Ini pengalaman aku pertama kali wisata kuliner di sekitar Stasiun Gondangdia, Jakarta Pusat. Pada Rabu, 20 Desember 2023, aku bersama teman-teman blogger yang demen jalan-jalan dan doyan makan berkumpul di Stasiun Gondangdia. Selain makan enak memanjakan lidah dan perut, kami juga kompak menjalin silaturahmi.
Wisata Kuliner Bersama Teman-Teman Blogger |
Aku bersama Dian, Ade Ufi, Alida, Eni dan Pendar |
Senangnya lagi, Jumat, 12 Januari 2024 kemarin aku jajan seru lagi di sana. Kebetulan anak sulungku Rafa sedang liburan semester ganjil kuliah prodi DKV di Telkom University Bandung, jadi ada di rumah deh. Aku ajak serta Rafa wisata kuliner di sekitar Stasiun Gondangdia. Wah, betapa bahagianya kami makan enak berdua dan bawa pulang juga buat oleh-oleh.
Aku dan Rafa |
Aku dan Rafa di Peron Stasiun Gondangdia |
Menikmati jajanan kaki lima buat aku sih sudah biasa. Sejak kecil dulu mamaku pun sering mengajak aku dan kedua adikku mengisi perut dengan makanan dan minuman yang dijajakan di pinggir jalan. Selama ga jorok amat hahaha kuy lah disantap. Oh ya, kalian ga usah khawatir seandainya ga bawa uang tunai. Banyak pedagang kaki lima di sana yang menyediakan pembayaran melalui QRIS. Kok keren ya?
Jajanan kaki lima yang direkomendasikan di media sosial membuatku sungguh penasaran. Apa iya seenak itu rasanya? Yang viral-viral juga banyak. Ternyata menu-menu kaki lima di sekitar Stasiun Gondangdia menjadi favorit para pengguna commuter line dari Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan sebagainya Lokasi Stasiun Gondangdia yang berada di Jalan Srikaya II No. 5 Kebon Sirih, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat 10340 memang strategis sekali.
Lagu Cikini Gondangdia
Malah berhubungan erat dengan Stasiun Cikini yang juga pusat kuliner lezat dan banyak tempat wisata bersejarah yang berdekatan. Ada lagunya yang lagi hits banget kan, Cikini Gondangdia yang dilantunkan oleh Duo Anggrek. Teman-teman pasti hafal di luar kepala tuh liriknya, karena sering diputar di Instagram dan Tiktok.
- Cikini ke Gondangdia
- Kujadi begini gara-gara dia
- Cikampek, Tasikmalaya
- Hatiku capek bila kau tak setia
- Jakarta ke Jayapura
- Jangan cinta kalau cuma pura-pura
- Madura sampai Papua
- Jangan kau kira ku tak bisa mendua
- Walau kau hanya tukang ojek
- Tak pernah absen meski hujan dan becek
- Walau kau hanya supir bajaj
- Hatiku senang tiap kali kau belai
- Percuma kau jadi pilot
- Makin tinggi cintamu makin melorot
- Apalagi kau jadi nahkoda
- Jarang pulang pernah kau kepincut janda
- Biarpun sederhana, asalkan kau setia
- Aku pun akan s'lalu cinta
- Percuma banyak harta, di luar kau mendua
- Jangan kira ku diam saja
Jajanan Kaki Lima di Sekitar Stasiun Gondangdia
Tempat jajannya ada di mana? Dari Stasiun Gondangdia, kita cukup turun ke lantai dasar. Wisata kuliner di sini dipusatkan ke dua titik, yaitu di pintu keluar stasiun yang menuju Masjid Cut Meutia dan satunya lagi ke arah Tugu Tani.
Para penjual makan serta minuman berjejer di kedua bibir Jalan KH. Wahid Hasyim yang menyambung dengan Jalan Srikaya I. Jalan kaki sebentar saja kita sudah melihat jajanan kaki lima terpampang nyata di depan mata. Makannya di mana? Duduk manis sebentar dong, kan tersedia meja dan kursi sederhana.
