Berwisata ke Kawah Sikidang menjadi pengalaman yang istimewa. Di tempat ini kita bisa melihat langsung aktivitas vulkanik gunung berapi di kolam kawah tanpa harus mendaki gunung. Kadar belerang di Kawah Sikidang tergolong rendah, sehingga cukup aman dikunjungi. Ada legendanya juga, lho.
Baru-baru ini kita mengetahui berita adanya beberapa pekerja PT. Geo Dipa Energi yang terkena gas beracun yang bocor pada Sabtu, 12 Maret 2022. Insiden ini menewaskan 1 orang dan 9 lainnya dirawat di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo.
Di sini aku ga membahas persoalan tersebut ya. Belum paham juga kejadiannya seperti apa dan di mana. Hanya saja kok pas momennya aku menuliskan cerita jalan-jalan Kawah Sikidang ini. Ah, jadi kangen Dieng! Mesti remedial nih suatu hari nanti main ke Dieng dan menjelajah destinasi lainnya sampai puas 😃
Memasuki Area Wisata Kawah Sikidang Dieng |
Wisata Kawah Sikidang
Begitu turun dari Jeep, kami langsung menuju area kawah. Suamiku membeli tiket masuk untuk 4 orang, yakni Rp 20.000,- dikalikan 4 total Rp 80.000,- Di sekitarnya terdapat beberapa warung yang menjajakan makanan khas Dieng seperti carica, tempe kemul dan sebagainya. Terlihat juga toilet umum yang tampak kurang kebersihannya. Untungnya kami ga kepengen buang air kecil, jadi ga masuk ke dalam toiletnya.
Kami berjalan di sepanjang jembatan kayu yang memanjang dan berkelok. Aku sempat syut video pendek di sini. Aroma belerang belum terasa menyengat. Tapi nanti saat kami berada di kolam kawah yang meletup-letup, wah bisa mabuk kalau ga kuat. Untung kami memakai masker yang cukup tebal.
Pintu Masuk Kawah Sikidang |
Ini adalah kelanjutan cerita aku sekeluarga jalan-jalan ke Dieng, Rabu, 15 Desember 2021 lalu. Aku, Aa Rahmad, Rafa dan Fakhri senang sekali mengunjungi bebetapa destinasi wisata mengendarai Jeep yang disewa beserta sopir plus tukang fotonya. Ga menyangka juga ternyata kesampaian main ke Kawah Sikidang yang begitu indah panorama alamnya yang alami.
Lokasi
Kawah Sikidang berada di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Kawah ini merupakan lapangan perkawahan di Dataran Tinggi Dieng yang letaknya paling dekat dengan komplek Candi Arjuna dan Candi Bima. Posisi kawah berada di sebelah timur Bukit Pangonan, dekat dengan Kawah Sibanteng dan Kawah Upas-Luwuk.
Jam Buka
Objek wisata Kawah Sikidang termasuk area yang mudah ditempuh dan dinikmati karena terletak di tanah datar. Kita bisa mengunjungi Kawah Sikidang mulai pukul 07.00 hingga tutup 17.00 WIB. Ternyata ada keunikan di tempat ini. Begitu sampai, kita langsung mendengar suara gemuruh mesin Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang mirip suara air terjun.
Tiket Masuk
Untuk memasuki kawasan wisata Kawah Sikidang, pengunjung dikenakan harga tiket masuk yang merupakan tiket terusan dengan objek wisata kompleks Candi Arjuna, yakni Rp 20.000,- per orang. Nah, tiket ini jangan sampai hilang ya, karena bisa digunakan pula sebagai tiket masuk komplek Candi Arjuna.
Loket Tiket Masuk Kawah Sikidang Dieng |
Kawah Sikidang adalah kawah terbesar di Dataran Tinggi Dieng. Letusan terakhir terjadi pada tahun 1981. Kawah ini masih aktif dan mempunyai sebuah telaga air panas kecil dengan air yang selalu mendidih. Selain itu terdapat pula lapangan celah gas dengan beberapa titik yang berpindah tempat di lapangan seluas 4 hektare.
Fenomena Kawah Sikidang yang Bisa Melompat Bagai Kijang
Kawah ini dinamakan Sikidang karena penduduk setempat melihat kawah ini seperti kijang (kidang dalam bahasa Jawa) yang melompat-lompat ke sana kemari. Kawah utamanya yang berpindah-pindah itulah disamakan dengan sifat kijang. Berdasarkan geologinya, kawah ini masih tergolong muda.
