Kali ini aku mau bercerita tentang pengalaman pertamaku MRI di sebuah rumah sakit swasta di bilangan Pasar Minggu. Sendirian dan agak dadakan. Dulu, kupikir hanya lansia dan orang-orang tertentu dengan keruwetan penyakitnya yang mesti melakukan tindakan MRI. Ternyata tidak. Jadi, seperti apa rasanya MRI? Apa saja sih manfaatnya?
Sebenarnya sudah beberapa waktu yang lalu, dr. Sofyanuddin, Sp.OT, FICS, dokter spesialis orthopaedi yang biasa menangani keluhan penyakitku menyarankan supaya aku melakukan tindakan MRI. Saat itu aku pikir sepertinya belum perlu. Apalagi mengingat biayanya yang bisa dikatakan tidak murah.
Pasalnya, keluhanku itu menjalar ke kaki kiri. Biasanya sakit punggung bawah saja yang kalau kambuh rasanya sungguh luar biasa nyeri bukan main tak terkatakan. Malah 12 Oktober 2022 aku masih sempat hangout bersama teman-teman blogger ke sebuah cafe di kawasan Tangerang Selatan. Pergi dan pulang naik commuter line pula dengan kondisi jalan kaki tidak normal.
Baca: Rummah Go'A Dik Doank, Cafe Hiddem Gem Nyentrik di Tangerang Selatan
Ternyata, tak sangka juga tahu-tahu pada Jumat, 2 November 2022 aku mesti menjadi ‘isi roti lapis’ hehehe. Mana sendirian, kepikiran macam-macam kayak apa rasanya dan hasilnya. Takut? Pasti itu! Namanya juga perdana. Benar kata pepatah yang mengatakan,”Akan selalu ada yang pertama dalam hidup” eeeaaaa! Mamahku pernah di-MRI. Bentuk alatnya seperti tabung gitu.
Teman-teman, mungkin ada yang sudah tahu dan banyak juga yang belum ngeh soal keluhanku ini. Aku pernah menuliskan momen sedang fisioterapi yang pada saat itu harus dilakukan dua sampai tiga kali seminggu selama hampir satu bulan lamanya. Penyebabnya terjadi kesakitan pada tulang punggung bawah, lebih tepatnya bagian bantalan kalau kata dokter sih.
Baca: Bantal Panas Dingin yang Bisa Dibawa Traveling
Aku cukup sering konsultasi, berobat dan melakukan fisioterapi di RS. Siaga Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Sejak awal konsultasi, rupanya sudah cocok dengan dr. Sofyanuddin, Sp.OT, FICS ya sudah jadinya sama beliau terus deh sampai saat ini. Oh ya, sekadar informasi, per 18 Juli 2022 RS. Siaga Raya sudah menjadi Rumah Sakit Khusus Type C dan berganti nama menjadi RS. Orthopedi Siaga Raya.
Saat ini RS. Orthopedi Siaga Raya telah melengkapi pelayanan khususnya untuk penunjang medis yakni MRI merk Mindray Magsense 360. Alat tersebut memiliki ruang terbuka yang lebih lebar, luas serta nyaman bagi tindakan intervensional terutama bagi pasien gemuk. Ibaratnya mirip roti lapis, bukan tabung. Alat MRI tersebut dapat mendeteksi sebagai berikut:
- Pemeriksaan seluruh ruas tulang belakang dari leher sampai ekor.
- Pemeriksaan pada tulang persendian, seperti pada bahu, lutut, pergelangan kaki dan tangan.
- Pemeriksaan kepala, meliputi pemeriksaan saraf pusat.
- Pemeriksaan pembuluh darah kepala (angio).
Apa Itu MRI?
Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan pemeriksaan organ tubuh yang dilakukan dengan menggunakan teknologi magnet dan gelombang radio. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendapatkan hasil gambar organ, tulang, dan jaringan di dalam tubuh secara rinci dan mendalam. Pemeriksaan ini dilakukan sebagai alat bantu diagnosis untuk dokter.
Pemeriksaan organ tubuh dengan prosedur MRI berbeda dengan CT Scan maupun foto rontgen, di mana tidak memancarkan radiasi. Jadi tindakan MRI lebih aman bahkan bagi ibu hamil pun bisa. Biasanya ada zat pewarna khusus yang disuntikkan melalui pembuluh darah supaya membantu meningkatkan ketepatan gambar sebagai hasil dari pemeriksaan.
Ruang Tindakan MRI di RS. Orthopedi Siaga Raya |
Kenapa Melakukan MRI?