Jajanan ringan atau camilan yang bikin ngeces sangat banyak, lho. Seandainya perut ini muat seperti kantong Doraemon, barangkali semua sudah dibeli hihihihi. Ada dimsum, sosis bakar, cilor, maklor, sate, soto, gorengan, ayam goreng tepung, siomay, telur gulung, es goyang, roti kukus, mie ayam, bakso, nasi Padang, Martabak Pizza Orins di pintu Masjid Cut Mutia.
Ada bubur ayam H. Jewo, Soto betawi Bu Yanti, sop buntut Cut Meutia, nasi uduk Gondangdia, Mie Nyemek Gondangdia, Gudeg Jogja Bu Tinah, cireng isi, mie ayam vera, bandar cilor, nasi bebek Madura, bakso singo, minuman thaiyo dan masih banyak lagi aduuuh pokoknya wow deh!
Teman-teman, aku hanya menceritakan makanan dan minuman yang kami coba dan dibawa pulang. Semoga di lain kesempatan bisa mencicipi menu lezat lainnya. Yuk, simak bersama menu kuliner jajanan kaki lima yang kami nikmati di sekitar Stasiun Gondangdia!
Dimsum Bunda
Dimsum Bunda adalah lapak pertama yang kami sambangi. Aku, Eni dan mbak Alida mencoba beli sedikit saja dulu, Rp10.000 dapat 4 pcs dimsum biasa.
Dimdum mix ada pilihan isi 3,4,5 pcs harganya Rp10.000. Jasuke alias jagung susu keju hanya Rp8.000 saja. Dimsum mix lumpia, mentai, keju, mentai mozzarella, spicy nori, odeng komplit, toppoki dan sosis bakar ada di sini. Sayangnya, saat itu varian yang kelihatannya menarik ini belum ready.
Dengan gerobak berwarna oranye terang, dimsum ini juga menjadi favorit pencintanya. Buka mulai pukul 05.00 hingga 20.30 WIB. Dua panci besar, satu panci kecil dan beberapa wadah berisikan macam-macam dimsum, begitu menggugah selera. Panci toppoki kelihatan besar dan menggiurkan, namun aku ga beli.
Dimsum Bunda |
Menurutku sih, Dimsum Bunda memiliki tekstur lembut, meskipun ga terlalu ya. Pas dikunyah di mulut, tetapi baiknya dibelah dua dulu. Soalnya kalau satu dimsum langsung dimasukkan ke dalam mulut, terlalu besar ukurannya. Sausnya terasa enak, pedasnya juga terasa. Dimsum Bunda ini rupanya tutup atau mungkin belum buka ya, saat aku dan Rafa wisata kuliner ke sana.
Dimsum Rapnesia
Nah, ini yang katanya enak banget, Dimsum Rapnesia. Varian banyak, harganya juga beda dan ada paketnya. Mbak Ade dan Dian membeli Dimsum Rapnesia yang gerobaknya bersebelahan. Kami sama-sama makan di tempat. Nah, setelah kami jalan ke arah Masjid Cut Meutia, ternyata ada gerobak lain si Dimsum Rapnesia ini dekat Warkop Pancong Lumer.
Dimsum Rapnesia buka setiap hari Senin hingga Jumat pukul 06.30 sampai 20.45 WIB, sedangkan di hari Sabtu dan Minggu sekitar pukul 07.00 hingga 17.00 WIB. Ada dimsum mini, normal, lonjong dan jumbo. Untuk harga bervariasi sekitar Rp10.000 hingga Rp20.000 dengan isi sama maupun berbeda serta jumlahnya.
Dimsum Rapnesia |
Menarik semua deh, ingin mencoba apa daya perut tak kuasa. Dimsum ayam, wortel, smoked beef, lumpia ayam, jamur, metai, rumput laut yang berada di dalam panci besar sungguh bikin aku menelan ludah hahahaha. Tekturnya empuk dan padat, guruh rasanya. Ditambah saus sambal dan cocolan mayonnaise hhmmm…. Bakso seafood-nya juga ada. Aku dan Rafa dine in duduk manis menikmati dimsum sambil menonton orang-orang yang sedang jajan di sekitar kami.
Kami beli take away sebelum pulang. Ada paket Rp10.000, Rp15.000, Rp17.000 dan sebagainya. Aku pilih 5 pcs Rp17.000.000 buat dibawa pulang 3 bungkus. Sausnya dipisah. Terasa banget ayam dan udangnya, terutama yang bentuknya panjang kayak risoles itu loh. Sampe rumah masih hangat. Kapan-kapan mau ah ajak anak-anakku ke sini.