Banyak wisatawan penasaran dengan keberadaan Kawah Sikidang. Lumpur panas yang meletup-letup dan gas atau asap berwarna putih pekat mengepul di udara. Indera penciuman kita pun langsung bereaksi dengana aroma belerang yang semakin lama semakin tajam. Oh ya, kabarnya kawah ini berpindah tempat selama empat tahun sekali.
Pesona Kawah Sikidang |
Pesona Aktivitas Vulkanik Kawah Sikidang
Seperti kawah-kawah pada umumnya, Kawah Sikidang juga mengandung sulfur atau belerang serta zat beracun lainnya. Itulah kenapa tanah di sekitar kawah ikut memutih. Tanah tandus berwarna keputihan karena pohon-pohon mati akibat aktivitas tanah.
Kita mesti berhati-hati melangkah di area kawah. Banyak lubang-lubang bekas kolam kawah di berbagai titik dan kawah yang rapuh. Beberapa teman yang sudah mengunjungi tempat ini bilang kalau dulu memang belum ada pagar pembatasnya.
Namun belakangan ini, dengan tujuan keamanan, pengelola Kawah Sikidang telah memasang pagar pembatas dari bambu. Menjaga jarak aman pengunjung dari kolam kawah supaya ga terlalu terpapar gas beracun dan tercebur ke kawahnya.
Berpose di Jembatan Kayu Kawah Sikidang |
Latar Belakang Foto Kawah Sikidang |
Dekat Kolam Kawah Sikidang yang Meletup-letup |
Rafa di Samping Kolam Kawah Sikidang yang Meletup-letup |
Anak-anak Gimbal
Saat kami berwisata di sana, ga kelihatan burung-burung hantu yang kabarnya bisa disewa untuk pengambilan foto bersama kita. Ga tampak juga anak-anak asli Dieng yang berambut gimbal. Konon ada legenda berkaitan dengan kehadiran anak-anak gimbal ini. Mereka biasanya mengikuti ritual pemotongan rambut dan ruwatan saat Dieng Culture Festival.
Merebus Telur
Ada lagi nih yang paling sering dicari wisatawan, yakni spot ‘Telur Rebus Kawah Sikidang’. Jadi di sana kita bisa merebus telur mentah di kawah kecil yang airnya mendidih. Telur mentahnya bisa kita beli dari masyarakat setempat yang menjual telur-telurnya. Cukup rebus selama 5 menit, langsung matang deh telurnya.
Legenda Pangeran Kidang dan Anak Gimbal
Kawah Sikidang memiliki legenda yang dapat melengkapi khasanah kearifan tradisional setempat. Alkisah, hiduplah seorang gadis cantik bernama Shinta Dewi yang tersohor ke berbagai penjuru daerah. Banyak lelaki yang ingin meminangnya, namun belum ada yang berhasil karena ia meminta persyaratan mas kawin yang sangat besar.
Hingga seorang pangeran kaya raya, Kidang Garungan mendengar kabar Shinta Dewi ini. Ia mengutus pengawalnya untuk melamar gadis nan jelita tersebut dan mengabarkan kesanggupan memenuhi mas kawinnya. Shinta Dewi menerima lamaran sang pangeran walaupun belum pernah bertemu secara langsung.
Alangkah terkejutnya Shinta Dewi begitu melihat wujud asli Pangeran Sikidang. Ternyata pangeran bukanlah lelaki tampan, melainkan sosok manusia berkepala kijang (kidang). Gadis ini mencari akal agar dapat membatalkan lamaran pangeran.
Shinta Dewi memberikan persyaratan tambahan kepada pangeran untuk membuat sumur yang besar karena penduduk sekitar kekurangan air. Dengan tangan sendiri menggali tanah dan tanduknya, Pangeran Kidang sampai masuk jauh ke dalam sumur.
Khawatir usaha pangeran berhasil, Shinta Dewi menyuruh pengawal dan dayang-dayangnya menimbun sumur yang sedang digali. Akhirnya pangeran terkubur hidup-hidup dan mengeluarkan amarahnya yang membentuk Kawah Sikidang. Sebelum menghembuskan napas terakhir, Pangeran bersumpah bahwa seluruh keturunan Shinta Dewi akan berambut gimbal.
