Home (WFH). Pandemi Covid-19 semakin mendekatkan pada makanan favorit.
- Keluarga. Makanan kesukaan yang dipesan dapat dinikmati oleh semua anggota keluarga.
- Pilihan Makanan. Penampilan visual biasanya menjadi pertimbangan utama dalam memilih makanan yang dipesan.
- Vendor Makanan. Terlepas dari reputasi vendor makanan.
Kampanye Santap Aman Bersama Sanofi
Alhamdulillah pada hari Kamis, 11 November 2021 lalu aku berkesempatan mengikuti kampanye #SantapAman melalui zoom yang diselenggarakan oleh Sanofi Pasteur bekerja sama dengan Indonesian Food Blogger. Acara yang dibawakan oleh MC Neea Alvira ini membahas pentingnya vaksinasi demi mencegah penyakit menular melalui makanan atau food borne disease terutama penyakit tifoid.
Event yang diadakan sekaligus menyambut Hari Kesehatan Nasional ini dihadiri oleh para narasumber sebagai berikut:
- Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Suzy Maria, Sp.PD-KAI.
- Head of Medical Sanofi Pasteur Indonesia, dr. Dhani Arifandi T.
- Chef dan pencinta kuliner, William Gozali (Willgoz)
Para Narasumber Kampanye #SantapAman Bersama Sanofi Pasteur |
Dengan mengikuti kampanye #SantapAman aku jadi lebih tahu tentang pentingnya kebersihan makanan dan minuman, serta pentingnya vaksinasi tifoid untuk mencegah demam tifoid. Yuk, mari simak bersama uraian berikut ini, agar kalian juga bisa memahaminya 😊
Food Borne Disease
Menurut dr. Dhani, sekitar 97% pengeluaran per bulan yang dilakukan masyarakat selama pandemi biasanya untuk pesan makanan. Kemungkinan kontaminasi bakteri pada makanan bisa datang dari mana saja seperti makanan rumahan, dine in di restoran, take away maupun delivery. Agar kita dapat santap aman, Sanofi mengadakan kampanye ini dengan tujuan mengedukasi masyarakat Indonesia karena sudah ada perlindungan dari vaksin.
Kata dr. Suzy, para pencinta kuliner sudah haus mencoba makanan baru, namun apa daya saat pandemi hobi wisata kuliner agak terbatas. Menurut beliau, sebenarnya bakteri dalam makanan bukanlah hal baru, tetapi sesuatu yang wajar. Memang tidak mungkin makanan bisa steril sepenuhnya. Bahkan alat-alat kedokteran di rumah sakit pun bisa terjadi hal yang sama.
Food borne disease ini akan menularkan penyakit melalui makanan yang kita makan, menuju aliran darah sehingga terjadilah gejala demam. Masuknya melalui saluran cerna dahulu namun gejalanya bisa satu badan. Contoh gejala berat demam tifoid adalah sulit buang air besar (BAB), diare hingga berdarah dan bisa menyebabkan kebocoran saluran cerna.
Apa Kata Chef William Gozali?
Nah, sekarang kita ulik pendapat pencinta kuliner, Willgoz. Siapa belum tahu Willgoz? Aku pernah lho, bertemu dengannya pertama kali di sebuah acara masak di kawasan Blok M. Bisa dibilang, beliau adalah chef kekinian yang asyik dan sajian menu-menunya sangat menggugah selera. Willgoz senang mencoba berbagai kuliner termasuk memasak menu baru yang lagi hits.
Menurut Willgoz, ia selalu memerhatikan setiap tahap pembuatan makanan atau minuman terutama higienitasnya. Tentu saja hal ini selaras dengan #SantapAman tentang pentingnya vaksinasi tifoid supaya kita bisa menikmati makanan dengan aman dan tenang dan terhindar dari penyakit demam tifoid.
Sebagi contoh, pisahkan talenan khusus sayur-sayuran dengan daging. Atau bisa juga gunakan talenan untuk memotong sayuran terlebih dahulu, baru kemudian dagingnya. Sebisa mungkin gunakan sarung tangan saat beraktivitas di dapur. Jangan lupa harus sering mencuci tangan dan sterilisasi bahan makanannya.