Susu Mbok Darmi
Perburuan kedua adalah Susu Mbok Darmi. Kayakya aku kudet aka kurang update. Masa ga tau susu yang sudah lama terkenal ini? Hahaha…. Akhirnya aku mencari tahu dan membaca laman susu ini. Susu Mbok Darmi adalah minuman olahan susu murni dengan proses pasteurisasi menggunakan campuran buah asli.
Susu Mbok Darmi |
Bahan baku Susu Mbk Darmi ini berasal dari peternak lokal di sekitar Kota Bogor. Penjualannya berkonsep lokal jadul sejak 2013 dengan outket yang disebut “gubuk”. Sudah 57 gubuk yang dimiliki susu ini, lho, tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
Serunya lagi, Susu Mbok Darmi biasa menyapa konsumennya dengan istilah “Cucu si Mbok”. Nah, kalian yang penasaran ingin mencobanya, kapan-kapan mampir ya. Minuman dengan tagline “Sehatkan Tubuhmu dengan Susuku” ini memiliki banyak rasa dengan 3 jenis yakni:
- Fresh: Almond, avocado, banana. Lychee, melon, strawberry.
- Premium: Regal, cadburry, cheese, cookies, choco oat.
- Special: Chocolate, mocca, greentea, taro, plain, vanilla, grape.
Warkop Pancong Lumer
Kedai selanjutnya adalah Warkop Pancong Lumer. Kata mbak Ade dan mbak Alida, kue pancongnya enak banget, apalagi yang setengah matang. Dian, Eni dan aku beli juga. Eni pesan susu soda buat Pendar, sedangkan pancongnya seporsi berdua karena sudah kenyang katanya.
Warkop Pancong Lumer |
Hebat banget pedagang pancong seperti ini. Kelihatan laris sekali, pesanan dicatat di kertas kecil. Pembeli datang silih-berganti dan rasanya mamang-mamang urang sunda ini tak berhenti melayani pembeli. Kabarnya sih, lapak ini buka sejak tahun 1982.
Aku pesan pancong matang rasa cappuccino, bungkus 1 buat Fakhri di rumah. Menurutku rasanya empuk, manis gurihnya pas. Yang setengah matang sepertinya lebih creamy. Sebaiknya disantap selagi hangat, begitu diangkat dari cetakannya. Harga sangat bersahabat, pesananku Rp7.000 Rp8.000 saja kok.
Thaiyo
Kabarnya sih, Thaiyo ini minuman paling populer di sini. Thaiyo adalah minuman the susu serba Rp10.000. Kita bisa pilih rasanya, ada green tea, thai tea, green tea coffee, thai tea milo, milo coffee dan lainmya. Mbak Ade dan Dian yang beli minuman ini sebelum kami menunaikan salat zuhur di Masjid Cut Mutia.
Nasi Bebek Madura
Akhirnya yang ditunggu-tunggu buka juga! Kedai nasi bebek khas Madura yang lokasinya berada di seberang pintu masuk Masjid Cut Meutia dan martabak Orins ini menyediakan ayam penyet juga. Keduanya sama-sama pakai sambal hijau dan bumbu hitam yang cocok dinikmati terutama pencinta makanan pedas.
Aku dan Dian pesan nasi daging bebek dada komplit. Aku sih nasinya setengah saja maklum on diet (gagal) wakakakakak. Uhuk jadi batuk. Ternyata lapak nasi bebek Madura ini buka sekitar pukul 12.00 sampai 22.00 WIB. Waktu itu sih bukanya hampir pukul 13.00 WIB, mungkin si ibunya sedang ada keperluan.
Nasi Bebek Madura |
Nasi bebek Madura rekomendasi mbak Alida ini menurutku enak. Seporsi nasi bebek dengan nasi, sambal lengkap dan irisan mentimun dihargai Rp22.000 saja. Aku pesan dibawa pulang 2 bungkus tanpa nasi tetapi ditambah tahu, itu Rp17.000. Enak, murah dan mengenyangkan. Pedasnya membuatku cukup meler nih. Jangan lupa, nasinya mesti panas atau hangat supaya lebih nikmat.