Nah teman-teman, itulah legenda Kawah Sikidang yang tersohor di Dieng. Oh ya, aku punya sedikit tips kunjungan ke tempat wisata ini. Semoga bermanfaat ya.
Pesona Kawah Sikidang |
Family Trip Kawah Sikidang |
Tips Berkunjung ke Kawah Sikidang
- Pakai masker atau penutup mulut lainnya agar terhindar dari keracunan gas. Untuk itulah kita disarankan memakai masker. Ini di luar kondisi dunia sedang pandemi maupun ga tentunya ya.
- Patuhi rambu-rambu yang tertera di dekat kawah yang melarang pengunjung untuk menyalakan api atau membuang puntung rokok ke dalam kawah. Jika api mengenai zat-zat dari gunung berapi maka bisa memicu ledakan dan kebakaran.
- Dilarang merokok, melewati dan duduk di pagar pembatas.
- Berfoto dengan latar belakang Kawah Sikidang. Kayak lagi berada di mana gitu hehehe.
Objek foto yang cantik di kawah ini adalah warna tanah yang memutih dan aktivitas kawah yang fenomenal dan unik. Kita bisa mengambil foto yang ga melulu background pemandangan alam yang hijau. Di sini, kepulan asap putih disertai suara mesin pembangkit begitu menakjubkan.
Jadi kangen Dieng. Yuk, kita jalan-jalan ke Dieng lagi! 😍
Referensi
https://id.wikipedia.org/wiki/Kawah_Sikidang
https://wisatadieng.net/kawah-sikidang-dieng/
https://www.tourdejava.net/2015/12/kawah-sikidang-dieng-plateau.html
Aku pas ke sini malah lebih banyak diem di warung nikmatin kentang goreng ahahhahah
ReplyDeleteWkwkwkwkwkwkw.. laper ya mas gegara nyium aroma belerang? :D
Deleteaku belum pernah nih mba ke situ, Dieng yaaa.
ReplyDeleteAku penasaran rebus telur 5 menit doang. Anak gimbal fenomenal tidak tampak, aku kira mereka selalu nampak. Pernah lihat tayangan anak gimbal di tv. Ternyata legendanya kayak gini ya. Cerita rakyat, zaman dulu sering banget, kalau anak2 sekarang kayaknya udah jarang2 ya tau tentang ini.
Kapan2 kepengen lihat anak2 gimbalnya kalau main ke Dieng lagi :)
DeleteSemakin mupeng utk cuss ke DIeng!
ReplyDeleteAjaib bangettt ya Mbaaaa pastinya ini pengalaman yg sangat menarik buat anak2.
Apalagi, kita bisa rebus telor on the spot duhh ini FUn banget sih pastinya
Kangen traveling akutuuuu
Iya dong, alhamdulillaah senang bisa mampir ke Kawah Sikidang.
DeleteMom,ini asap yang ditimbulkan dari Kawah Sikidang panaskah> Dekat ya jarak antara jembatan dan kawahnya.Tapi yang seru sensasinya ya mom.Biasanya'kan jarak kawah jauh ya.Air yang meletup-letup seru-seru sedap ya mom.Jadi penasaran nih mau kesana
ReplyDeleteGa ngedeketin sih kan dikasih pagar pembatas. Paling bisa melihat letupan-letupannya. Kuy, main ke sini!
Deletemasya Allah indahnya pemandangannya ya, seru kalau bisa ke sini bisa melihat secara lansgung dari kawah sikidang dieng ini, keren sekali
ReplyDeleteIYa, mbak. Indah banget panorama kawahnya.
DeleteWaah seperti kawah domas bisa buat merebus telur air panasnya.
ReplyDeleteSayang waktu ke Dieng 2019 tidak mampir ke kawah ini karena bertepatan dengan h+1 lebaran macet banget tapi sudah ke si kunir, telaga warna dan candi.
Oh begitu.... :D IYa macet pas momen lebaran. Kapan2 kudu datengin kawah ini mbak biar ga penasaran lagi hehehe.
