19.10.23
Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) 2023: Transisi Energi Baru dan Terbarukan Berkeadilan untuk Semua
Teman-teman mungkin sudah tahu bahwa renewable energy masih dianggap anak tiri di negeri sendiri. Para investor lebih memilih untuk membangun PLTU batu bara yang berteknologi ‘plug and play’ impor ketimbang berinovasi di renewable energy. Memang, alasannya dari segi biaya eksplorasi, teknologi dan infrastukturnya lebih mahal.
Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Jumlah penduduknya lebih dari 270 juta jiwa. Dari sisi komnsumsi energi di sektor listrik pertumbuhannya cepat dan akan terus meningkat. Apalagi permintaan energi dengan estimasi tiga kali lipat di tahun 2030. Tahukah bahwa Indonesia memiliki target untuk meningkatkan bauran energi terbarukan menjadi sebesar 23% di tahun 2025, dan naik lagi menjadi 31% di tahun 2050?
Kebutuhan Dasar Dunia dan Persiapan Transisi Energi
Menurut Prof. Ir. Yazid Bindar M.Sc., Ph.D., Guru Besar pada Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung (ITB), bahan bakar dalam bentuk minyak selalu dibutuhkan. Kaum milenial harus mempersiapkan dan mengatasi permasalahan ketergantungan energi fosil di masa depan. Yang ramai dibahas salah satunya adalah teknologi pirolisis biomassa dengan memanaskan biomassa hingga 600 derajat celcius dapat menghasilkan produk cair yang disebut biocrude oil, produk gas berupa bio-pyrolysis gas dan produk padat dalam bentuk bio-char.
Prof. Yazid mengatakan, ada 7 kebutuhan dasar yang dunia butuhkan saat ini yaitu udara bersih, air bersih, makanan (pangan), kesehatan, hunian (tempat tinggal), energi di rumah (listrik), dan transportasi. Krisis pangan adalah salah satu persoalan yang dihadapi generasi selanjutnya.
Produksi pangan melalui pertanian masih bergantung pada pupuk nitrogen buatan yang selama ini masih diproduksi dari gas alam atau batubara. Kasus polusi udara di Jakarta menjadi penting juga untuk mengangkat urgensi transisi energi dan meninggalkan energi kotor seperti batu bara yang tidak hanya mengeluarkan banyak emisi, tetapi juga menyebabkan polusi yang tidak hanya merugikan segelintir orang, melainkan dirasakan oleh semua kalangan.
Tantangan Transisi Energi
Biaya, teknologi dan infrastruktur serta kebijakan dan politik merupakan tiga aspek tantangan transisi energi. Dalam salah satu pidatonya, Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa “Indonesia membutuhkan setidaknya USD 25-30 miliar untuk transisi energi delapan tahun ke depan.”
Sejauh ini di tahun 2020 realisasi EBT masih sebesar 11,2%. Menurut Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Dr. Surya Darma, negara kita masih sangat bergantung pada energi fosil. Porsi EBT 2020 masih kalah jauh dibanding energi lain di antaranya gas bumi 19,16 persen, minyak bumi 31,60 persen, dan batu bara 38,04 persen.
Melalui Enchanced Nationally Determined Contribution-nya (ENDC), Indonesia memiliki target pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 31,89% dari Business-as-Usual (BaU) di tahun 2030 dengan usaha sendiri atau 43,2% dengan bantuan luar negeri. Indonesia juga bertekad mencapai Net-Zero Emission (NZE) di tahun 2060.
Sebagai bagian dari komitmen G20 pada tahun 2022, Indonesia telah memasuki "Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan" dengan sekelompok mitra internasional, termasuk Jerman, dan di dalamnya menyetujui ambisi tambahan, termasuk porsi ET sebesar 34% dan mencapai puncak emisi sektor ketenagalistrikan pada tahun 2030.
Hal yang harus ditanggulangi soal keterbatasan infrastruktur ketenagalistrikan adalah bagaimana bisa memastikan akses yang adil dan merata agar semua orang dapat menikmati jaringan transmisi dan interkoneksi listrik yang menjangkau seluruh wilayah Indonesia, terutama wilayah 3T?