Sepertinya bumbu hitam ini bersifat rahasia ya, kenapa selalu enak? Selain menggunakan cabai, kayaknya pakai kencur, kunyit, jahe, lengkuas, bawang, entah apa lagi. Dulu pernah aku sekeluarga makan Bebek Sinjay di Madura. Duh, jadi pengen main ke sana lagi dan menikmati nasi bebeknya yang lezat!
Baca juga;
Roti Gambang Tan EkTjoan, Kelezatannya Tak Dilekang Dimakan Zaman
Masak Praktis Banana Blueberry Muffin dan Beef Sirloin/ Tenderloin Steak Menggunakan Air Fryer
Sarinah, Wisata Belanja, Kuliner, Seni yang Melegenda dan Memikat Hati
Kopi Toko Djawa
Ternyata ada warung kopi unik yang posisinya persis di pinggir jalan raya, dekat Stasiun Gondangdia. Jalan kaki sebentar saja sambil mengkhayal masa depan, langsung sampai ga pakai lama.
Kopi Toko Djawa terhitung berdekatan dengan Masjid Cut Meutia dan Masjid Cut Nyak Dien. Coffee shop ini kami mampirin tanpa mbak ALida, karena ia ada ada acara lain. sebelum kami pulang naik commuter line ke arah Lenteng Agung dan Depok.
@kopitokodjawa
Jalan Johar No. 34 Menteng.Jam buka: 08.00-22.00 WIB
Kopi Toko Djawa |
Kami coba kopi gula aren dingin less sugar harganya Rp20.000 saja. Menurut aku dan Eni, masih terasa pahit (karena gulanya memang minta sedikit), tapi buat mbak Ade sih sudah cukup. Ga tau kata Dian gimana, soalnya dia sedang sibuk nge-zoom pekerjaan. Pakai awan Dian mah kopi gula arennya.
Ngopi sambil ngadem, lalu obral-obrol kehidupan manusia eeeaaa, bukan ghibah ya. Prok3x ntar tua mau jadi apa? Hadeuh. Vibes di kedai kopi berlantai 1 ini sederhana tapi cukup menarik. Ada fasilitas toilet di sini. Bentuk kursi dan mejanya memang bukan untuk berlama-lama bekerja, tapi cocoklah untuk tempat nyantai dan ngobrol.
Masjid Cut Meutia
Masjid dengan tagline “Dari Masjid Membangun Indonesia” merupakan destinasi wisata religi yang berlokasi di Jalan Cut Meutia Nomor 1 Menteng, Jakarta Pusat. Masjid klasik peninggalan zaman penjajahan kolonial Belanda. Awalnya, bangunan ini adalah kantor biro arsitektur dan pengembang bernama N. V. De Bauploeg yang selesai dibangun tahun 1912.
Masjid Cut Meutia |
Sebelum berubah fungsi menjadi masjid, dulu bangunan ini pernah menjadi kantor pos, kantor Jawatan Kereta Api Belanda dan kantor Kempetai Angkatan Laut Jepang. Teman-teman bisa membaca informasi dan berita mengenai Masjid Cut Meutia ini di laman https://masjidcutmeutia.com/
Sebelum makan siang terutama menunggu lapak nasi bebek Madura buka, kami sengaja mampir untuk menunaikan salat zuhur terlebih dahulu. Tempat wudhu dan toiletnya cukup bersih. Begitu juga area salat perempuannya bersih dan tertata. Tampak desain interiornya klasik dan indah. Betah beribadah di sini.
Teman-teman, itulah kisah seru aku bersama teman-teman blogger dan Rafa berwisata kuliner jajanan kaki lima di sekitar Stasiun Gondangdia, Jakarta Pusat. Kalian punya cerita soal makanan juga? Ingin baca-baca soal kuliner bahkan tertarik ikut lomba blog dan instagram pula? Mampir dong ke laman Indonesian Food Blogger di https://indonesianfoodblogger.net/ 😂
Sepertinya paling asyik datang di hari Jumat, karena khuhus di hari istimewa dan membawa berkah tersebut penjual makanan dan minuman tumpah-ruah di sekitar masjid. Jadi, siap-siap kosongkan perut dulu sebelum berangkat, supaya puas memanjakan lidah dan perut dengan bahagia. Terima kasih dan sampai jumpa!