Prosedur MRI merupakan alat bantu untuk dokter dalam mendiagnosis penyakit atau masalah kesehatan yang terjadi. Dokter dapat menentukan gangguan dan menemukan pengobatan yang tepat pada pasien, misalnya mengevaluasi efektivitas terapi dan sebagainya.
Sebagai pemeriksaan sebelum memutuskan suatu tindakan misalnya pada otak. Untuk beberapa alasan, MRI bisa dilakukan untuk pertimbangan langkah operasi otak, dengan mengidentifikasi area bahasa dan kendali gerakan yang penting.
MRI juga dapat dilakukan sebagai pemeriksaan jantung rutin. Dari hasil yang diperoleh akan terlihat ukuran dan fungsi pada ruang jantung, ketebalan dan gerakan dinding jantung, hingga kerusakan akibat serangan jantung atau riwayat penyakit jantung yang dimiliki.
Bagaimana Melakukan MRI?
Lucunya, hal tersebut tidak aku ketahui dari awal. Terbayang-bayang alat MRI berbentuk tabung. Yang kalau boleh lebay, berasa dikubur gitu. Ya maklumlah, kan ga boleh bergerak, batuk. Pokoknya diusahakan diam di tempat tanpa gerakan macam-macam. Senangnya aku, ternyata bentuk alatnya bukan tabung. Horeee!
Kata suster Lusi yang ramah dan baik hati, alat MRI terbaru ini menenangkan hati para pasien. Jumat pagi kontrol ke dokter dan pukul 13.00 WIB dilakukan MRI. Ternyata tidak terlalu lama, ada sekitar 30 menit sih. Aku harus berganti pakaian khusus yang disediakan rumah sakit, melepas benda-benda logam (jika ada). Jadi hanya mengenakan celana dalam tanpa bra, kemudian mengenakan baju sederhana seperti kita dirontgen kira-kira.
Kemudian aku masuk ke dalam ruangan yang terdapat alat MRI tersebut. Ada beberapa suster lain menyapaku dengan ramah dan mengantarkan aku serta memberikan instruksi. Situasinya seperti terdapat layar monitor. Jadi aku memang ditinggalkan seorang diri di ruangan terang dengan lampu dan tentu saja berpendingin ruangan.
Suster bertanya, “Apakah Ibu takut di ruangan sempit?”
Aku terdiam sejenak namun aku lekas menjawab,”Saya takut sendirian. Takut sih tapi kalau alatnya seperti ini, insya allah nggak. Saya sudah membayangkan bentuknya tabung. Ternyata ini lebih terbuka”.
“Iya, ini alat terbaru. Banyak pasien merasa lebih tenang menggunakan alat MRI ini, Bu”.
“Nanti akan nada suara-suara setiap 5-6 menit sekali. Tenang saja tidak usah kaget ya. Saya memantau dari luar ruangan. Kalau merasa kurang nyaman, panggil saja ya”.
Di sekitar area panggul, pinggang diberi penopang atau alas yang dapat meninggikan posisi tubuh bagian tersebut. Kedua kaki dalam posisi lurus namun jangan tegang, santai saja. Kedua lengan diletakkan sejajar hingga jari-jari melampaui pundak, bukan lurus seperti kaki. Diatur senyaman mungkin supaya aku dapat bertahan meminimalisasi gerakan selama prosedur MRI dilakukan.
Awalnya deg-degan, terkejut ketika dalam hening tahu-tahu ada suara seperti tembakan tentara (pelan, tidak kencang). Ada juga suara mirip musik tetapi bukan sih. Jadi binggung menggambarkannya. Pokoknya beda-beda suaranya per sekian menit muncul kemudian menghilang, lalu muncul lagi suara lainnya. Banyak berdoa saja misal baca surat Al Fatihah dll.
Kapan Harus Melakukan MRI?
Sejumlah organ tubuh tertentu dapat dilakukan pemeriksaan untuk mendeteksi kelainan seperti otak dan saraf tulang belakang serta jantung dan pembuluh darah.
Pada otak dan saraf tulang belakang, MRI bisa dilakukan untuk mengetahui apakah ada gangguan kesehatan misalnya cedera kepala, kanker, stroke, kerusakan pembuluh darah pada otak, tumor, cedera saraf tulang belakang, kelainan pada mata atau telinga bagian dalam serta multiple sclerosis.
Sedangkan pada jantung dan pembuluh darah, prosedur MRI bisa mendeteksi penyakit jantung, kerusakan jantung pasca serangan jantung, kelainan struktur aorta, seperti diseksi atau aneurisma aorta, serta kelainan struktur organ jantung yang meliputi ukuran dan fungsi bilik jantung, ketebalan, dan pergerakan dinding jantung.