DeletePengin remedi mengulang ke sini. Dulu belum ada pagar pembatas terus spot foto IG-able bertaburan bikin kumuh kawasan. Senangnya kini sudah rapi dan lebih nyaman juga aman bagi pengunjung.Dan aku baru tahu legendanya dong..Makasih sudah dikisahkan, Mbak Nurul:)
ReplyDeleteIya, sekarang udah rapi, bersih dan pengunjungnya juga disiplin saat berkunjung ke Kawah Sikidang.
DeleteAku kayaknya dulu ke sini juga mbak, tapi belum sebagus skrg, dulu masih alakadarnya banget, akupun udah lupa banget kaya apa rasanya di sana ahahhah
ReplyDeleteBtw carica itu kesukaanku mbak, kalau ke Wonosobo ga pernah absen harus beli carica, bahkan waktu aku masih di Purwokerto dulu, kalau ada sodara yg ke Wonosobo aku todong duluan harus beli carica hahaha, di Purwokerto ga ada soalnya.
Oalaaa..mantap udah lama mbak Meta ke sana :D AKu nih belum kesampaian makan carica wkwkwkwk :D
DeleteTernyata Dieng punya beberapa spot wisata ya. Kawah Sikidang sendiri saya baru tahu dari postingan ini. Ada rencana juga pengin ke Dieng kemudian hiking ke Prau. Kalau waktuya longgar mungkin bisa sekalian main ke sini ya, sekali jalan dapat beberapa.
ReplyDeleteIya. Menarik semua destinasinya. AKu kepengen ke Prau kapan2 deh :)
DeleteBagus banget pemandangan kawah Sikidang ini mbak. Walau ini memang fenomena alam, ternyata ada juga cerita legendanya ya.
ReplyDeleteWisata sebagus ini, sayang kebersihan toilet umumnya kurang terjaga.
Betul, legendanya unik banget ya tentang kawah ini.
DeleteWah bagus seali ya pemandangan kawah Sikidang ini mbak
ReplyDeleteAda legendanya juga ya
Wisata seperti ini harusnya lebih dikembangkan lagi ya mbak
Dengan melengkapi fasilitas umumnya
Ada. Aku pun baru ngeh ternyata kisah klasiknya seperti ini hahaha :D
DeleteSama kayak di Tangkuban Prahu tuh aroma belerangnya tajam sekali sampai pusing. Dan emang sebaiknya pakai masker deh
ReplyDelete. Tapi ini pemandangannya bagus mba. Smoga makin terjaga baik
Betul, aromanya mriip2 gitu deh hehehe.
DeleteMakasih ya tipsnya, mbak. Dicatat nih, besok kalau kesana bisa jadi panduan..
ReplyDeleteSama2 :)
DeleteSeru banget ini mak, jadi pengen deh mengagendakan main ke Kawah Sikidang mumpung anakku masih online sekolahnya. Karena kalau nanti pas sudah masuk sekolah kebayang ini liburan ke daerah sini pasti ramai. Kemarin juga habis lihat salah satu temanku main ke Dieng bersama anak dan keluarganya, ngiler lihat viewnya.
ReplyDeleteHehehe enaknya pas liburan aja biar puas jelajah Dieng. Kalau masih PJJ ntar ga konsen wisatanya hihihi :D
DeleteAku belum pernah ke Dieng mba, pengen banget pastinya. Baca-baca reviewnya dulu siapa tau kesampaian nanti kesana nggak kagok yaa
ReplyDeleteAgendakan :) Sip mbak.
DeleteMasyaallah cantiknya...dulu aku ke situ nelum ada tub jembatan2. Masih biasa banget anakku aja bosen jadi kami disitu ga sampe 1jam. Baca postinganmu jd pengen balik lagi deh
ReplyDeleteHayuk, kapan mau balik lagi ke Kawah Sikidang? Hehehe.
DeleteEnak ya Mba berwisata ke tempat kayak gini dimana anaknya udah gede jadi bisa setidaknya jaga diri juga. Seru deh melihat perjalanan wisata keluarga kalian,
ReplyDeleteIya mbak hehehe. Yuk, nyusul jalan2 ke Dieng!