William Gozali |
Tifoid, Penyakit Endemis di Indonesia
Kasus terbanyak demam tifoid terdapat di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Di Indonesia, demam tifoid termasuk penyakit endemis sebab prevalensi demam tifoid yang cukup tinggi yaitu mencapai 500 kasus per 100.000 penduduk per tahun.
Berdasarkan studi yang dilakukan di daerah kumuh di Jakarta, diperkirakan insidensi demam tifoid adalah 148.7 per 100.000 penduduk per tahun pada rentang usia 2-4 tahun, 180.3 pada rentang usia 5–15 tahun dan 51.2 pada usia diatas 16 tahun.
Penderita demam tifoid terus merangkak tanpa mengenal waktu. Menurut data World Health Organization (WHO), ada 26 juta kasus demam tifoid setiap tahunnya yang dapat menyebabkan 215.000 kematian di dunia. Sementara jumlah kasus demam tifoid di Indonesia, mencapai 51-148 untuk setiap 100.000 penduduk yang mengakibatkan 600-1500 kematian.
Kasus Demam Tifoid |
Oh ya, kalian ingat baik-baik, kalau perlu dicatat ya, demam tifoid ini merupakan penyakit endemis di Indonesia yang tidak dipengaruhi oleh musim tertentu, sehingga gejalanya bisa datang kapan saja. Waduh, seperti jalangkung yang datang tak dijemput, pulang tak diantar hihihihi. Kita mesti waspada ya, jaga kesehatan agar tetap bisa wisata kuliner aman, nyaman dan bahagia.
Penyakit dan Gejala Demam Tifoid
Demam tifoid adalah penyakit infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh makanan maupun minuman yang terkontaminasi oleh bakteri Salmonella Typhi. Pembawa kronis memegang peranan penting sebagai reservoar dalam transmisi Salmonella Typhi.
Gejala yang terjadi bervariasi, ada yang tanpa gejala, gejala ringan, berat, bahkan yang menimbulkan komplikasi yang bisa menyebabkan kematian. Gejala demam tifoid secara umum adalah sebagai berikut:
- Demam yang meningkat secara bertahap tiap hari hingga mencapai 39°C–40°C dan akan lebih tinggi pada malam hari.
- Nyeri otot.
- Sakit kepala.
- Merasa tidak enak badan.
- Pembesaran ginjal dan hati.
- Kelelahan dan lemas.
- Berkeringat.
- Batuk kering.
- Penurunan berat badan.
- Sakit perut.
- Kehilangan nafsu makan.
- Anak-anak sering mengalami diare, sementara orang dewasa cenderung mengalami konstipasi.
- Muncul ruam pada kulit berupa bintik-bintik kecil berwarna merah muda.
- Linglung, merasa tidak tahu sedang berada di mana dan apa yang sedang terjadi di sekitarnya.
Sebagian besar pasien pengidap tifoid akan sembuh kalau diobati dengan antibiotik yang benar. Namun jika pengobatan antibiotik sebenarnya resisten atau kumannya kebal dari antibiotik, bisa saja gejalanya hilang dan orang tersebut menjadi pembawa/ carrier. Nah, ini yang paling berbahaya, bisa menularkan kepada orang-orang lain.
Seseorang yang misalnya dari kamar mandi atau aktivitas lain, kemudian tidak mencuci tangan, ada kemungkinan besar menyebarkan bakteri tifoid ke mana-mana. Waaah, sungguh sangat riskan ya, kesannya orang itu terlihat sehat tetapi dia bisa mengifeksi orang lain.
Food Borne Desease |
Cara Mencegah Penyakit Menular Melalui Makanan
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit menular lewat makanan adalah sebagai berikut:
- Sanitasi dan higienisitas pribadi (Jaga kebersihan, rajin mencuci tangan).
- Menghindari kontak (Gunakan wadah makanan/ minuman sendiri).