Nah, pada tulang dan sendi, MRI bermanfaat untuk mendeteksi penyakit pada tulang dan sendi seperti infeksi tulang, kanker tulang, hingga cedera sendi. MRI bisa dilakukan untuk memeriksa kelainan pada payudara, rahim dan indung telur, hati, saluran empedu, limfa, ginjal, pankreas.
Baca juga: Duh, Anakku Sakit Chikungunya di Saat Pandemi Virus Corona!
Teman-teman, itulah pengalaman pertamaku melakukan pemeriksaan MRI. Alhamdulillaah hasilnya menggembirakan, tidak ada gangguan tulang maupun sendi yang terlalu berat seperti yang sudah dibayangkan hingga sulit tidur. Alhamdulillaah juga biayanya masih terjamin asuransi kantor papanya anak-anak bekerja.
Dokter memberikan aku tiga jenis obat penunjang kekuatan otot termasuk vitamin. Beliau juga tak bosan menasihati aku agar rajin berolahraga, menjaga gaya hidup dan pola makan yang baik serta diet yang benar. Itu dia yang paling sulit, menjaga berat badanku di angka 60. Namanya juga ikhtiar, tetap diusahakan. Semangat sehat semua ya. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan, teman-teman!
Referensi:
https://www.halodoc.com/kesehatan/mri
Baca mengenai MRI aku jadi ingat dulu waktu aku masih single, keluhan di kepala sejak SMP yang suka sakit dan pernah bikin aku gak bisa nengok, menangis sepanjang malam, aku diminta MRI dan takut banget,. Mungkin tepatnya takut tahu ada apa di dalam kepala ini hiks. Doain aku sehat ya, Rul, sehat juga buat Nurul, aamiin
ReplyDeleteOooooooh...begitu :) Insya Allah Eni senantiasa sehat ya, aamii yra. Thanks juga doanya.
DeleteAlhamdulillah semoga sehat selalu ya mak, ceritanya keren deh, aku jadi tau gimana rasanya di MRI, selama ini cuma alm.ayah yang merasakannya, tapi belum sempat cerita pengalamannya. Aku pun ngebayangin bakalan sesak gak sih masuk ke tabung MRI, ternyata ada model alat lainnya ya
ReplyDeleteTerima kasih mbak Lia, aamiin. Ya karena perdana kan macam2 aja yang dibayangkan, padahal ga kenapa2 juga wkwkwkwkwkwk, alhamdulillaah :D
DeleteDeg2an jd ingat waktuh almarhum bapakku di MRI juga. Tapi sayangnya fasilitas MRI hanya rumah sakit tertentu saja ya
ReplyDeleteIya, tapi zaman sekarang rata-rata rumah sakit sudah memiliki alat MRI ini sih.
DeleteKok aku ngebayanginnya ngeri ya menjalani MRI ini, Tetapi dari hasil pemeriksaan MRI ini jadi tahu ya tentang kesehatan tubuh terutama tulang dan sendi.
ReplyDeleteGa ngeri kok, mbak hehehe. Betul.
DeleteSering liat MRI di drakor2 medis gitu hehe. Eh pernah sekali melihat mesinnya dari dekat pas kunjungan ke RS di Malaysia. Namun gak horor yang gmn2 gitu. Aku pikir dulu buat cek area ata kyk kepala dan dada aja tapi ternyata buat semua tubuh ya. Jd hasilnya gmn mbak? Moga sehat2 yaa
ReplyDeleteHasilnya alhamdulillaah aku baik-baik aja, Pril.
DeleteWah, semangat sehat yah Mba Nurul. Alhamdulillah hasilnya baik ya mba.. Semoga cepat pulih nyeri-nyerinya.. :) Duluuu papa sama mamaku pernah MRI juga mba.. Jadi kebayang gimana pas masuk ke tabung itu..
ReplyDeleteMakasih bubu Dita, aamiin. Hihihi iya mamahku mah orangnya berani banget masuk ke tabung model gitu :)
DeleteSehat selau ya mba Nurul. Memang seumuran kita ini udah harus siap-siap bertemu dengan dokter. Deg-degan pastinya pertama kali coba MRI.
ReplyDeleteThanks mbak Leyla. Iya hihihi adaaa aja yang dikonsultasikan mengingat faktor 'U' hahaha.
DeleteWah, aku jadi ikut ngebayangin sendirian di tempat agak tertutup, dan setiap beberapa menit sekali denger suara kayak tembakan. Beneran agak-agak ngeri bacanya, hee.