Wuihh serunyaa wiskul ramean. Langsung lapar mata dong ya hahaha. Mana enak2 lagi pilihannya. Aku rada kaget sih masih beli nasi bebek padahal udah makan banyak juga hahaha. Tapi nasbek memang nggak pernah gagal menggoda sih ya 😆
ReplyDeleteIyaaa, apalagi perdana buat aku jadi kaget gitu hahahaha kalap jajannya :D
DeleteWiskul yang bikin asyik. Baca ini langsung wa anakku yg di jkt , mama mau wiskul ke st gondangdia. Ada soto betawi kesukaan aku dan paksu , ada nasi bebek madura kesukaan anakku. Semoga segera bs ke jkt
ReplyDeleteHahahah kemon bun!Jangan sarapan dulu di rumah, kosongkan perut buat wiskul di Gondangdia :D
DeleteBaru sadar kalo di sana banyak banget jajanan yang enak-enak. bisa jadi pilihan wisata baru tempat ini
ReplyDeleteHayuk, mampirin kapan2.
DeleteBaru tahu kalo para pedagang kaki lima di stasiun Gondangdia menerima pembayaran pakai Qris, jadi tak usah bawa uang tunai juga bisa ya mbak.
ReplyDeleteEnak banget dimsum nya, bagi dong.😄
Keren ya! AKu aja ngerasa wow gitu hahaha :D Enak dan murah dimsumnya, mas.
DeleteSeneng bangeet bisa jalin silaturahmi secara nyata dari dunia blog.
ReplyDeleteAyo main-main ke NTT juga. Hihi~
Alhamdulillaah thanks mbak. Aamiin semoga kesampaian main ke NTT.
DeleteKyaaaa Teteeeehhh mau dooonggg pankapan Acha juga dibawa jalan-jalan wiskulan. *eh, apa nih datang-datang ngerengek wkwkwkwk
ReplyDeleteDemi apa aku baru eungeuh kalau di deket Stasiun Gondangdia ada Masjid Cut Meutia. Masa ya selama ini aku lewat-lewat doang. Ya ampooonnn Acha.
Tapi pernah sih, aku saking BM-nya sama Susu Mbok Darmi (kalau di Bogor sini aku jajannya di CCM) sengaja naik dari Stasiun Gondangdia padahal biasanya lewat Cikini. Asik yaaa sekarang jajan di kaki lima sekitaran stasiun tuh mulai banyak yang bisa dibayar pakai QRIS. Jadi nggak riyeut ngitungin kembalian sama sisa dana jajan, tinggal lirik sisa saldonya di e-wallet deh.
Kemooon kak Achaaaaaaa kita jajan2 cantik bareng 😄 Jangan kalap ya hahaha.... Kosongin perut dulu supaya muat nyobain semua 🤣
DeleteDulu tahun 90-an aku pernah job di Jkt. Stasiun Gambir dan Gondangdia sering dijadikan tempat nongkrong. Skrg sdh 15 thn lebih blm pernah nginjak Jkt lagi. Jadi penasaran nih pengen ngerasain Kopi Toko Jawa
ReplyDeleteKapan2 pas ke Jakarta jangan lupa wiskul di sekitar Gondangdia ya mas :D Kiapkan perut kosongnya hahaha :D
DeleteWah ini bisa jadi referensi wisata kulineran selanjutnya 😍
ReplyDeleteSelain siapkan dompet, siapkan perut juga ya mbak hehehe. Nasi bebeknya menggoda banget
Iya donk perut kudu kosong, makan sampai begah, astaghfirullaah hahaha :D
DeleteWaaakkkk menarik sekali, kenalan dari dunia maya eh berujung di dunia nyata. Patut dijadikan contoh ya bu. Huhuh. Andai di Mojokerto ada komunitasnya. Komunitas menulis blog yang aktif maksudku. Soalnya di Mojokerto jarang banget saya menemukannya. Ada 1-2 mereka aktif tapi tidak seaktif kota-kota lain (atau emg saya belum nemu ya) huheheh.