- Vaksinasi tifoid.
Hal ini penting sebab risiko kontaminasi makanan atau minuman bisa terjadi pada tahap mempersiapkan bahan makanan, proses pengolahan, penyajian, pengemasan, penyimpanan, dan bahkan tahap pengantaran makanan, baik yang disiapkan sendiri, dibeli, maupun melalui pemesanan.
Kenapa Harus Vaksin?
- Sistem imunitas tubuh kita akan meningkat melawan infeksi bakteri Salmonella Typhi.
- Vaksinasi tifoid merupakan langkah optimal dan efektif untuk mencegah demam tifoid.
- Dengan 1 dosis vaksin demam tifoid kita terlidungi selama 3 tahun.
Syarat Pemberian Vaksin Tifoid
- Vaksinasi dapat dilakukan mulai usia 2 tahun hingga usia dewasa.
- Kondisi tubuh harus sehat optimal.
- Vaksin direkomendasikan diulang setiap 3 tahun sekali.
Salah satu jenis vaksin tifoid yang umum digunakan adalah vaksin tifoid injeksi polisakarida Vi. Data setelah pemantauan selama 20 bulan menunjukkan vaksin tifoid jenis ini memberikan perlindungan terhadap penyakit tifoid sebesar 74%.
Sanofi Pasteur memiliki komitmen menjadi mitra kesehatan yang terpercaya. Sanofi menyediakan perlindungan kesehatan berkualitas melalui vaksin dan mengedukasi masyarakat tentang arti pentingnya vaksinasi. Teman-teman, yuk follow dan cari tahu informasi lebih lanjut seputar kesehatan di instagram @kenapaharusvaksin!
Pada kampanye #SantapAman ini, semua pihak diajak menjaga higienitas saat menyiapkan makanan dan rutin mencuci tangan. Mari datangi rumah sakit maupun klinik untuk segera divaksin. Mengenai harga dan lain sebagainya, bisa ditanyakan langsung di tempat ya. #VaksinLindungikuLindungimu 😁
Yuk, lindungi diri dan keluarga dengan melakukan vaksinasi tifoid! Kalau sudah divaksin, tubuh mendapatkan perlindungan ekstra tentunya, sehingga hati lebih tenang menyantap makanan dan minuman tanpa rasa khawatir. Demen makan dan doyan jajan, bisa jalan terus deh! 😍
Woow.. Jadi talenan pun harus beda yaa kalau mau masak daging atau sayur? Selama ini ade mah satu aja itu trtus dan motongnya ga mikir daging dulu atau sayir dulu.. Xixixi. Ternyata itu bisa jadi penyebab kuman ya?
ReplyDeleteIya, taunya juga dari Willgoz hehehe :) Betul, mbak Ade. Mulai sekarang kita harus ubah cara potong2 bahan masakan dengan talenan berbeda ya supaya makanan tetap sehat dan segar bebas penyakit :)
DeleteDemen makan dan doyan jajan jadi tenang kalau sudah mendapatkan vaksin tifoid ini pasti...Baru ngeh sebegitu berbahayanya jika bakteri masuk ke saluran cerna kita ya. Maka vaksin ini akan membantu meningkat kekebalan tubuh saat bakteri datang. Santap aman deh jadinya kalau dah vaksin nanti
ReplyDeleteBetul, Mbak Dian :) Sip, divaksin tifoid dulu supaya jajan2nya lebih tenang :)
DeleteDulu aku pas MPASI wajib misahin talenan & alat masak. Talenan daging, sayur, dan alat masak bayi ku sendiriin. Kebiasaan yang memudar, huhu.
ReplyDeleteEniwe, baru tahu loh ada vaksin tifoid. Cocok nih buat aku dan keluarga yang hobi banget jajan di luar. Kita nggak bisa jamin 100% bersih banget kan proses mengolahnya.
Mesti istiqomah berarti untuk urusan talenan ya mbak hehehe :D AKu juga kepengen beli talenan yang banyak nih jadinya :D
DeleteSaya baru tau ada vaksin tifoid mak..