DeleteJaman duluuuu sekali pernah ke sini Nurul, tapi mungkin udah gak secantik sekarang ya
ReplyDeletedulu masih primitif banget, aku juga masih kecil jadi pas naik ke sini itu berasa kayak uji nyali he he he
Hahaha masa sih mbak Tanti? Ya udah diulang aja lagi main ke kawahnya hihihi :)
DeleteBaru tahu kalau sebutan si kidang karena letupan-letupan kawahnya yang melompat-lompat. Kasihan ya pangeran kidangnya. Putrinya selain matre kejem juga ya mbak, wkwkak..
ReplyDeleteGemes banget ya sama legenda Kawah Sikidang ini wkwkwkwkkwwk :D
DeleteAku yang lihat dari sini udah kerasa hawa ademnya
ReplyDeleteApalagi ada gunung di sekitarnya pasti banjir stok foto deh tema nature
Cocok banget buat pepotoan instagramable.
DeleteDengan peraturan yang ketat dan dipatuhi oleh para wisatawan, in syaa Allah berwisata di areal kawah Sikidang ini menjadi menyenangkan dan seru.
ReplyDeleteBenar sekali.
DeleteSudah lama tidak berkunjung di blognya mbk Nurul, apa kabar ?
ReplyDeleteTerakhir kali ke kawah sikidang sama teman SMK
Asik sekali wisata ke dieng, terutama wisata alamnya sangat banyak
Belum sempat aku publish di blog
Jadi pengen nulis di blog setelah baca ceritanya mbk Nurul
Halo, Mas Adam. Alhamdulillaah aku sehat. Makasih ya mampir lagi hehehe :D Oh gituuuu..ayuk deh diceritain di blog juga supaya bisa terkenang2 hahaha :D
DeleteAku pernah ke sini dan malah sibuk jajan hahaha. Soalnya memang paling menarik jajan makannya buatku
ReplyDeleteJajan carica ya mbak? hehehe.
DeleteSuatu saat semoga bisa ke Kawah Sikidang, ngrebus telur sambil menikmati pemandangan alamnya yang bagus sekaligus fenomenanya.
ReplyDeleteAamiin. Semoga terealisasi mas.
DeleteTernyata bukan cuma wisatanya aja yang menarik, kisah legendanya juga bikin aku tertarik. Jadi penasaran pengen ke sana.
ReplyDeleteKuy, ntar liburan lebaran langsung ke Dieng.
DeleteWah keren juga atuh mbak. Bisa nih dimasukin dalam salah satu list kami nantinya. Semoga bisa kesana. Aminnn
ReplyDeleteAamiin. Iya mas, buat relaksasi cocok main ke Dieng dan datengin si kawah 😀
Deletewah sekarang sudah pakai pagar kayu ya, jadi lebih cantik
ReplyDeleteIya bun. Jadi kepo dulu kayak apa ya? 😁
DeleteBerarti ngeri2 sedep juga mba nurul, kalo salah2 bisa bahaya nginjek tanahnya atau hirup belerang. Ini makanya perlu interaksi dg warga sekitar juga dan juga tour guide sih. Ternyata ada bagian dari legendanya juga ya. Ttg perempuan yg minta dibikinin sumur untuk warga sekitar. Niatnya baik ya, gak mentingin diri sendiri. Dan cewek jaman dulu kalo mau dilamar, syaratnya berat2 amat sih. hahah... Nice traveling, Mba Nurul. Moga bisa balik lagi :D
ReplyDeleteUntungnya sekarang udah ada jembatan pagar pembatas :) Katanya sih dulu belum ada hihihihi :) Iya niat baik sebenarnya tapi pangeran dikubur gegara perwujudan fisiknya kayak kijang itu...ngeri ya legendanya hihihi :D Iya, makasih Nita. Mau lagi dong main ke Dieng :D
DeleteMba, kalo ngerebus telor jadi bau belerang ngga ya? Aku pun blm tau bau belerang kaya apa hehehe. Aku senang baca cerita macam ini, lengkap ada tarif dan tips2nya juga
ReplyDeleteGa juga, tetep wangi telor pas dimakan 😂
DeleteLihat foto-fotonya berasa di Jepang, Teh. Sekarang makin keren ya, adanya jembatan kayu jadi ga khawatir terperosok lubang. Btw, aku baru tahu legenda ini, lo. Kalau soal anak gimbal uda pernah dengar... Ternyata begitu asal usulnya...^^
ReplyDeleteIya, berasa piknik di Jepang hehehe...Iya begitulah legenda Kawah Sikidang 😊
DeleteAsyik banget sih bisa nyobain merebus telur di kawah kecil Sikidang hehe. Ini mah sekalian wisata edukasi buat anak-anak biar tahu legenda Pangeran Kidang dan Anak Gimbal.