ReplyDeleteAnyway pembayaran QRIS sekarang udah menyebar termasuk kekalangan pedagang-pedagang menengah ke bawah ya.. seneng sekali. Jadi ga perlu bawa uang tunai.
Pedagang kaki lima zaman now udah canggih2 juga lho 😄😄
DeleteWah pas sholat di Masjid ini saya nggak tau kalau di dekatnya ada tempat buat wisata kulineraaaan. abis dari masjid itu saya dan anak-anak langsung ke museum jenderal nasution aja Mbaaa. Trus dari situ kelaperan deh haha
ReplyDeleteHeheheh ternyata kalau pas Jumatan itu makin menjamur pedagang kaki lima di sekitar Masjid Cut Meutia mbak :D
DeleteSt. Gondangdia mmg banyak kuliner disana. sampe bingung milihnya. pancong lumernya enak, saya sudah coba. Oh iya, di masjid cut meutia kalau pagi ada penjual bubur ayam enak dan legend, tp harganya lumayan mehong sih dibanding bubur ayam pada umumnya
ReplyDeleteOh ya? Mau coba ah buryamnya kapan2 😄
DeleteWah masyaAllah seru banget. Silaturahmi sambil kulineran bareng para blogger kece. Kebayang penuhnya perut sampai pulang. Kalo nggak ingat perut, mungkin bakalan pingin cobain lainnya ya, Mbak. Hehe
ReplyDeleteALhamdulillaah, setelah sekian purnama jadi wacana melulu akhirnya telaksana :D
DeletePilihan kulinernya ternyata menarik dan merakyat, harganya juga masih masuk akal. Terima kasih infonya.
ReplyDeleteSip sama2. Yuk!
DeleteWah aku juga baca judulnya jadi keinget lagu Cikini ke Gondangdia, haha. Seru ya mbaaakk kulineran sama bestie plus ajak si sulung juga. Have fun banget, banyak pula jajannya ya, hehe. Dimsum Bundanya bikin ngiler, enak banget murah meriah lagi.
ReplyDeleteIYa, ketagihan kan jadinya jajan2 asyik di sana ... :) Kapan2 mau lagi hahah :D
DeleteBeberapa kali lewat stasiun Gondangdia tapi belum berkesempatan untuk wisata kuliner, wah jadi auto ngiler pengen cobain deh mba, thanks banget nih rekomendasi nya, apalagi bareng temen2 blogger.. wah seru banget mba 🥰, kapan2 niat ah sengaja pengen wisata kuliner juga kesitu
ReplyDeleteSip mbak, pokoknya segala dibeli dan dicoba hahahaha :D Jangan makan dulu dari rumah :)
DeleteSelama baca ini, ngebayangin satu-satu sambil ngiler. Bahagia bener ya Mbak yang rumahnya deket situ. Bisa wiskulan tiap hari. Ni pedagangnya banyak juga yang pada moderen ya Mbak. Bisa bayar pake QRIS. Mana jajanan-jajanannya pada kreatif.
ReplyDeleteHHmmm...nikmat! Hehehehe...orang2 dari mana2 aja bela2in jajan di sana :D Enak2 dan mura banget soalnya. Iya, canggih ya penjual K5 zaman now :D
DeleteMakanan kaki lima yang enaaak dan harganyaa bikin happy~
ReplyDeleteKenapa ya, aku dari Bandung tapi liat batagor asa ngiler jugaa.. Kayanya ayem kalo abis jajan tuh yaa..
Apalagi ramean bareng sahabat blogger.
MashaAllaa~
Ngobrol dari A sampai Z balik ke M, tus ke J.
Hihihi.. Apasii.. intinya, aku mo ikoottt...
Siniiii...pas ke Jakarta urang ulin ke Gondangdia hihihihi... Wareg pisan geura.
DeleteSeru sekali sepertinya bisa berkumpul bareng teman-teman Blogger sembari wisata kuliner, apalagi wiskulnya di sekitar kawasan stasiun Gondangdia, ragam pilihannya banyak banget dan bikin ngiler semua. Ah, jadi pengen ikutaan
ReplyDeleteSeru banget pokoknya, apalagi bareng2 teman sefrekuensi gini makannya terasa nikmat :D
DeleteStasiun Gondangdia .... ini yang dijadiin lagu dangdut dan viral itu kan? Aku terngiang-ngiang lagunya gara-gara jadi iringan musik senam di depan Hamzah Batik Malioboro.