ReplyDeleteSaking endemisnya si tifoid ini, kayaknya dulu tuh umum banget kalau sakit aaaapa gitu dan periksa ke mantri kesehatan (ini dulu di kampung ya mak), diagnosa cepatnya kayak pasti tipes gitu hihihihi...
Trus kalau udah tipes ada obat kapsul yng katanya dr cacing.
Kalau sekarang, kok aku jarang dengar temen/keluarga sakit tipes..tapi prevalensi tipes ternyata masih tinggi ya..
Oh ya? Aku udah tau dan anak2ku juga sudah pernah divaksin tifoid tapi sepertinya lupa belum diulang :( Nanti cek buku dulu :D Betul, bahaya yang mengintai ini memang ga kelihatan jelas :)
Deleteah iya, amu tuh juga hobi kulineran mbak Nurul
ReplyDeletedari kuliner kaki lima sampai resto resto kekinian
kayaknya aq juga perlu segera vaksin tifoid deh, biar aman klo wisata kulineran
Toss! Iya mbak, kaki lima dan resto, nikmat yach hahaha :D
DeleteMakan di luar atau jajan boleh dibilang saat ini sudah termasuk gaya hidup di kota-kota besar Indonesia. Kalau untuk jajan anak-anak pun melakukannya dari kampung sampai kota. Nah dari makanan yang kita beli tersebut kita tidak tahu pasti bagaimana proses pembuatannya. Apakah bersih atau kotor. Jadi harus hati-hati kalau jajan sebab jajanan yang mengandung bakteri tidak hanya yang dijual di tepi jalan atau warung tapi juga di restoran mewah. Cara paling aman melindungi diri dari demam tifoid ya harus dengan vaksin. Semoga teman-teman yang suka jajan berhati-hati dengan pilihan makanannya. Atau melakukan vaksin tifoid agar tubuh punya perisai untuk melawan kuman kuman yang masuk lewat makanan
ReplyDeleteIya, uni :D Hangout gitu ya jadinya, seharian kalau perlu sampai tutup wkwkwkwk :D Proteksi diri dan keluarga kita dengan vaksin tifoid, supaya wisata kuliner bisa lebih nyaman, aman, tenang.
DeleteKeluarga saya termasuk yang senang jajan dan kulineran, hiks. Mulai sekarang harus lebih hati-hati lagi menjaga kebersihan, khawatir juga dengan penyakit tifoid ini.
ReplyDeleteSamma dong. Iya, mbak.
DeleteSekarang tuh demen jajan busa muncul dari mana mana ya, salah satunya dari medsos. Kadang video dan foto yang terlihat menggoda bikin pingin beli. Jadi harus hati hati nih, perlu banget vaksin tifoid, harus ya.. Biar njajannya makin tenang
ReplyDeleteIya. Harus, namanya juga ikhtiar :)
DeleteKulineran sekarang tuh udah kayak kebutuhan ya meski gak harus tiap hari.. Jadi selain kita harus pilih-pilih banget kulinerannya..perlu vaksin juga biar terlindungi dari resiko kena penyakit tifoid..
ReplyDeleteSemakin banyak restora maupun kaki lima yang menyajikan menu2 spesial, kita makin pengen jajan hehehe :)
DeleteWah kenapa aku jadi pengen nyoba steak Jagakarsa, mba. Tampak enak dan bikin ngiler. Makasih reminder mba. Sepakats ekali kalau tulisan ini sebagai pengingat biar kita lebih aman juga saat konsumsi makanan ya mba
ReplyDeleteKemon sini mbak, deket rumahku :) Betul, yuk divaksin dulu.