Isu transisi energi menyangkut banyak pemangku kepentingan strategis mulai dari Kementerian ESDM hingga PLN. Kebijakan dan politik yang pro transisi energi sampai pada niat untuk terlepas dari ketergantungan energi fosil dengan mempensiunkan dini PLTU batu bara adalah hal yang sangat krusial.
Rasanya tidak akan pernah usai pembahasan transisi energi. Tentu tak sedikit dampak dan tantangan dari upaya pemerintah, pihak-pihak terkait dan masyarakat akan keberhasilan transisi energi di Indonesia. Oleh karena itu, di artikel ini aku akan memaparkan secara singkat mengenai transisi energi berdasarkan penjelasan para narasumber ISEW 2023 terutama yang berkeadilan termasuk kesetaraan gender dan inklusi sosial.
Alhamdulillaah, aku berkesempatan mengikuti hari ke-4 ISEW 2023 di Grand Ballroom Kempinski Hotel, Jakarta pada Jumat, 13 Oktober 2023. Tema ISEW yang berlangsung 10 hingga 13 Oktober 2023 ini adalah "United Towards a Decarbonised Energy System”. Indonesia Sustainable Week 2023 di hari terakhir tersebut bertema "Just Energy Transition is Not Just An Energy Transition" mengulas aspek sosial dari transisi energi yang harus melibatkan semua kalangan serta adil untuk semua.
Yuk, simak foto-foto dan video ISEW 2023 di Instagram aku @nurul_sufitri 😄
Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) 2023
Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) merupakan konferensi yang diselenggarakan bersama oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dan diselenggarakan oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH bekerja sama dengan organisasi-organisasi pelaksana lainnya yang didanai oleh Jerman. Dari pihak Jerman, kerja sama energi diwakili melalui dukungan dari Kementerian Federal untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ) dan Kementerian Federal untuk Urusan Ekonomi dan Aksi Iklim Jerman (BMWK).
Hari ke-4 ISEW 2023 di Grand Ballroom Kempinski Hotek, Jakarta |
ISEW 2023 dipandu oleh Nitia Anisa, anchor Kompas TV nan cantik jelita. Adapun topik pembahasan di hari ke-4 ISEW 2023 adalah sebagai berikut:
- Menjembatani kesenjangan menuju transisi energi yang berkeadilan
- Kesetaraan gender dan inklusi sosial untuk transisi energi
- Mempersiapkan sumber daya manusia untuk sistem energi tanpa karbon
- Membentuk perubahan melalui narasi transisi energi
- Kenang-kenangan dan upacara penutupan asprirasi untuk mencapai Indonesia emas 2045 vision dan dekarbonisasi sektor energi
1. Menjembatani Kesenjangan menuju Transisi Energi yang Berkeadilan
Transisi energi dilakukan dari energi kotor maupun fosil ke energi bersih dan terbarukan seperti air, angin, surya, panas bumi, biomassa. Manfaatnya adalah untuk menciptakan lapangan pekerjaan hijau, mengurangi emisi dan polusi serta ketahanan energi. Tentu saja ada tantangan yang dihadapi seperti biaya, teknologi dan infrastuktur, kebijakan dan politik. Yuk, kita simak bersama pembahasannya!
Di sesi ke-1 atau pembukaan ISEW 2023, Ibu Ruly Marianti, Principal Advisor GIZ ISED memaparkan tentang berbagai aspek yang dapat menjembatani kesenjangan menuju transisi energi yang berkeadilan antara lain aspek inklusi sosial, kesetaraan akses, kesetaraan gender, kepemilikan dan partisipasi masyarakat, perlindungan lingkungan, serta penciptaan pekerjaan hijau dan peningkatan kesejahteraan.
Menurut Ibu Ruly, keadilan transisi energi ibarat kita membuka kotak Pandora seperti dalam mitologi Yunani. Pada zaman modern idiom kotak Pandora dapat diartikan “Sebuah masalah besar dan tak diinginkan” atau “Sebuah hal yang tampak berharga namun sebenarnya adalah kutukan”.