ReplyDeleteBTW dlm foto-foto itu, cuma Mbak Farida yang kupernah kopdaran.
Iya hahahaha :D Oh, ya? Bisa makan sambil joged2 hihihi..
DeleteLagu ini sangat terngiang-ngiang. Tak disangka nemu artikel blog yang berkisah tentang Stasiun Gondangdia. Terkhusus wisata kuliner jajanan kaki lima. Saat lihat foto-fotonya sangat asyik dan seru, rasanya ingin pergi juga ke Gondangdia. Thanks kak untuk artikelnya.
ReplyDeleteMacama :) Hayuk, kapan2 disempetin wiskul di sekitar Stasiun Gondangdia.
DeleteWah seru nih. Kalau mau ke stasiun Gondangdia dan aku dari stasiun Serpong, berarti transit di Tanah abang lalu ambil yang ke arah Kota ya kak?
ReplyDeleteSeru banget. Iya, dari Tanah Abang ke Manggarai nanti setelah Cikini, turun deh di Gondangdia.
DeleteWahh banyak juga jajanan di sekitar stasiun Gondangdia ya, kali kali dari Sudirman mampir ah
ReplyDeleteBuangggeeeeettttt hahah sampe bingung pilih mana dulu.
DeleteMbaaaaa sukses lapeeeer aku 😂😍😍😍. Apalagj liat si bebek Madura 😄🤤🤤. Tapi aku seneng Krn lokasinya Dekeeet 😄👍. Cuma selama ini memang jarang main sih ke Gondangdia. Kayaknya trakhir makan area sana pas mamam mertua masih ada.
ReplyDeleteJadi tahu mau cobain apa setelah baca ini. Yg pasti bebek maduranya, dan dimsum 😄
Yesssss, nasi bebek Madura dan dimsumnya juaraaaaaa menurutku, sesuailah dengan harga dan tempatnya mantul 😃👍
DeleteWkwk bener setelah ngebaca cikini ke gondangdia, langsung baca pake nada. Astagaaa dulu cuma mampir ke cikini doang karena keperluan perjalanan, ga sempet eksplor sih semoga bisa next eksplor wiskul di cikini sampe gondangdia 😌😂
ReplyDeleteKuy, dicobain atu2 hahahaa 😃😃
DeleteWahhh kulinernya juga lumayan banyak dan enak enak yaa, ke stasiun itu juga denger sekali udah otomatis auto nyanyi sih aku.. hhii
ReplyDeleteEnak2, murah2, begaaaaahhh alhamdulillaah hehehe 😍😍👍
DeleteAsyiik banget nih kak bisa wisata kuliner dengan sobat blogger. enak enak semua jajanannya kayaknya, bisa jadi catatan kalau jalan ke stasiun Gondangdia
ReplyDeleteKetagihaaaaaaannn jadinya 😁😁😄😄
DeleteHmm kalau ke sini artinya bakalan siapin budget
ReplyDeleteKalau makanan mah anak-anak saya akan selalu happy
Jadi penasaran mau ke stasiun Gondangdia nih
Semoga akhir Februari bisa mewujudkannya
Murah meriah kok harga makanan di Gondangdia. Paling budget lebih kalau mau take away oleh2 buat keluarga di rumah 😃
DeleteAda sop buntut juga ya. Itu kesukaan saya, hehe... Asyik ya rame-rame. Buat foto-foto juga oke. Saya suka. Makasih banyak ya, Mbak, sharingnya. Semoga sehat selalu. Salam dari Jogja.
ReplyDeleteAda mas hehehe... Kuy lah kapan2 makan enak di Gondangdia 👍😍 Sama2 thanks udah mampir dan baca blogku ya.
Deletevibes stasiun gondangdia-nya keren. nggak terlalu fancy futuristik. ada nuansa warm.
ReplyDeleteMasjidnya tampak dari luar memang masih keliatan bgt khas belanda. Kalu makananya cuma penasaran sama dimsum nya aja.
Paling enak dimsumnya hahaha juga jajanan lain ga kalah nikmat disantap :)
Delete