DeleteAku abis jalan-jalan ke beberapa blog, isinya kebanyakan makanan, ditambah liat foto pertama di tulisan Mbak Nurul ini, terpampang nyata menu seafood yang menggoda mata dan perut, berasa diajak makan dan langsung kenyang hahahaha
ReplyDeleteBuat kita yang hobi wiskul memang perlu waspada ya mbak terhadap tifoid ini. Ya walau di rumah pun sebetulnya kalau kita gak tahu cara menangani bahan yang kita simpan dan olah juga berpotensi kena sih. Ancaman tifoid memang bikin ngeri, tapi kita ga perlu khawatir karena penyakit itu bisa dicegah, salah satunya dengan vaksinasi.
Udah vaksin tifoid belum mbak?
Hehehe iya, seafood dan ikan bakar kesukaan aku dan keluarga :) Anak2ku dan aku udah divaksin tifoid tapi sepertinya belum diulang. Mesti cek di buku pencatatan pasien dulu nih :D
DeleteJadi nambah banyak ilmu nih, makasih banyak buat ilmunya Mbak. 👍
ReplyDeleteIya, sama2 😊😊
DeleteSeafood dan beef jarang bikin salmonelosis, kebanyakan dr produk poultry/unggas mbak, tapi biar aman mending Vaksin Typhoid aja deh, hehehe
ReplyDeleteIya, kita cari amannya aja, bang :)
DeleteMemang kudu aware ya untuk jajan di luar, supaya aman dari berbagai penyakit. Aku termasuk yang jarang banget jajan di luar mbak, karena anakku pernah sakit tipes dua orang. Jadi kapok ngebiarin anak anak jajan di luar. Kita kan gak tahu ya gimana cara mengolah makanan yang kita beli.
ReplyDeleteBetul, mbak :) Oh, begitu...aku sama suami dan anak2 doyan banget jajan di luar hahaha :) Iyaaa.
DeletePenyakit tifoid ini gak bisa dipandang sebelah mata. Sudsh menjadi endemis di Indonesia, kalau tidak ditangani dengan baik, bisa-bisa anak-anak kita kena juga.
ReplyDeleteSelain itu, gaya hidup sehat dan kebersihan harus dijaga, ya. Alhamdulillah sekarang sudah ada vaksin tifoid, bisa menjadi pencegah penyakit tersebut masuk.
Jadi, vaksin tifoid ini bisa diulang tiap 3 tahun sekali, ya. Perlu ngecek ke RS terdekat nih, berapa biayanya.
Iya. Kayak terselubung gitu ya tau2 terjangkit, hhmmm bahaya tuh. Sip mbak silakan cek vaksin tifoid ya.
DeleteTernyata penting banget memerhatikan kebersihan dan kesehatan sekalipun kita masaknya di rumah. Terima kasih mbak artikelnya sangat bermanfaat buat orang-orang yang doyan jajan kayak saya 😃
ReplyDeleteIya, sama2 mbak.
DeleteWaahh sebagai penggemar jajan aku juga harus memperhatikan kesehatan juga yaa.. Selama ini nggak pernah kepikiran hal ini loh mba. Mau cari informasi tentang vaksin tifoid ini aaahh...
ReplyDeleteBenar, jaga diri dan keluarga dengan vaksin tifoid ya :)
DeleteNgeriii juga nih mba kalo sampe kena tifoid.
ReplyDeletetapi resiko penyakit ini mengintai bangettt, secaraaa aku juga doyan kulineran.
apalagi kalo tempatnya AMIGOS (Agak Minggir Got Sedikit), kok aku makin demen ")
Baiklahhh, mau cari info vaksin tifoid di surabaya aahhhh
Ngeriiii banget :( Iya sih kayaknya makin nikmat yang amigos itu wkwkwkwkw :D
DeleteSebagai sesama tukang Jajan, aku merasa vaksin tifoid adalah salah satu langkah untuk menjaga diri. Penting banget sih, apalagi masalah kesehatan jadi krusial saat ini
ReplyDeleteIyes, setujuuu :D Yuk, kita vaksin tifoid dulu.
DeleteSetelah baca ini, jujur, selama ini aku nggak nyadar banget ternyata. Iya sih, dari kecil sering diwarning ibuk buat nggak jajan sembarangan. Tapi nggak ngeh kalau ada hantu penyakit tifoid yang bisa kayak gitu kalau penyakitnya.