Inklusi sosial adalah proses membangun masyarakat yang adil dan setara dengan memastikan bahwa semua individu memiliki akses yang sama terhadap kesempatan, sumber daya, dan layanan yang tersedia.
Salah satu hal terumit dari proyek transisi energi adalah partisipasi masyarakat. Pastikan mereka mendapatkan manfaat dari transisi energi dan tidak ditinggalkan. GIZ Indonesia-Jerman senantiasa memberikan berbagai pelatihan community engagement atau keterlibatan masyarakat.
Energi bersih harus terjangkau terutama di wilayah-wilayah terpencil, pulau-pulau terisolasi dan daerah perbatasan. Contohnya terdapat akses energi bersih bagi bapak-bapak TNI dengan tersedianya mikrohidro. Mikrohidro adalah pembangkit listrik tenaga air skala kecil dengan batasan kapasitas antara 5 kW-1 MW per unit.
Perempuan tidak dapat bertahan di proyek energi baru dan terbarukan karena salah satu alasannya adalah sulitnya medan kerja. Ibu Ruli juga menjelaskan bahwa dari sebanyak 14.000 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), hanya 30.000 sekolah yang memiliki program teknik energi terbarukan. Permasalahannya, ke mana anak-anak lulusan SMK ini akan ditempatkan?
Soal perlindungan lingkungan, ada dampak yang tidak selalu sejajar dengan energi terbarukan akibat pembangunan proyek dan sebagainya, jangan terlena dengan label ‘hijau’. Harap dicermati, di tahun 2030 mendatang akan tercipta 7,2 tahun kerja. Jika peluang kerja dibuka, apakah sudah ada sumber daya manusia (SDM) yang sesuai kebutuhan energi terbarukan?
Selain sisi teknik, kebijakan dan biaya, dan beberapa aspek yang telah disebutkan di atas, transisi energi berkeadilan harus memiliki pengembangan keterampilan misalnya vokasi dari perguruan tinggi dan SMK, menciptakan ekosistem yang kondusif dan adanya kemitraan strategis.
Ibu Ruly Marianti, Principal Advisor GIZ ISED, Ibu Maya, Ibu Sabrina dan Ibu Maryam |
2. Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial untuk Transisi Energi
Di sesi ke-2, talk show tentang kesetaraan gender dan inklusi sosial untuk transisi energi dimoderatori oleh Neni Marlina, Gender Focal Point, Cluster Transisi Energi GIZ, ENTRI dengan tiga narasumber sebagai berikut:
- Maya Muchlis, Direktur Eksekutif Woman in Mining and Energy (WiME) dan Konsultan Keberlanjutan di Hatch
- Sabrina Farah Salsabilla, Society of Renewable Energy (SRE) Women/ Masyarakat Perempuan Energi Terbarukan
- Maryam Karimah, Renewable Energy Consultant, Trama Tecno Ambiental, Spanyol.
Beberapa hal yang harus diperhatikan terkait kesetaraan gender dan inklusi sosial dalam transisi menuju sumber energi terberukan adalah pemberdayaan ekonomi, kesetaraan akses dan partisipasi, melibatkan komunitas lokal, pencegahan diskriminasi dan kekerasan gender, pengambilan keputusan yang inklusif, pendidikan dan kesadaran, mengatasi disparitas sosial ekonomi, mengukur dan mengevaluasi kemajuan, kolaborasi dan kemitraan.
Pestikan bahwa perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama dalam hal akses, kontrol dan manfaat dari sumber daya dan kebijakan energi. Selain itu perempuan juga dapat aktif memberikan pengambilan keputusan terkait energi. Begitu pula soal perekrutan maupun peluang kerja dan pendidikan di sektor energi.