ReplyDeleteAlhamdulillah ya mbak, hasilnya gak ada apa-apa. Semoga sehat-sehat seterusnya yaa mbaakk :D
Suara tembakannya pelan kok tapi agak ngagetin wkwkwkkw :D Alhamdulillaah sehat, thanks ya.
DeleteSyukurlah alat barunya lebih nyaman, jadi kalau mesti MRI ga takut lagi. Kalau alat yang dulu kan liatnya aja sudah ngeriii
ReplyDeleteSemoga sekarang sudah pulih ya mBa Nurul, keluhannya ga ada lagi.
Btw, aku belum pernah MRI, cuma pernah nganter anak sulungku di-MRI tapi ga boleh ikutan masuk ke dalam, jadi ga tau seperti apa:)
Iyaaa, alhamdulillah. Makasih doanya, mbak Dian. Betul, memang hanya pasien yang diperbolehkan masuk ke dalam.
Deletesyukurlah tidak ada gangguan yang berat ya, dan jadi lega setelah melewati pemeriksaan dengan MRI. Ternyata MRI bisa mencari tahu banyak hal dari seluruh tubuh ya? Aku kira selama ini hanya untuk cek di bagian kepala saja.
ReplyDeleteNah iya. Aku tuh engeh nya MRI ya untuk kepala saja lho. Ternyata bisa untuk seluruh tubuh juga ya. Bisa mendeteksi banyak hal pula.
DeleteBanyak banget yang bisa dideteksi MRI. Berarti memang bukan khusus lansia, ya. Semoga lekas pulih
ReplyDeleteIyaa :)
DeleteSemangat jaga BB nya ya mba, alhamdulillah nggak ada apa2 ya ternyata. Semoga rasa sakit punggungnya menjadi pelebur dosa ya mba Nurul amiin. Sehat2 selalu. Aku kayaknya deg2an pol, iyaya udah bayangin gimana2...untuk pengecekan supaya ketahuan ada gangguan dan bisa cepat ditangani ya padahal mah hehe, tapi aku mesti parno
ReplyDeleteInsya Allah :) Aamiin, makasih mbak Uci. Namanya juga perdana jadi was2 wkwkwkwk :D
DeleteJadi alat MRI yang mba Nurul gunakan ini terbaru ya. Bagus sih jadi bikin nyaman pasien. Kalau misal ga pake asuransi, berapa biayanya kalau bayar sendiri ?
ReplyDeleteBetul, Laras. ALhamdulillaah. Waktu itu yang aku 3 juta.
Deleteaku pernah merasakan MRI sekali pas mau cek saluran pencernaan, deg-degan banget sih sebelum masuk ke dalam mesinnya
ReplyDeleteWah, iya ya hehehe :D
DeleteJari intinya ini ga sakit samasekali, hanya saja bagi yg belum pernah atau punya fobia ruangan sempit, mungkin jadi mengerikan , gitu kan mba? Soalnya sebelum baca ini aku bayangin mri itu juga nyeremin. Apalagi hrs masuk ke dalam tabung gitu 🤣.
ReplyDeletePapa mertua sempet di mri pas jatuh dulu. Papaku juga , dan dari situ terdeteksi kanker.
Setidaknya skr udah tau seperti apa kalo masuk mri. Ga kepengin ngerasain, tapi at least jadi ga ngerasa serem lagi
Benar mbak hehehe :) Iya, jadi udah tau ternyata ga sakit atau apapun mungkin lebih ke kaget karena pertama kali melakukan MRI ini :D Sama2 mbak Fanny.
DeleteKebetulan beberapa saat yang lalu anakku juga baru MRI mba, kalau anak2 mah harus bius total. Kan mereka ngga akan bisa betah ya diem aja dalam waktu yang lama. Ini sekitar 45 menit gitu. Kalau suamiku juga pernah, eh malah dia ketiduran saking gabutnya haha. Cuma kaki aja jadi ngga perlu bius total sii kalau dewasa. Aku mikirnya yang tabung gitu juga hahaha kudet banget. Btw, sehat2 yaa mbaaaaa
ReplyDeleteIya, kalau anak2 banyak gerakan tambahan ya kalau ga dibius total hihihi :D Iyaa, aamiin, makasih doanya mbak Lintang.
DeleteSaya juga bakalan takut kalau sendirian dan sempit. Alhamdulillah ya, Mbak. Tidak ada penyakit yang serius seperti yang dikhawatirkan.
ReplyDeleteSemoga lekas sembuh dan bisa aktif kembali.
Iya hihihi aamiin makasih ya.
DeleteWaktu kunjungan ke rumah sakit di Malaysia dulu aku sempat masuk ke ruangan tempat ada mesin MRI. Teknologi makin canggih jadi alat MRI juga makin nyaman ya mbak.