ReplyDeleteJajan emang paling enak sih hahaha :) Proteksi diri aja yang penting dengan vaksin ya.
DeleteAalagi sekarang ini ya, jajan di luar berasa ngeri tapi jajanan luar rumah selalu menggoda sekali. Bahkan lebih senang jajan karena males juga bikin di rumah. Berarti memang harus vaksin tifoid nih, setidaknya ada yang membentengi tubuh juga ya mak.
ReplyDeleteToss Mak Chichie, entah kenapa ya kalau jajan di luar itu makanannya selalu enak-enak hehehe... Wajib melindungi diri nih dengan vaksin tifoid agar kondisi tubuh tetap terjaga.
Delete@Mak Chichie hahaha iya betul :)
Delete@mbak Uniek, iya, susah menahan diri untuk ga jajan di luar :D
DeleteSuamiku tuh suka banget ngajakin jajan di tempat makan, dari resto hingga warung kaki lima. Yang penting terlihat bersih tempatnya dan tidak antri lama, dia pasti oke sih makan di tempat. Jadi mesti aware deh setelah baca artikel ini, meski selama ini juga suka memilih tempatnya dan cara penyajian juga. Coba deh aku nyari info vaksin Tifoid ini ada di mana aja di kotaku
ReplyDeleteToss mbak hehehe :) Samaan kita. Sip, siap2 deh vaksin tifoid yaa.
DeleteBagus sekali webinar Santap Aman.
ReplyDeleteIni mengingatkan kita untuk segala kemungkinan yang bisa terjadi. Bukan hanya pandemi tapi juga virus seperti tifoid ini yang harus diwaspadai.
Selalu ingat dengan kebersihan alat makan, cara masak dan kebersihan lingkungan, meski di rumah.
Bermanfaat banget, kita jadi tambah pengetahuan tentang santap aman dan vaksin tifoid deh :) Iyes, betul sekali.
DeleteKasus di Indonesia lumayan tinggi ya. Nggak heran sih, soalnya masih banyak yang belum memperhatikan kebersihan saat mengolah makanan. Tapi nolak jajanan pinggir jalan gitu kadang susah juga sih. Aku ama suami dulu doyan banget jajan. Tp semenjak anakku kena tipes, sekarang kami jadi lebih hati2 kalau jajan
ReplyDeleteNah, bener, paling sulit nahan jajan di kaki lima hihihihi :) Manjain peurt dengan aneka menu murah meriah tapi nikmat :) Iya, kudu berhati2 :)
DeletePada kehamilan anak ketiga, aku gak boleh makam yang bakra-bakaran, lalapan, minuman bergas dll, sebab anak kedua meninggal di rahim sebab skait tyous, jadi kehamilan setelahnya saya sangat hati2 banget dalam memilih olohan makanan dan alat makannya
ReplyDeleteOh, iya itu betul, mesti makan yang matang.
DeleteAku udah lama mbak Nurul menerapkan saran chef Wilgoz itu yang memisahkan talenan buat sayuran dan daging2an. Malah taunya dari Masterchef biar tdk kena kontaminasi silang katanya :D
ReplyDeletePenting banget buat yang concern ma kesehatan dan yang hbi kulineran utk vaksin tifoid yaa, makasih infonya
Oh ya? Keren mak April :) AKu juga mesti melakukan hal yang sama demi menjaga kesehatan nih.
DeleteAwalnya ngiler baca mbak Nurul suka jajan , mana makanannya enak-enak lagi, ada mie ayam makanan favorit ku. Jadi bingung dengan judulnya.
ReplyDeleteEh ternyata inti artikelnya ada di bawah yang bahas tentang penyakit tifoid dan segala macamnya, dari mulai gejala, dan tentunya vaksin tifoid. Tapi kok bagusnya divaksin tiap tiga tahun. Kirain cukup sekali seumur hidup.😂
Hahaha kan ada intro dulu, mas :) Biar menggugah rasa wkwkwkwk :) Toss, sesama penggemar mie ayam. Ga mempan mas kalau sekali seumur hidup, namanya juga ikhtiar hehehe :) Yuk, divaksin tifoid dulu.