3. Mempersiapkan Sumber Daya Manusia untuk Sistem Energi Tanpa Karbon
Talk show sesi ke-3 dimoderatori oleh Catoer Wibowo, Thematic Lead of Rural Electrificatin, GIZ/ Pemimpin Tematik Elektrifikasi Pedesaan, Kerjasama Selatan-Selatan-Utara, GIZ dengan narasumber sebagai berikut:
- Dhanrendra Wardhana, Senior Planner, Directorate of Manpower/ Perencana Senior, Direktorat Ketenagakerjaan Bappenas
- Dadang Kurnia, Advisor GIZ
- Aswita Wulandari Saragih, Corporate Citizenship Specialist Schneider Electric Indonesia / Spesialis Kewarganegaraan Korporat
- Ephrem Santos, Director of TVET Center, BLK Don Bosco Sumba NTT
Mempersiapkan SDM untuk Sistem Sumber Energi Tanpa Karbon |
Dari sisi ekonomi, lingkungan dan sosial, ada beberapa strategi mempersiapkan SDM seperti meningkatkan pemahaman dan minat masyarakat dan dunia usaha, industri dan dunia kerja (DUDIKA) pada green jobs. Kemudian membangun ekosistem yang mendukung pengembangannya. Meningkatkan kesiapan SDM untuk masuk ke pasar green jobs serta memperkuat peran asosiasi dan DUDIKA dalam mendukung pertumbuhan green jobs.
Industri menjadi driver dalam implementasi program kerjasama proyek ISED untuk mempromosikan ketenagakerjaan yang inklusif padas ektor energi terbarukan. Penting juga diadakan program sertifikasi dan pelatihan berbasis industi dan fasilitasi pengembangan SDM oleh mitra industri.
Selanjutnya ada Psycel Zahqindi Gea Kencana, Winner of The CASE Video Challenge “Me in 2050” and Youth Representative yang tampil ke atas panggung untuk memberikan sepatah dua patah kata dan cerita singkat soal kemenangannya.
Psycel Zahqindi Gea Kencana |
4. Membentuk Perubahan melalui Narasi Transisi Energi
Sesi ke-4 talk show dimoderatori oleh Abigail Limuria, Pendiri whatisupindonesia & Co-initiator/ Inisiator bijakmemilih.id dengan narasumber sebagai berikut:
- Gandabhaskara Saputra, Energy Programme Communications Coordinator/ Koordinator Komunikasi Program Energi GIZ Indonesia/ASEAN
- Verena Puspawardani, Director Program of Coaction Indonesia
- M. Reza Husein, Energy Auditor of GERILYA Programme of Ministry of Energy and Mineral Resources (MEMR)/ Auditor Energi Program GERILYA, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
- Agus Tampubolon, CASE Project Manager, Institute for Essential Services Reform (IESR)
Teman-teman bisa mengunduh buku “Mulai dari Sini Memahami Transisi Energi di Indonesia atau silakan ikuti Instagram @energibersih.ftw untuk mengetahui lebih lanjut tentang transisi energi, energi baru dan terbarukan.
Membentuk Perubahan melalui Narasi Transisi Energi |
5. Kenang-kenangan dan Upacara Penutupan Asprirasi untuk Mencapai Indonesia Emas 2045 Vision dan Dekarbonisasi Sektor Energi
- Rachmat Mardiana, Direktur Listrik, Telekomunikasi dan Informatika, Kementerian PPN/ Bappenas
- Andriah Feby Misna, Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
- Lisa Tinschert, Energy Programme Director, GIZ Indonesia/ASEAN
Talk Show Terakhir dan Penutupan ISEW 2023 |
Senangnya, Tambah Wawasan Transisi Energi dan Energi Terbarukan Berkeadilan untuk Semua |
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa transisi energi dapat menciptakan green jobs. Menurut Coaction Indonesia, pada tahun 2045, diperkirakan akan tercipta 15 juta lapangan pekerjaan hijau baru.
Penting diketahui bahwa energi bersih dan terbarukan sekalipun tetap punya kekurangan. Seperti limbah panel surya dan turbin angin yang sulit didaur ulang dan baterai nikel untuk mobil listrik yang masih butuh ditambang dan sebagainya. Dampak negatif jangka panjang pada energi fosil masih lebih besar dan berbahaya dibandingkan dengan penggunaan energi terbarukan. Mari kita perjuangkan transisi energi yang adil!