ReplyDeleteAlhamdulillaah, seruuuu pokoknya 😊
DeletePas aku kesana memang blm dipagarin kawahnya mba. Tapi kalo menurutku baunya sih ga terlalu nyengat yaaa. Msh biasa aja.
ReplyDeleteBtw, aku baru tahu yg ttg lokasi kawah ini bisa berpindah. Maksudnya kawahnya bergeser sedikit, atau pindahnya agak jauh? Fenomena apa ya itu, kawah bisa berpindah2. Apa Krn itu dipagarin?
Mungkin berpindah tempatnya dekat2 situ juga dan ada kawah baru...kurang ngeh sih ntar dicari tau lebih lanjut hahaha 😀😀😂
DeleteTapi memang mitos di Dieng banyak bangetttt, rata2 agak spooky 🤣. Aku juga diceritain yg ttg puncak gunungnya jatuh menimpa desa di bawahnya Krn penduduknya melanggar apaaa gitu. Tapi menarik sih denger cerita2 soal mitos di sana. Wisatanya jadi lebih seru :). Issh kangen banget ke Dieng lagi
DeleteAku kepo banget sama anak2 gimbalnya kayak apa. Sama rebus telur. Ah kangen Dieng nih. Itungannya murah wisata Dieng loh :D Iya, mabam2 mitosnya hihihi.
DeleteLihat foto Rafa di samping kolam kawah dengan latar belakang asap, jadi ingat film-film misteri zaman old dulu banget :)
ReplyDeleteAsik ya bisa jalan ke tempat-tempat yang alami dan ada legendanya, BTW keturunan rambut gimbal masih ada ga ya??
Hahahaha bisa aja tante 😂 Oya, senangnya jalan2 sama keluarga...
DeleteDulu aku ke Kawah Sikidang bareng teman-teman kuliah di akhir th 99an klo ga salah. Belum tertata apik kayak gini. Bagus banget nih diberi pagar dan jembatan pembatas, pengunjung jadi nyaman dan aman selama menikmati pesona Kawah Sikidang.
ReplyDeleteMalah jadi semakin indah ya tertata dengan baik 😀
DeleteIya, aku pas diceritakan juga takjub kok bisa sih kawahnya berpindah ya Masya Allah kuasa Allah..memang aroma belerang menyengat kalau ngga kuat mending melipir ya..
ReplyDeleteMenyengat banget pas kita berjalan agak ke sana...aroma belerangnya hhmmm 😅
DeleteBaca reviewnya mbak Nurul jd pgn ke Dieng lg...Terakhir kesana pas SMA apa ya.hmmm...kebayang bau khas belerangnya.hwaaa...
ReplyDeleteWah, udah lama banget mbak 😁
Deletewaaaw saking panasnya sampai bisa ngerebus telur di situ yaa, ga kebayangg. pagar pembatasnya juga dibikin apik kayak jembatan dan bisa jadi spot foto yang menarik!
ReplyDeleteIya, kuy wisata ke Kawah Sikidang rame2.
DeleteBelum pernah ke sini, hanya bisa membayangkan dari cerita Mbak Nurul ini. Soal rambut gimbal pernah baca sih, tapi yang telur rebus baru di sini ini saya tahu. Hehehe....
ReplyDeleteHehehe mesti diagendakan main ke Dieng kayak gini 😊
Deletewaahh info destinasi tambahan kalau maen ke Dieng nih! Pemandangannya bagus ya mba, harga tiket masuknya juga worth it kok! Semoga bisa main kesana...
ReplyDeleteYes, yuk mbak Ros main ke Dieng juga dong kapan2 😍
DeleteBisa untuk referensi liburan akhir tahun nih mbak bersama teman satu kantor. Btw, kawah Sikidang ini menantang saya untuk berolahraga karena saya lihat cukup panjang juga jembatannya. Bisa rebus telur juga di kawahnya ya mba. Penasaran saya, semoga bisa ada kesempatan dan rezeki bisa liburan ke Dieng.
ReplyDeleteIya, main ke Kawah Sikidang ini wisata plus nya banyak 😂😍
Delete