ReplyDeleteAku dulu ngiranya MRI tu buat area kepala aja ternyata bisa buat semua organ ya.
Banyak fungsi MRI dan ternyata kita nyaman berada di dalamnya.
DeletePasti ya deg-degan apalagi pertama kali, wah istilahnya jadi roti lapis ya hihihi ada-ada aja Nurul. Dengan MRI jadi terlihat jelas ya untuk proses pengobatan selanjutnya. Alhamdulillah proses MRInya lancar ya Nurul, semoga sehat-sehat selalu ke depannya
ReplyDeleteWkwkwkwk iya jadi roti lapis perdana :D Alhamdulillaah.
DeleteAlhamdulillah tak ada gangguan tulang maupun sendi yang berat ya, Jadi lebih tenang dan yakin ya dengan kesehatan diri setelah melakukan MRI.
ReplyDeleteTernyata MRI aman juga buat wanita hamil ya, alhamdulillah ini berita menggembirakan juga
Insya Allah aman mbak. Aamiin yra. Makasih.
DeletePengalaman yang menarik mbak nurul. Oh ternyata ada ya alat MRI baru yang bukan tabung, saya tahunya juga yang kayak di drakor itu hehe. Saya cuma bisa bayangin aja hehehe. Alhamdulillah sehat selalu ya mbak dan semoga bisa segera pulih dan beraktivitas seperti biasa.
ReplyDeleteHahaha... ada mbak. Alat MRI terbaru tuh. Iya alhamdulillaah.
DeleteIni pernah ku lakukan waktu medical check up post Covid kemarin, jujur aku saja berasa takut banget mau masuk ke dalam tabung itu.Alhamdulillah diberi kelancaran ya mak, sehat-sehat ya mak Nurul.
ReplyDeleteSoalnya berasa sempit dan sendirian ya hehehe :D Aamiin thanks doanya mak Chie.
DeleteAku sudah pernah tahu tentang MRI ini
ReplyDeletePertama saat suami sakit, aku menemai untuk cek MRI
kedua, saat anakku habis kecelakaan pas sama aku
Deg deg an banget saat mendampingi mereka MRI
IYa ya wajar sih ya soalnya kita bertanya2 di dalam sana gimna rasanya dan hasilnya nanti.
DeleteAku belum pernah sih MRI. Jujur sih, akutuh kalau tes kesehatan masih takut dan jadinya kepikiran. Padahal penting banget kan, ya?
ReplyDeleteCek kesehatan penting sekali mbak. Yuk, segerakan!
DeleteAku belum pernah MRI. Kalau di drama atau film, bikin deg-degan banget ya pas periksa. Semoga kita selalu diberi kesehatan dan harus tetap menjaganya
ReplyDeleteAamiin. Iya mbak semoga sehat selalu ya.
DeleteIdealnya ketika aku sakit nyeri sendiri emang MRI tapi sayang di sini prosedur BPJS itu rumit dan panjang, akhirnya aku fisioterapi aja.
ReplyDeleteOh gitu mbak? Mungkin di lain kesempatan nanti bisa MRI ya.
DeleteKayanya aku juga harus MRI. Ada keluhan di sendi sejak kecil. Jadi, kaki sering sakit.
ReplyDeleteCoba dicek aja mbak.
DeleteTerima kasih, kak Nurul sudah berbagi mengenai pengalaman MRI.
ReplyDeleteIni penting.. karena buat yang masih meragu seperti apa testnya dan untuk apa sehingga cenderung menunda-nunda, bisa lebih aware dengan alarm tubuh.
Sayafakillahu.
Semoga lekas sehat kembali, kak Nurul.
Sama2 mbak Lendy. Nah, iya lebih baik kita tahu sekarang daripada nanti :D Aamiin, makasih ya.
DeleteAlhamdulillah kalau hasilnya baik-baik aja ya Mba. Saya inget dulu nenek juga pernah dj MRI sih. Untunglah nggak kenapa-kenapa. Mudah-mudahan Mba Nurul sehat-sehat terus ya
ReplyDeleteIYa mbak, alhamdulillaah.
DeleteAlat teknologi kesehatan makin hari makin maju dengan mri maka diagnosa tepat sehingga pemberian obat juga tepat.
ReplyDeleteBenar sekali. Alhamdulillaah.
DeleteMakin canggih teknologi yah jadi untuk cek kesehatan juga makin pesat. Diagnosa dokter makin akurat ya dengan adanya MRI ini
ReplyDeleteIya, jadi bisa mendeteksi tubuh kita.
Delete