Yuk, gunakan moda transportasi umum untuk mengurangi emisi dan polusi! Sektor tranportasi dan energi penyumbang gas rumah kaca terbesar, lho! Realisasinya seperti aku yang berusaha bepergian ke mana-mana dengan MRT, bus Trans Jakarta, Commuter Line dan sebagainya. Mudah kan? Asalkan kita punya niat, pasti bisa.
ISEW 2023 ditutup dengan sorotan pada pemangku kepentingan mulai kelompok pemuda, aktivis gender, pakar energi terbarukan yang memberikan wawasan tentang transisi energi yang adil. Semoga tujuan membuka jalan bagi transisi energi yang inklusif dan berkembang dapat tercapai. Aamiin.
Wuih, sebuah acara keren yang harus dihadiri atau diketahui banyak orang nih. Penting banget mengingat kondisi alam kita yang semakin buruk dengan efek global warming ya. Urgent untuk menggunakan energi terbarukan. Yang hanya dalam bidang industri dan transportasi saja. Tapi secara umum, bahkan hingga menciptakan green jobs. Semoga acara seperti ini semakin sering. Biar kita semua masyarakat awam semakin sadar dengan pentingnya hidup yang sustainable.
ReplyDeleteAlhamdulillaah, aku bisa turut hadir ke ISEW 2023. Tambah wawasan soal transisi energi tentunya. Semoga saja, aamiin yra.
DeleteSustainability ini topik yang menarik untuk dikulik karena bakal jadi tren sekaligus patokan gaya hidup yang baik untuk keluarga maupun lingkungan saat ini
ReplyDeleteInsya Allah.
DeleteMasalah transisi energi emang masih jadi PR banget buat pemerintah kita. Apalagi mengingat kalau kita juga harus mempersiapkan dan mengatasi masalah ketergantungan energi fosil di masa depan. Mau sampai kapannnn???
ReplyDeleteBelum lagi tantangan keterbatasan infrastruktur ketenagalistrikan yang belum merata aksesnya. Belum semua wilayah bisa menikmati jaringan transmisi juga apalagi kawasan 3T.
Seru banget deh mbaa acara ISEW ini, aku aslinya pengen ikutan biar update isu Sustainable Energy terbaru. Huhuu.
Memang harus direalisasikan step by step semoga bisa, yakin bisa aamiin.
Deletemulai banyak cara untuk mengganti menjadi energi terbarukan y
ReplyDeleteBenar :)
DeleteAcaranya super besar dengan tema yang sangat kekinian nih mba. temanya terlihat berat tapi dikemas ciamik ya. Thank sharing infonya Mba Nurul, perlu sosialisasi maasive memang trekait dengan energi baru dan terbarukan. FYI saat ini di DPR lagi proses pembahasan lho utk RUU Energi Baru Terbarukan
ReplyDeleteSemua pihak harus bahu-membahu bergandengan tangan agar transisi energi berhasil dengan baik berkeadilan untuk semua.
DeletePotensi energi terbarukan di Indonesia sebenarnya nggak kalah melimpah dengan energi fosilnya kok. Sekarang tinggal tergantung niat dan komitmen semua pihak utk mengembangkan ini. Masalahnya ada kepentingan dari pihak pemegang kuasa energi fosil seperti batu bara yang bikin proses transisi ini stuck
ReplyDeleteKesadaran pemilik perusahaan berbahan fosil ini penting sekali tentunya.
DeleteAcara yang sangat keren, wajib banget sih harus datang ke acara acara kaya gini
ReplyDeleteSemoga diadakan lagi tahun depan :)
DeleteSeru banget acara mak Nurul, bahasan yang memang lagi hangat-hangatnya juga ini ya tentang transisi energi. Namanya pengalihan sumber energi tuh memang harus terus diedukasi ya agar masyarakat juga semakin paham betapa pentingnya transisi energi ini. Karena memang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan juga mencapai iklim global.