DeleteBaru seminggu lalu saya harus jaga si Kakak (anak pertama) di urmha sakit karena demam tifoid. Saya langsung curiga penyebabnya memang dari makanan pondok baik yang dihidangkan ataupun jajanan di sana yang kurang steril.
ReplyDeleteOH, turut prihatin ya mbak :( Iya, mesti lebih berhati2 jajan di luar maupun di rumah.
DeleteMi keriting sama steam jagakarsa nya menggoda banget mbak. Aku belum cobain semua tuh hiks. Padahal aku juga suka kulineran. Dan bener banget kalo kulineran atau beli makanan kudu cari yg higienis. Dan buat jaga2 tentu vaksin tifoid amat penting
ReplyDeleteEnak2 ituuuu hehehe jadi ketagihan pastinya :D Betul, semakin menjaga kesehatan kita dengan vaksin ya mbak dan pilih2 yang higienis.
DeleteAku sama anak-anakku demen banget jajan. Sekarang tak kasih jadwal ke pasar semingggu sekali aja, biar jajannya ngikut semingu sekali hahaha. Vaksin tifoid ini aku baru tahu, cukup penting emang ya mengingat warga Indonesia emang hobi kulineran.
ReplyDeleteHehehe namanya juga anak2, rata2 doyan jajan. Kita orang dewasa juga syukaa wkwkwkwk :D Betul.
DeleteKulineran nyaman mesti beriringan dengan vaksin tifoid untuk menghindari terkena demam tifoid. Aku jadi pengin cari lebih jauh tentang vaksin ini. Meski harus bayar akan bermanfaat agar kita bersantap dengan aman. Apalagi bisa berfungsi 3 tahun kan?
ReplyDeleteBiar makan lebih tenang dan aman :D Iya, 3 tahun sekali diencuuuzz tifoid :)
Deletemenjaga kebersihan diri emang penting banget sih, apalagi penyakit bisa didapat dari mana saja. Vaksin tifoid adalah salah satu pencegahan terbaik
ReplyDeleteIyes, mencegah lebih baik daripada mengobati.
DeletePantesan tipus ini seringa awal2 dianggab DB ya mba, Krn beberapa gejalanya mirip. Aku Alhamdulillah blm pernah kena, tapi suami ntah lah udah berapa kali 😅. Soalnya dia memang lebih sensitif perut nya. Jadi kadang makanan yg kotor dikit, udah bikin masalah.
ReplyDeleteNaaah aku jadi tau ada vaksinnya juga. Mungkin kalo ntr udah ada plan ke LN lagi, aku mau deh vaksin yg penting2 buat traveler. Supaya di negara tujuan tetep aman setidaknya, atau kalopun kena ga parah2 amat jadinya.
Iya, soalnya masyarakat mengira ini mirip2 sih. Oh, begituuuu, udah sensitif banget tubuhnya ya mbak. Sip mbak, sebelum jalan2 ke luar negeri lagi, bolehlah divaksin tifoid dulu :D
DeleteKalo kata mantan suamiku, supaya bisa menikmati jajan makanan di luar (terutama kaki lima), jangan lihat cara mencuci peralatan makannya >.<
ReplyDeleteBtw, jadi kepikiran buat vaksinasi tifoid juga nih. Apalagi baru dua pekan lalu anak bungsuku muntah-muntah setelah beli makanan di luar.
Hehehe itulah ajaibnya wkwkwkwkw :D Oala, mesti lebih berhati2 jajannya ya.
Deletewaduh ngeri juga penyakit tifoid ini. jujur aja aku baru pertama kali denger nama penyakit ini.. dan alhamdulillah belum pernah ngerasain gejalanya walaupun sering jajan diluar. btw nice sharing kak.
ReplyDeleteNgeri banget, diem2 tau2 kena hiiiy serem deh :) Iya, jangan sampai. Tq.