ReplyDeleteLakukan hal termudah dulu dari siri sendiri untuk mencintai bumi kita :D
DeleteZaman sekarang, rasanya ga mustahil untuk mencari energi terbarukan dan mewujudkannya untuk dimanfaatkan mendukung aktivitas masyarakat Indonesia. Semoga Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) 2023 membawa terobosan dan kebijakan baru bagi kita semua.
ReplyDeleteAamiin. Benar sekali, berbagai pihak saling bekerjasama insya allah berhasil.
DeleteAcara yang menarik, Mbak Nurul. Tentang Energi Terbarukan. Ya, energi listrik di negara kita masih tertung dg batu bara. Sedangkan pasokan batu bara kian hari kian menipis.
ReplyDeleteKudu mulai berpikir energi terbarukan yang tepat. Selain itu juga yang rwndah karbon. Semoga oemerintah kita bisa ya menjembatani munculnya ide untuk energi kistrik terbarukan yang rendah karbon.
Sudah mulai dilakukan bertahap. Pemangku kepentingan harus bersinergi.
DeleteWah berkesempatan hadir di acara kayak di atas, venuenya juga nggak main2. Keren ya mba ini tuh untuk anak cucu kita. Penting buat edukasi juga masyarakat acara kayak gini, moga bisa segera terlaksana
ReplyDeleteTerutama bagi generasi milenial, wajib tahu nih :)
DeleteSeneng banget, ya, Mba datang ke acara ISEW 2023 ini. Jadi belajar tentang ilmu baru. Saya jadi tahu tentang transisi energi. Indonesia negara kaya SDA jadi perlu dimanfaatkan dengan baik biar keberlangsungan energi bisa dimanfaatkan untuk generasi selanjutnya
ReplyDeleteAlhamdulillaah. Iya mbak. Harus dicermati juga dampaknya dll.
DeletePenggunaan transportasi umum ternyata dapat mengurangi emisi dan polusi ya mak, nah ini juga menjadI PR pemerintah juga untuk menyediakan transportasi umum yang memadai untuk aktivitas sehari-hari
ReplyDeleteIya, alhamdulillah moda transportasi umum zaman sekarang sudah sangat baik sekali :)
DeleteSedih sekali ya saat tujuh kebutuhan dasar dunia sudah mulai tercemar. Udara bersih, air bersih, dua hal yg sangat penting itu saat ini mulai susah kita dapat, yakan? Itu artinya dunia ini memang sudah tidak sehat lagi...
ReplyDeleteSemoga langkah yang diambil bisa menjadi solusinya ya
Sedih banget :( Insya Allah lebih terealisasi seoptimal mungkin transisi energi ini aamiin.
DeleteWah menarik baca ulasan tentang event Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) jadi makin paham seputar energi baru dan terbarukan. Semoga event ini turut memberikan kontribusi positif bagi kehidupan dan masyarakat makin melek tentang hal ini.
ReplyDeleteSemoga saja. Harus bisa, pasti bisa!
Deletetransisi energi baru dan terbarukan menjadi topik yang menarik untuk diulas karena menyangkut keberlangsungan bumi beserta isinya
ReplyDeleteBetul sekali.
DeletePernah baca nih sekarang mulai banyak dibutuhkan ahli2 dalam bidang energi terbarukan. Semoga saja bisa dikembangkan teknologinya agar bumi kita ini tidak makin nelangsa dieksplor terus menerus selama berabad2.
ReplyDeleteAamiin semoga saja.
Deleteini acara yang aku baca di instagram kamu ya, Rul. Bagus ulasannya jadi lebih detil deh, aku berharap banyak yang baca biar lebih edukasi masyarakat ya. Karena memang perlu sinergi bersama untuk mewujudkan ini semua ya
ReplyDeleteIya, Eni. Semua pihak harus bersinergi supaya transisi energi berhasil dengan baik.
DeleteKalau bukan kita, siapa lagi yang bisa memelihara bumi ini, ya. Sekarang dampak perubahan iklim sudah dirasakan di mana-mana. Sudah saatnya kita menerapkan gaya hidup hijau. Mengurangi emisi karbon dan polusi lainnya.
ReplyDeleteBenar sekali. Sekarang saja kita ga tahan dengan panas matahari yang suhunya sangat tinggi, polusi udara dll.
Deletesekarang banyak aktivitas menggunakan letrik...sebab itu pengunaannya semakin tinggi setiap tahun mendatang
ReplyDeleteIya, mas.
DeleteSeru banget ya eventnya nambah wawasan banget buat kita, semoga pemerintah makin serius menangani masalah polusi udara dan juga transisi energi ini
ReplyDeleteSeru :) Iya, pemerintah dan pihak2 lain serta masyarakat mesti bersatu.
DeleteHuaaaa, acaranya seru banget sih. Baca cerita dan pengalaman Mbak Nurul ikutan kegiatan ini udah wah banget, jadi pengen ikutan secara langsung. After all, jadi lebih banyak paham tentang transisi energi dan muncul semangat untuk ikut berkontribusi secara langsung dari sekitar kita.
ReplyDeleteterima kasih Mbak untuk cerita yang inovatif.
Alhamdulillaah iya Rahman. Jadi lebih tau soal energi baru dan terbarukan deh melalui ISEW 2023 ini. Sama2.
DeleteKeren ya acaranya. Sumber energi bagi negara kita yang luas sangat perlu dipikirkan dan kemajuan teknologi perlu dipikirkan untuk sumber eneri baru
ReplyDeleteKeren dong :) Benar sekali.
DeleteKalau ngomongin soal energi memang cukup prihatin dan bikin mikir ya, gimana sepuluh, dua puluh tahun lagi. Tapi yang menarik di sini talkshow tentang kesetaraan gender sih Mba. Ternyata masih ada ketimpangan ya untuk akses dan pemanfaatan emergi di lapangan. Segitu memprihatinkan. Mungkin kalau di kota besar, kita tidak merasakan adanya diskriminasi ini 😟
ReplyDeleteNah, kesetaraan gender ini hal yang patut diperhatikan agar semua bisa bekerjasama soal transisi energi.
DeleteWaaah.... ga rugi ikut kegiatan penting ini. Energi baru dan terbarukan. Makasih banyak ya share-nya, saya jadi dapet juga ilmunya.
ReplyDeleteAlhamdulillaah. Iya sama2 ya semoga artikel ini bermanfaat :)
DeleteEnergi terbarukan bagian dari SDGis, semoga ke depannya banyak informasi yang terkait hal-hal seperti ini
ReplyDeleteSemoga saja aamiin.
DeleteBenar juga, Mak, kasus polusi di Jakarta bikin makin aware sama urgensi transisi energi. Dan selain soal biaya, tantangan transisi energi ini juga termasuk keterbatasan infrastruktur ketenagalistrikan yang gimana caranya bisa diakses secara adil dan merata agar semua bisa menikmati.
ReplyDeleteSemoga segala tantangan dapat kita hadapi bersama demi kualitas hidup lebih baik 👍👍😚
DeleteAcaranya keren banget mbak ini, wawasan dan ilmu yang disampaikan daging banget ya. Jadi benayak belajar mengenai perkembangan energi
ReplyDeleteIya mbak, alhamdulillaah jadi tambah wawasan soal transisi energi :)
DeleteAcara ISEW 2023 ternyata padat banget ya. Paling suka kalau sudah membahas temtag energi baru. Ternyata ada banyak PR juga ya. Setuju banget kalau transisi energi yang harus melibatkan semua kalangan serta adil untuk semua. Energi bersih harus terjangkau terutama di wilayah-wiayah terpencil, pulau-pulau terisolasi dan daerah perbatasan.
ReplyDeleteSetuju sekali mak. Semoga dapat berjalan seoptimal mungkin ya transisi energi di Indonesia :)
DeleteApapun untuk bumi yang lebih baik, pasti saya dukung. Termasuk transisi energy ini, karena suda saatnya kita bergerak didukung pemerintah untuk menjalankan hidup yang eco-friendly. Terutama dalam pemakaian energy.
ReplyDeleteMari kita dukung bersama transisi energi di Indonesia agar dapat terealisasi sesuai rencana dan berkeadilan untuk semua :)
Delete