DeleteBener banget mbak, aku kerasa banget pernah alergi sesuatu gitu. Ternyata aku makan ayam kurang mateng. Jadi kalo makan emang harus liat banget siapa yang bikin dan kebersihannya ya mbak. Pengingat banget ni mba
ReplyDeleteMemang deh sebaik ya kita menyantap makanan yang matangnya pas :) Ngeri ada kuman atau bakteri2 jahat yang bisa bikin kita sakit.
Deletekadang kita tidak memperhatikan hal-hal yang kecil, jadi rasanya kalau ada edukasi seperti ini jadi lebih paham apa yang harus dilakukan nantinya
ReplyDeleteNah, itulah hehehe :) Jadi tau kan sekarang :D
DeleteBuat kita-kita yang doyan jajan atau gemar kulineran memang perlu perhatikan banyak hal, ya, salah satunya adalah kebersihan itu sendiri. Jangan sampai karena udah keburu lapar atau sekadar penasaran sama makanan tertentu, malah abai soal ini. Edukasi yang bermanfaat, nih, Mbak.
ReplyDeleteIya, mbak. Menjaga kebersihan itu paling penting yach. Sabar kalau mau santap aman. Sip sama2.
DeleteWah iya nih vaksin tifoid, aku baru dengar ya ampun. Thank you informasinya Mbak, padahal ini bisa dibilang urgent banget ya, tapi aku baru tahu
ReplyDeleteSama2 mbak. Selamat divaksin tifoid 😊😊
DeleteJadi inget jaman masih jadi anak kos dulu aku pernah sakit tifus mba, ampe di rawat 8 hari di RS, saat itu emang aku makannya beli terus, ga pernah masak di kosan, males hahah, wlpn kadang udah pilih tempat yg bersih tp kan kita ga tau dibelakangnya ya, kebersihan dari makanan yg dibeli ga bisa dijamin seperti kalau masak sendiri hahaha.
ReplyDeleteDan aku baru tau kalau vaksin tifoid harus diulang tiap 3 tahun OMG
Sekarang udah tau ya, jadi segerakan deh vaksin tifoid. Semoga sehat2 selalu ya 😊
DeleteDulu banget, aku percayanya kalau tipes itu akibat dari kecapekan. Padahal akibat makanan yang kena bakteri ya. Baru ngeh pun gara-gara diketawain dokter pas kena tipes. Kalau kena sakitnya karena sering jajan di tempat yang ngga bersih dan waktu itu masih belum serajin sekarang buat cuci tangan. Bener-bener ya, perihal cuci tangan ternyata emang harus dibiasain sejak kecil. Biar ngelotok jadi kebiasaan yang ngga akan terlupa gitu
ReplyDeleteBetul, mencuci tangan pun ada caranya yang benar, ga asal kena air aja 😀 Selain pilih tempat makan dan langkah2 masak dll, proteksi diri kita dengan vaksin tifoid sesegera mungkin 😊😊
DeleteTergoda sama mie ayam keritingnya, mbak. Dari penampilannya aja udah terlihat enak :D
ReplyDeleteAku juga masih WFH, mbak. Warung-warung makan kebanyakan agak jauh dari rumah, jarak 1 kiloan. Jadi kalo istri lagi gak enak badan, atau habis bepergian seharian, kita order makanan online.
Yuk yuk vaksin tifoid biar leluasa jalan-jalan dan kulineran.
Hahaha enak bener, ga bosen2 makan mie ayam mas Pujo itu :D Oh ya, order makanan online praktis ya. Kudu divaksin tifoid dulu biar urusan jajan lebih aman :D
DeleteTernyata penyakit tifus itu bisa muncul diakibatkan oleh makanan ya. Berarti semua orang memang rentan kena penyakit ini ya Mbak, terutama yang emang doyan makan di luar so noted nih untuk mengantisipasinya kita perlu vaksin tifoid ya
ReplyDeleteBenar, mbak 😊 Yuk, vaksin tifoid dulu 😀
Delete